Bab 269 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 269
![]() |
"Apa!" pekik Tiara yang kaget.
"Ini becanda kan? gak mungkin serius. Vian kakak senang
kamu ingin menikah dengan adik kakak tini, tapi gak bagus hal beginian di buat
candaan. Pernikahan adalah kata yang serius, jadi kakak harap jangan di ulang
lagi becanda kayak gini," nasehat Tiara yang tidak menganggap serius
perkataan vian barusan.
"Tidak kak, saya serius. Pernikahan saya dan tini sudah
di urus oleh keluarga besar saya di Negara X, dan sekarang saya hanya ingin
minta restu," serius Vian menyakinkan Tiara dan juga suami nya yang
memberi tatapan tidak percaya mendengar perkataan nya.
"Yang di katakan Vian benar kak, semua bukan candaan,
kakak sendiri yang bilang sama ku kan, segera menikah dan sekarang vian ingin
melakukan itu, apa kakak merestui pernikahan kita?" tambah Tini menatap
lekat tiara kakak nya.
"Jadi semua ini bukan candaan? kalian serius ingin
menikah minggu depan di Negara X?" tanya Tiara yang kini sudah percaya.
"Iya Kak, selain mengatakan hal ini saya juga ingin
minta izin tini tetap di apartment bersama saya, maaf bukan bermaksud lancang
atau sesuatu yang buruk, itu pun jika kakak berkenan mengizinkan," ucap
Vian penuh hati-hati dalam menyampaikan keinginan nya.
Tiara tertegun perkataan vian membuat nya tak tau harus
berbicara apa. Ya, tiara akui pria di samping tini memiliki keberanian dan
kepercayaan yang besar hingga tanpa ragu mengatakan apa yang di inginkan.
Dan tiara hargai itu, pria seperti vian memang layak untuk
menjadi suami tini.
Melihat ekspresi kakak nya yang aneh membuat tini khawatir,
wanita itu tak henti berdoa dalam batin agar semua baik-baik saja.
"Vian, sudah ku peringatkan untuk pikir-pikir dulu
kalau ingin bicara lihat sekarang ekspresi kakak membingungkan entah apa yang
akan di katakan, belum juga mendapat jawaban pertama sudah kasih satu
permintaan baru lagi," monolog Tini sangat kesal dengan kekasih nya tidak
sabaran.
"Apa kamu bisa menjamin tidak lepas kendali jika
berduaan saja?" tanya Farel ragu dia saja dulu selalu saja tergoda jika
berduaan bersama tiara.
"Ya, saya jamin saya bisa mengendalikan diri,"
jawab Vian yakin.
"Honey bagaimana apa kamu percaya dengan nya?"
tanya Farel meminta pendapat tiara.
"Entah lah Mas aku ragu, dulu kamu selalu lepas
kendali, apa dia tidak akan sama seperti mu?" jawab Tiara pelan agar tidak
terdengar kedua orang tersebut.
"Honey beda pria beda sifat jangan kamu samakan semua
pria itu selalu lepas kendali, contoh nya saja kamu lihat bian? dia tidak kan?
percaya saja tini bisa jaga diri buktinya selama kuliah di LN dia baik-baik
saja pulang dengan keadaan utuh tanpa kekurangan atau lebih di tubuh nya."
"Kamu benar Mas, baiklah aku akan coba percaya."
Tini dan vian saling tatap ragu jika kedua orang yang
berbicara bisik-bisik tersebut menyetujui.
Tiara menarik nafas panjang dan menghembus pelan sebelum
mengatakan jawaban nya.
"Kakak setuju, semua itu karena kakak percaya kamu bisa
jaga diri dengan baik seperti saat berada di LN," kata Tiara mengiyakan
permintaan vian.
"Terimakasih kak, oiya kak sa-"
"Apa masih ada lagi yang ingin kamu minta?" tanya
Farel cepat memotong perkataan vian.
Sejak tadi ada saja permintaan yang di minta vian, dari
ingin segera menikah minggu depan, tinggal bersama dan sekarang masih lagi,
sungguh pria di depan nya sangat berani.
"Tidak," jawab Vian singkat.
