Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 266 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 266


Setelah selesei makan bian mengajak aqila bicara, dewi sejak tadi terus mendesak untuk secepat nya.

"Ada apa kak?" tanya Aqila menatap bian aneh.

"Ada yang ingin kakak bicarakan sama kamu, mungkin dengan ini dewi tidak terus kepikiran dengan kehamilan nya," kata Bian yang mana bukan membuat aqila mengerti tapi sebalik nya.

"Maksud kakak apa? aku gak paham."

"Jadi begini dek," ucap Bian mulai menceritakan semua dari awal hingga akhir yang meminta nya menikah dengan tini adik tiara jika dia tiada setelah melahirkan nanti.

Wajah aqila terlihat kaget setelah mendengar semua cerita bian mengenai dewi sahabat sekaligus kakak ipar nya.

"Astagfirullah, kenapa kakak baru cerita sekarang?" tanya Aqila sedih dengan apa yang menimpa dewi.

"Kakak minta soal itu, kakak hanya tidak ingin kamu cemas karena saat itu kamu belum pulih benar."

"Oke, aku terima alasan kakak, aku pun tidak masalah jika kakak dan dewi ingin tinggal bersama kami, aku yakin kakek malah akan senang," kata Aqila tidak keberatan dengan senang hati menerima.

"Terimakasih dek, kamu adik terbaik kakak yang selalu mengerti. Oiya satu hal lagi yang ingin kakak katakan padamu."

"Apakah?" tanya Aqila tak kalah serius menatap balik bian.

"Jangan sepenuh nya percaya sama siska, kakak ragu jika wanita ular itu benar sudah berubah," jawab Bian memperingati aqila untuk selalu hati-hati.

"Kenapa kakak bisa berkata seperti itu? aku yakin kak siska benar-benar sudah berubah. Ya, aku akui sifat kak siska memang sedikit ketus pada semua itu hanya karena dia melihat tatapan tidak suka penuh curiga yang kalian berikan pada nya."

"Terserah kamu percaya atau tidak, tapi filing kakak mengatakan wanita ular itu belum berubah, dan kakak sendiri yang akan mengawasi nya," yakin Bian dengan filing nya.

"Hmmm, sekarang kita balik saja, aku tidak ingin berdebat masalah ini," putus Aqila tidak ingin ribut.

Di dalam mobil aqila terus terdiam memikirkan perkataan sang kakak nya mengenai dewi.

"Kasihan kamu Wi pasti berat menerima semua ini tapi aku yakin kamu bisa melewati ini, kamu perempuan yang kuat, aku akan selalu berdoa yang terbaik untuk mu dan juga bayi dalam kandungan mu," monolog Aqila sedih.

Aqila tidak bisa membayangkan bagaimana jika berada di posisi dewi sekarang.

Arka melihat sang istri sejak kembali dengan bian tidak banyak bicara menjadi penasaran sebenarnya apa yang di bicarakan mereka.

Pria itu ingin sekali bertanya, tapi tidak jadi karena di sini ada wanita ular yang selalu membuat arka hati-hati dalam berkata.

Sedangkan di sisi lain dewi sangat bahagia sebentar lagi dia akan pindah. Kabar dari sang suami jika aqila menyetujui membuat nya kegirangan tak henti menunjukkan senyuman manis yang di punya.

"Kamu bahagia?" tanya Bian menoleh pada dewi.

"Ya, aku sangat bahagia, terimakasih Yan kamu memang suami terbaik yang bisa aku andalkan," jawab Dewi bahagia.

"Bersiap lah ular betina aku akan membuat mu menyesal telah kembali hadir di kehidupan aqila. Sayang kita sama-sama berjuang untuk aunty qila, jangan biarkan penjahat lebih unggul dari kita orang baik, Mama akan mengajari kamu menjadi orang pemberani memberantas semua yang jahat meski itu harus dengan cara jahat juga," monolog Dewi mengajak anak dalam kandungan nya berbicara.

Tak lama kemudian, dewi dan bian tiba di mansion nya.

Kedua segera masuk.

