Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 97 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 97


Arka geram mendengar perkataan Siska mengatai Aqila. Ia berusaha menahan diri, mengepal kuat jemari agar sabar tidak meledak sekarang.

Kini mata pengunjung mengarah pada mereka. Perkataan Siska membuat semua pasang mata menatap rendah pada Aqila.

Aqila muak dengan omong kosong Siska yang hebat bersilat lidah. Ia menatap Siska yang menatap nya penuh kebencian dan merasa menang karena sudah mempermalukan dirinya.

Bahkan berpikir Arka tidak membela dirinya, karena masih memiliki perasaan, namun semua hanya pemikiran yang salah untuk Siska yang besar kepala.

"Benar kah? aku merebut Calon suami Kak Siska?" Kaget Aqila berlagak kaget seakan baru tau.

Siska binggung melihat reaksi Aqila berbeda dari apa yang di bayangkan. Begitu juga dengan Arka, menatap wajah Aqila kaget. Ia tidak tau apa yang di pikirkan Aqila hingga seperti ini, kenapa kaget nya seolah tidak tau semua ini.

Pikiran terus berputar mencari tau apa yang di pikirkan Aqila.

"Apa yang ada di benak nya? kenapa aku tidak bisa menebaknya?" Batin Arka penasaran apa yang akan di lakukan Aqila selanjutnya.

Wajah Aqila terlihat santai, hal tersebut membuat Arka tidak lepas memandang nya.

"Ya, lihat lah Arka tidak membela mu, mau tau kenapa? semua karena Arka masih mencintai ku." Pede Siska bangga menatap Arka dan berjalan maju bergelayut manja di lengan Arka.

Arka yang sejak tadi sudah menahan amarahnya, tidak bisa menahan lagi hingga meledak. Ia mendorong kuat Siska hingga terjatuh.

"Dasar wanita gila! apa kau sadar dengan ucapan mu. Mencintai mu dulu adalah suatu penyesalan yang pernah saya lakukan. Bahkan hingga sekarang saya masih mengutuk diri saya, kenapa bisa mencintai wanita gila seperti kau." Maki Arka muak dengan drama rendahan Siska.

Aqila melihat perlakuan Arka pada Siska merasa kasihan, dirinya juga pernah berada di posisi seperti itu. Sakit? sudah jelas sangat sakit tanpa di tanya.

"Kau mengatai Qila merebut ku? apa kau sadar dengan perkataan mu itu?"

"Aku sadar dan sangat sadar! Qila wanita rendahan yang tega merebut calon kakak iparnya. Qila wanita tidak tau diri, apa yang kamu banggakan dari nya Ar? dia tidak lebih rendahan dari wanita di luar sana!"

Mendengar penghinaan Siska lancang, Arka turun mendekati Siska mencengkram kuat dagu nya.

"Kau wanita jal*ng, kau yang kabur dari pernikahan demi pria simpanan mu, sekarang malah menyalahkan Qila. Sungguh wanita licik!" Arka mencengkram lebih kuat hingga Siska meringis kesakitan.

"Auwh, sakit Ar, kenapa kau begitu tega sama aku? mana cinta mu padaku Ar?" Tatap Siska dengan wajah sedih berharap Arka akan kasihan, namun semua salah, Arka semakin jijik.

Kini keberadaan mereka menjadi pusat perhatian, semua berbisik-bisik membicarakan betapa murahan nya Siska.

Siska begitu malu dengan situasi seperti ini, awalnya ingin memalukan Aqila, kini berbalik padanya.

Aqila yang tidak tega melihat Siska kesakitan, meminta Arka untuk melepaskan. Namun di tolak kuat oleh nya.

"By, lepaskan kasihan Kak Siska." Pinta Aqila.

"Tidak, kenapa kamu membela nya, setelah apa yang di perbuatan oleh nya. Wanita ini tidak pantas di bela, bahkan semua ini tidak ada apa-apa nya." Bantah Arka.

"By, sekarang kita sedang di perhatikan, bagaimana kalau ada yang merekam, masalah ini bisa sampai di telinga Kakak." Jelasnya memandang Arka. Perkataan Aqila ada benarnya, bagaimana jika sampai itu terjadi bisa jadi runyam masalahnya.

Arka melepas cengkraman dengan kuat, sebelum meninggalkan nya, ia memberi peringatan."Jangan sekali kau berpikir untuk mengusik keluarga kecil ku, atau mencelakai Qila. Atau kau akan terima sendiri resiko nya." Menatap lekat memperingati Siska yang terduduk akibat dorongan kuat Arka.