"Lalu apa yang ingin kamu katakan lagi, jika bukan
ingin meminta sesuatu?"
"Makanya jangan di potong dulu kak biar gak
berprasangka buruk."
"Tidak bisa, sejak tadi ada saja permintaan aneh mu,
bukan berarti kita iya kan semua kamu bisa minta lagi dan lagi, nih siap-siap
kena tangan," ancam Farel sambil menunjukkan tangan yang siap melayang
kapan saja.
Namun ancaman farel sama sekali tak membuat pria itu takut.
"Ya tidak, saya hanya ingin mengatakan keberangkatan ke
Negara X apa itu sebuah permintaan? jelas tidak, emang kak tiara kakak kandung
tini tidak ingin menghadiri acara pernikahan nya?" ujar Vian.
"Tentu kita akan datang hadir, emang nya kapan
keberangkatan ke Negara X?" tanya Tiara.
"Sabtu pagi kak, karena minggu akan di langsungkan
pernikahan nya," jawab Vian.
"Apa saya bisa memborong keluarga besar kami untuk
menghadiri acara pernikahan mu?" tanya Farel yang berniat membawa orang
tua nya dan adik-adik nya jika mereka ingin.
Bukan tanpa alasan farel ingin membawa, mengingat tiara tak
memiliki keluar dan hanya berdua hidup bersama tini membuat nya tak tega di
acara besar pernikahan adik dari istri nya tak ada keluarga yang mendampingi.
"Silakan boleh saja, saya tak keberatan, oiya kalau
bisa ajak kak qila juga," ucap Vian yang penasaran seperti apa aqila.
Mendengar cerita tini entah kenapa membuat nya ingin bertemu
dengan wanita yang mampu membuat hati kekasih nya iri dengan kebahagian yang di
miliki, dia yakin wanita itu pasti cantik dan baik, jika tidak, tidak mungkin
di sayang banyak orang.
"Kenapa? jangan berani macam-macan sama adik saya atau
kepala mu saya penggal saat ini," ancam Farel dengan tatapan membunuh
tidak suka nama adik nya di bawah.
"Jangan khawatir kak, saya tidak ada niat jahat sama
sekali saya hanya ingin bertemu adik kakak, seperti nya dia wanita yang baik
hingga kekasih cantik saya memuji adik kakak yang bernama aqila itu,"
terang Vian jujur.
"Hmmm, yang kamu bilang itu benar adik saya aqila
memang wanita yang baik dan juga cantik. Oke, saya akan mengajak nya ke acara
pernikahan mu nanti."
"Terimakasih Kak."
"Sama-sama."
Setelah mengatakan apa yang ingin di katakan, mereka ngobrol
santai, farel bertanya-tanya tentang kerjaan vian.
Kedua saling bertanya satu sama lain mengenai kerjaan. Tiara
dan tini merasa bosan mendengar pasangan masing-masing membahas kerjaan memilih
pergi meninggalkan kedua orang tersebut.
"Dek, ikut kakak biarkan saja mereka ngobrol, kita
masak saja," ajak Tiara bosan mendengar obrolan mereka.
"Iya kak aku setuju itu ide yang bagus, mereka tidak
akan mempedulikan kita lagi kalau sudah berbicara mengenai kerjaan,"
tambah Tini setuju karena sangat mengenal kekasih nya jika sudah masalah
kerjaan serius nya tidak yang bisa kalahin.
"Yuk. Mas, Vian, kita ke dapur dulu mau masak makan
siang, kalian lanjut kan saja ngobrol nya," ujar Tiara.
"Iya honey," sahut Farel.
"Van, aku ke belakang dulu, ingat jangan asal bicara
atau kakak ipar akan berubah pikiran, menghasut kakak ku dan pernikahan kita
yang sudah kamu siapkan menjadi gatot," bisik Tini memperingati Vian agar
tidak berulah.
"Baby," panggil Vian binggung kekasih nya itu
selalu ragu dengan nya dan beranggapan apa yang keluar dari mulut nya adalah
bom………(Bersambung Bab 270)
Posting Komentar untuk "Bab 269 Pernikahan Di Atas Kertas "