Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 265 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 265


Setelah bersih-bersih tini beranjak keluar dari kamar menuju dapur.

Di meja makan sudah ada vian yang duduk di meja makan dengan wajah di tengkuk seperti kenebo kering.

Tini berjalan mendekat dan duduk di samping kursi vian.

"Kamu kenapa Van? kok wajah nya di tengkuk? masih marah dengan kejadian tadi? maaf, habis nya kamu kalau gak gitu pasti akan melakukan lebih, dan aku tentu tidak akan membiarkan hal itu sampai terjadi," ujar Tini sedikit merasa bersalah tapi saat itu tak ada pilihan lain yang harus di lakukan.

"Baby, kamu tega aku bisa masuk itu karena kamu lupa kunci pintu, lagian aku masuk ke kamar cuman mau bangunin kamu gak lebih, tapi kamu nya susah di bangunin malah mancing aku," jelas Vian tidak merasa bersalah karena ini salah tini yang lebih dulu menggoda nya.

"Mancing? maksud nya mancing gimana? aku gak ingat apapun, saat itu aku dalam keadaan tidak sadar, kamu kadang aneh deh Van mana bisa orang tidur mancing? kamu pikir aku wanita penggoda gitu yang suka mancing pria?" tanya Tini tidak habis pikir dengan cara pikir pria di samping nya ini.

"Baby, aku serius gak bohong karena kamu gak sadar makanya gak tau tau apa yang telah kamu perbuat padaku. Tapi sudah lah aku gak mau bahas itu lagi, aku ingin makan," Vian mengakhiri perdebatan mereka karena dia sudah sangat lapar sejak tadi.

"Hmmm, aku masak sekarang."

Tini bangkit dari kursi nya dan segera memasak.

Vian lebih memilih duduk di kursi karena dia malas mendekati tini nanti burung nya benar-benar habis di potong tini seperti ancaman tadi di kamar.

Pria itu duduk sambil memainkan ponsel di genggaman nya. Dia harus mengerjakan kerjaan menggunakan ponsel, karena jarak yang tidak memungkinkan nya untuk berada di tempat sekarang.

"Van, saparan habis kita ke langsung pergi ya aku gak mau buat kak tiara cemas," ujar Tini di sela masak masih memikirkan untuk mendatangi kakak nya.

"Iya," jawab Vian singkat.

Tini seketika berbalik menoleh vian si pria yang menjawab ajakan nya dengan singkat.

Dan ternyata penyebab singkat nya jawaban pria itu karena ponsel, pantas gak mau ngomong panjang lebar.

...****************...

Sedangkan di sisi lain, siska sedang bersih-bersih karena mereka sebentar lagi akan meninggalkan hotel.

Siska keluar dan berkumpul bersama keluarga besar aqila, dia tidak peduli dengan tatapan tidak suka semua pada nya.

Di pikir dia tak ada masalah sama mereka yang menatap penuh curiga dengan nya.

"Jangan terlalu di tatap nanti naksir, gak kasihan sama istri baru juga nikah udah mendapat gelar janda," ujar Siska santai.

"Cih, dari segi mana pun istri saya masih kemana-mana dari pada kamu perempuan ular. Binggung saya kenapa qila bisa percaya pada perempuan yang sudah berkali-kali jahat padanya, jadi saya posisi qila kamu sudah saya lempar di kandang buaya jadi santapan buaya biar tau rasa," balas Farel dengan tatapan tidak suka dengan apa yang di katakan siska.

Farel berpikir jika seandainya di dunia hanya tersisa satu wanita, dia akan lebih memilih lajang seumur hidup dari pada harus bersama wanita ular.

"Kayak saya mau saja dengan mu, selera saya juga gak seburuk itu memilih kamu untuk mengantikan posisi mantan suami tercinta," Siska tak kalah tajam membalas perkataan farel.

Farel ingin membalas perkataan siska yang menurut nya adalah ejekan secara tak langsung dan itu tidak di sukai farel.

Namun Tiara menghalangi suami nya itu, dia tidak ingin ada keributan di pagi hari.

"Sudah Mas tidak usah di ladeni lagi, apa yang di katakan juga gak penting semakin kamu ladeni kamu juga yang akan makin kesal," ucap Tiara.

"Kamu benar honey perempuan seperti nya hanya mencari teman ngobrol, kan di sini tidak ada yang mau bicara sama ular tepat nya tidak ada yang sudih, takut di patok ular nya berbisa," sindir Farel yang membenarkan perkataan istri cantik nya.

"Nih orang maksud nya apa? dia pikir aku takut perang dengan nya? jangan salah aku tidak pernah takut sama siapa pun," monolog Siska menatap kedua orang yang benar-benar membuat nya muak.

"Aunty," teriak Arin berlari dan memeluk siska.

"Eh, ponakan cantik aunty udah datang," ucap lembut Siska.

Seketika Farel, Tiara, Bian dan Dewi terkejut melongo tidak percaya perubahan drastis yang di tunjukkan Siska.

Baru saja perempuan ular itu bicara dengan nada tidak bersahabat dengan mereka, tapi dalam hitungan detik berubah.

Benar-benar ular berbisa itu lah di pikir kan mereka mengenai siska yang sangat cepat berubah.

Farel dan bian kini menjadi khawatir dengan keselamatan aqila tinggal satu atap dengan wanita ular.

"Wanita ini sungguh licik pandai menyembunyikan eskpresi dalam hitungan detik, aku khawatir dia memiliki rencana di balik semua ini, apa dia ingin mencelakai aqila lagi? tidak, aku tidak akan biarkan hal itu terjadi," monolog Farel penuh curiga setelah melihat sikap siska yang berubah baik ketika aqila datang.

"Dasar ular betina selalu saja berulah gak pernah kapok juga dia ternyata, seperti nya dia perlu di beri pelajaran biar jerah gak jahat lagi," monolog Dewi ikut kesal.

Aqila bukan adik ipar nya, tapi aqila adalah sahabat dekat nya susah senang selalu mereka bagi bersama.

"Yan," panggil Dewi pelan.

"Kenapa?" tanya Bian menoleh.

"Aku ingin kita pindah ke mansion aqila, aku bosan di mansion sendiri gak punya teman, atau tidak mansion itu di jual saja, kita cari baru yang dekat dengan mansion aqila, gimana?" tanya Dewi santai.

"Kamu serius?" tanya balik Bian binggung kenapa mendadak seperti ini.

"Dua rius ini."

"Baiklah, aku akan coba bicara ini sama aqila."

"Harus, aku juga yakin aqila tidak akan menolak. Bicara kan sekarang biar pulang nanti langsung siap pindahan," ujar Dewi tidak sabaran.

"Iya, iya, setelah makan aku akan bicara ini sama qila, kamu kenapa mendadak gak sabaran gini? atau jangan-jangan ada sesuatu yang kamu rencana kan?" curiga Bian dengan sikap aneh dewi.

"Gak baik su'udzon sama istri Yan, aku lakuin ini juga karena aku tau saat ini kamu pasti khawatir dengan aqila yang satu atap sama ular betina ini bukan?"

"Hmmm, kamu benar, entah dia benar-benar sudah berubah atau tidak aku masih ragu itu," kata Bian.

"Aku pun sama, sekarang kita ikuti saja permainan nya, aku sudah lama tidak petualangan seperti nya seru," ucap Dewi pelan dengan senyum di wajah nya.

"Seperti nya aku tau apa yang bisa membuat dewi lupa dengan kehamilan yang sedang bermasalah itu," monolog Bian bahagia………(Bersambung  Bab 266)

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 265 Pernikahan Di Atas Kertas "