Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 95 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 95

Bab 95 Pernikahan Di Atas Kertas 

Kini semua telah berkumpul di meja makan menikmati hidangan makan siang, kedua keluarga diam tak berkata. Setelah selesai mereka kembali duduk di ruang keluarga.

Farel sejak tadi terus menatap bergantian pada Arka dan Aqila. Aqila menyadari hal tersebut binggung kenapa dengan kakak nya ini.

"Kakak kenapa?" Tanya Aqila penasaran sejak tadi merasa risih dengan pandangan tidak lepas dari Farel.

"Tidak." Farel menggeleng kepala.

"Terus kenapa kakak terus menatap Qila? Qila risih tau mending kakak tatap Kabin jangan Qila!" Saran Aqila merasa aneh seperti ada sesuatu yang membuat Farel terus menatap nya, tapi dirinya tidak tau apa sesuatu itu.

Aqila duduk bersebelahan dengan Arka sesuai arahan nya. Dia lagi malas berdebat hanya karena cemburu buta kepada kakak sendiri.

Memilih diam lebih aman, dirinya masih kurang ngerti kenapa cemburu Arka berlebihan pada Farel.

Terus berbincang tanpa sadar waktu ikut berjalan dengan topik terus berganti. Kini keluarga Adijaya pamit pulang.

"Princess jaga dirimu baik-baik, cepat beri Mommy kabar baik nya." Senyum nya, lalu memeluk sayang Aqila.

"Iya Mom." Peluk balik Aqila.

"Jaga dirimu, ada sesuatu cepat kabarin Daddy, Oke." Peluk sayang pada putri kesayangan nya.

"Iya, Daddy juga jaga kesehatan, jaga Mommy dan juga kedua kakak jomblo Qila ini." Senyum Ejek Qila kepada kedua kakak nya.

"Kita jomblo karena sayang sama Qila, kita tidak ingin ada wanita lain menggantikan kamu di posisi kita." Kata Farel.

"Masa sih gitu?" Goda Aqila tidak percaya.

"Ya sudah gapapa. Lusa Qila ke kantor ada hal yang ingin kakak bahas."

"Bahas apa? kenapa gak kesini saja?" Penasaran Aqila dan Farel terlihat tidak peduli dengan penasaran Aqila.

Biarkan saja penasaran, sekali-kali kerjain adiknya sebagai balasan sudah berani tipu, katanya ingin memanggil Arka tau nya lagi anu.

"Datang saja!" Singkat Farel.

"Jaga diri Qila baik-baik ya, kalau ada sesuatu cepat hubungi, kakak akan selalu ada kapanpun Qila butuh kan." Pesan Bian membelai rambut Aqila.

"Iya, kakak juga jaga diri. Jangan fokus sama kerjaan, Qila ingin punya kakak ipar." Senyum Qila dan langsung mendapat cubitan tepat di hidung mancung nya. Siapa lagi pelaku nya jika bukan Bian gemas sama perkataan Aqila asal.

"Ish apaan sih Kabin, sakit tau gimana kalau hidung Qila jadi pesek nanti gak cantik lagi." Cemberut Aqila mengelus hidung nya.

"Kata siapa kalau pesek gak cantik lagi?" Tanya Bian langsung menatap Arka. Arka yang tatap seperti itu menggeleng kepala.

"Qila akan selalu cantik, bahkan kecantikan tak ada yang tandingin." Ucap Arka menarik Aqila ke dalam dekapannya.

***

Siska kini sedang bersiap menuju cafe tempat janjian mereka.

Tidak lupa dia mengirim ulang pesan pada Aqila.

Siska memandang wajah di cermin dan tersenyum. Entah apa yang di pikirkan hingga tersenyum lebar seperti itu.

Setelah selesai bersiap, dia langsung berangkat.

"Pa, Ma, Siska berangkat dulu mau ngumpul sama teman." Bohong Siska menyalim punggung tangan kedua orang nya.

"Hati-hati di jalan." Pesan kedua kompak pada Siska.

"Iya." Balas Siska berjalan keluar.

Aqila yang baru selesai mengemas barang untuk pindahan besok segera bangkit mendengar notif pesan masuk.

Melihat nama pengirim notif tersebut adalah Siska. Aqila hampir saja lupa janji mereka.

Aqila bangkit menyusun rapi koper yang akan di bawa besok, setelah itu keluar menuju ruang kerja menemui Arka.

Tok... Tok... Tok...

Aqila membuka pintu dan memasukkan kepala nya pada pintu yang di buka kecil olehnya sendiri.