Siska memandang kepergian Arka dan Aqila berjalan meninggalkan nya dengan pasang mata pengunjung menatap rendah dirinya.

Ada kebencian mendalam Siska dengan semua yang menimpa nya hari ini." Hari ini kau bisa menang Qila, dan kau Ar, harus membalas apa yang sudah kau lakukan hari ini padaku. Aku tidak akan mengejar cinta mu lagi. Tujuan ku sekarang membalas kalian seperti apa yang kalian berdua lakukan padaku." Janji Siska serius dan yakin, terpancar dari kedua bola mata merah karena amarah besar pada mereka.

Perlakuan mereka memalukan nya membuat dirinya membenci Arka. Dan ingin membalas lebih dalam, tidak akan ada kebahagiaan dalam rumah tangga.

Siska bangkit dan berjalan pergi tanpa memperdulikan tatapan rendah mereka padanya.

"Kamu kenapa diam dengan hinaan Siska tadi?" Tanya Arka, saat ini mereka sudah berada di mobil.

"Aku sengaja dan lihat semua rencana ku berjalan lancar." Senyum Aqila yang masih belum di mengerti Arka dengan perkataan nya.

"Maksud kamu gimana sayang? aku gak paham?" Tanya Arka yang benar tidak mengerti.

"Kamu ingat saat tadi aku bilang kamu diam, jangan berkata apapun, kecuali perkataan Kak Siska sudah melewati batas baru kamu bicara?" Tanya Aqila menatap Arka yang fokus menyetir sesekali menoleh pada nya.

"Iya, aku paham. Apa kaitan nya dengan kamu menyuruh ku diam dengan kamu?" Arka masih saja belum konek.

"Jadi gini maksud aku By. Aku yakin Kak Siska bakal kaget kedatangan ku sama kamu, dan dia pasti akan mencari celah mempermalukan ku. Aku menyuruh mu diam, agar dia merasa setiap dia mengatai ku, kamu gak bela karena masih cinta, tapi semua pikiran nya salah. Aku yakin dia akan cari celah untuk berdekatan dengan mu dan ternyata semua itu sudah terbukti. Dan selanjutnya kamu bisa pikir sendiri kan By? masa harus aku juga menjelaskan." Jelas Aqila, di angguk paham Arka.

Arka tidak menyangkah Aqila dapat berpikir panjang sejauh ini? ia saja tidak sampai kepikiran ke arah situ. Tapi Aqila dengan mudah menganalisis semua yang akan terjadi.

Arka tersenyum menoleh Aqila, ternyata istri nya ini semakin cerdas setelah balik dari Amerika.

"Sayang pemikiran kamu dua kali dari aku. Bagaimana bisa kamu berpikir seperti itu?"

"By, jangan lupa, aku dari kecil hingga besar tinggal bersama nya, jadi secara gak langsung aku tau apa yang ada di otak nya."

"Bukannya kalian berdua tidak dekat? bagaimana bisa mengetahui jika tidak pernah dekat?" Binggung Arka dengan ucapan Aqila.

"Kamu benar By, aku tidak dekat sama Kak Siska, tapi bukan berarti tidak dekat aku tidak tau, karena aku dari kecil suka memperhatikan Kak Siska tanpa di sadari. Saat itu aku sangat ingin dekat dengan Kak Siska, namun dia selalu menolak berdekatan dengan ku, hingga aku diam-diam memperhatikan apa yang tidak dan di sukai Kak Siska." Jelas Aqila mengingat masa lalu nya.

"Apa kamu di perlakuan tidak adil selama berada di sana?"

"Tidak, Papa dan Mama hanya ingin aku menjadi wanita mandiri, jadi memperlakukan ku sedikit keras." Jawab Aqila binggung harus menilai perlakuan mereka padanya tidak adil atau gimana? tapi ia bersyukur karena perlakuan mereka membuat dia menjadi wanita kuat menjalani kehidupan yang begitu keras padanya.

Aqila berpikir jika dulu mereka tidak memperlakukan dirinya seperti itu, tidak mungkin sekarang dia menjadi seperti ini.

Ingatan nya kembali mengingat masa lalu betapa keras hidup memperlakukan nya. Namun kini semua telah terbalas dengan kebahagiaan.

"Apa kamu yakin?" Ragu Arka dengan jawaban Aqila seperti berbohong.

"Iya By."………(Bersambung  Bab 98 )

Posting Komentar untuk "Bab 97 Pernikahan Di Atas Kertas "