Tiba di kamar dewi langsung mengeluarkan koper dan mengemas barang-barang nya satu persatu.

Begitu pun dengan bian yang mengemas barang nya.

"Wi, apa kamu sudah tau tentang kekasih tini yang datang semalam?" tanya Bian yang kepikiran mengenai kejadian tadi malam dia di tinju begitu saja.

"Kekasih? jadi semalam itu pas aku tinggalkan kalian berdua kekasih tini datang? apa pria itu bule? tampan siapa kamu dengan nya? tentu kamu kan Yan, gak ada yang bisa kalahin ketampanan suami ku ini," ucap Dewi kaget tapi langsung menepis jika pria tini itu jelek.

"Dewi aku serius tidak sedang becanda," kata Bian dengan wajah serius.

"Baiklah aku serius sekarang, emang nya kenapa kalau kekasih nya itu datang?" tanya Dewi dengan wajah tak kalah serius dari bian.

"Apa kamu tidak ingin membatalkan? kasihan tini dan kekasih nya jika harus terpisah hanya karena keinginan mu, coba kamu pikirkan bagaimana jika kamu yang berada di posisi tini sudah memiliki seseorang yang di cintai lalu di pisahkan karena keinginan yang tidak ada hubungan dengan mereka," terang Bian menjelaskan untuk dewi pahami agar tidak terus memaksa karena mereka juga memiliki keinginan sendiri.

Dewi terdiam, menimbang-nimbang perkataan bian sebenarnya benar, tidak seharusnya dia memaksa kehendaknya pada seseorang.

Dia juga tak ingin menghancurkan kebahagian orang yang mungkin saat ini sudah merencanakan ke jenjang serius, tapi malah gagal karena keinginan nya ini.

"Kamu benar Yan, aku tidak boleh egois karena ketakutan ku ini. Baiklah sekarang aku tidak akan memaksa mu lagi, tapi jika suatu saat nanti aku tidak selamat jangan berlarut dalam kesedihan cepat cari kebahagian mu, aku akan selalu di sisi mu meski tak tampak nanti," kata Dewi.

"Jangan bicara seperti itu Wi, kamu harus yakin bisa sembuh. Aku sudah bicarakan ini pada aqila dia akan membantu kita mencari dokter terbaik yang bisa menangani kamu saat melahirkan nanti. Kamu tidak lupa kan, apa yang pernah di alami aqila sebelum nya dan kakek adrian tentu mengenal banyak dokter terbaik di berbagai negara. Dan itu tentu bisa menyelamatkan kamu dan juga anak kita," ucap Bian menyakinkan dewi jika semua akan baik-baik saja.

"Kamu serius Yan? aku bisa selamat?" tanya Dewi masih ragu.

"Jika kamu tidak percaya bicarakan saja dengan aqila."

"Baiklah aku akan bicarakan dengan nya semoga saja yang kamu katakan itu benar."

"Amin, kita sama-sama berdoa."

Kedua nya pun kembali melanjutkan beres- beres.

Dua jam kemudian....

Bian dan dewi sudah berada di mobil dalam perjalanan menuju mansion aqila.

Dalam perjalanan bian menceritakan kejadian yang di mana di mendapat tonjokan dari kekasih tini.

"Hahahaha ... hahahahha ... parah juga ya kekasih tini itu, bucin nya kalahin suami qila pak arka, gimana kalau mereka di pertemukan pasti asyik tu Yan," ujar Dewi sambil membayangkan bagaimana jika di pertemukan mana yang akan memiliki tingkah posesif berlebihan.

"Ide bagus tuh, tapi menurut ku ya masih posesif arka, gak lihat apa tadi saat aku ajak bicara qila, reaksi nya gimana?" ucap Bian masih mengingat tadi saat mengajak aqila bicara, arka memaksa ingin ikut juga.

Entah itu faktor cemburu atau penasaran ingin tau apa yang akan di bicara mereka, bian sendiri tidak tau………(Bersambung  Bab 267)

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 266 Pernikahan Di Atas Kertas "