"Kenapa seperti itu, ayo masuk." Ucap Arka melihat tingkah Aqila.

"Apa aku mengganggu waktu mu?" Tanya Aqila melihat dokumen berserakan di meja Arka.

"Sedikit. Emang kenapa? apa kamu ingin membantu suami mu yang tampan ini?" Narsis Arka, bangun meletak kan dagu pada bahu Aqila dengan manja.

"Nanti aku bakal bantu, tapi aku izin keluar sebentar ya, aku ada janji sama teman bentar, gak lama kok." Bohong Aqila.

Pikirnya lebih baik tidak kasih tau dari pada tidak di izinkan, biarkan masalah ini sesama wanita saja, dia masih bisa atasi masalah Siska.

"Pergi kemana? teman cewe apa cowo?" Melempar pertanyaan bertubi dengan tatapan lekat pada Aqila.

"Temen cewe By, di cafe dekat mall. Boleh kan?" Tanya Aqila memandang Arka yang sedang berpikir.

"Boleh, tapi tidak lama hanya 2 jam." Kata Arka dan di angguk setuju Aqila.

"Iya, cuman 2 jam." Ucap Aqila. Langsung bergegas kembali ke kamar untuk siap.

Arka memandang kepergian Aqila, mendadak teringat sesuatu, dia sempat melihat notifikasi pagi tadi, jika tidak salah tertera nama kak Siska pada ponsel Aqila, jika pesan tersebut benar dari Siska kakak angkat Aqila maka keselamatan Aqila kini sedang terancam.

Arka bangkit menuju kamar menghampiri Aqila.

"Sayang." Panggil Arka melihat Aqila sedang bersiap.

"Iya By ada apa?" Sahut Aqila sedang menancapkan lipstik di bibir nya.

"Teman cewe siapa yang ingin kamu temui?" Selidik Arka, mendadak membuat tarikan lipstik Aqila berantakan karena kaget pertanyaan dadakan nya.

"Ada temanku By, dia dari teman kantor dulu aku kerja." Bohong Aqila, membersihkan lipstik berlepotan di wajahnya.

"Nama nya siapa?" Tanya Arka sudah seperti polisi menginterogasi tahanan.

Aqila merasa aneh kenapa mendadak Arka seperti ini. Apa dia curiga, tapi bagaimana bisa? Aqila bukan tidak ingin memberitahu Arka. Dia hanya ingin menyelesaikan sendiri.

Diam nya Aqila membuat keyakinan Arka semakin besar jika wanita yang dimaksud Aqila temui adalah Siska bukan teman kantor.

"Qila bukannya kamu yang bilang untuk terbuka satu sama lain, kenapa mendadak kamu sendiri yang mengingkari ini." Ucap Arka mengingat kata yang pernah Aqila ucapkan padanya.

Aqila terdiam mendengar perkataan Arka benar, dirinya yang bilang saat itu untuk terbuka, jangan ada yang di tutupi seberat apapun itu meski sekali pun menyakitkan.

Namun sekarang dirinya sendiri yang ingkar dan melanggar dengan perkataan nya.

"Maaf." Ucap Aqila berdiri memandang Arka.

"Kenapa kamu berbohong Qila, kenapa kamu ingin menemui wanita gila itu? dia sangat berbahaya, bagaimana jika dia mencelakai mu?" Kecewa Arka, kenapa Aqila bisa menutupi ini.

"Maaf, bukan nya aku ingin melanggar perkataan ku, tapi aku tidak ingin ada yang ikut campur, aku ingin menyelesaikan ini sendiri tanpa campur tangan kamu By." Jelas Aqila.

"Bagaimana bisa kamu berpikir seperti itu Qila? Siska bukan wanita sembarangan, dia bisa melakukan apa saja demi mencapai apa yang di inginkan. Dia wanita yang nekat." Ucap Arka sedikit menaiki nada bicara nya. Namun hal tersebut tidak membuat Aqila kaget karena ini bukan lah yang pertama.

"Maaf, membuat mu khawatir, tapi percayalah by, semua akan baik saja." Kata Aqila

"Kamu tau aku khawatir, kenapa masih keras kepala tetap pergi, jika seperti ini aku akan ikut. Silakan bantah, tapi jangan harap untuk dapat izin." Serius Arka menatap lekat Aqila tidak ada pilihan lain, selain menyetujui.

"Baiklah." Pasrah Aqila pada Arka yang ingin ikut, daripada pertemuan nya dengan Siska gagal………(Bersambung  Bab 96 )

Posting Komentar untuk "Bab 95 Pernikahan Di Atas Kertas "