Bab 264 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 264
![]() |
Tini masih tertidur pulas, semalam betul-betul malam hari di
mana membuat nya sangat cape.
Bagaimana tidak? dia mendapat kejutan dadakan dari kekasih
nya yang terbang dari Negara X ke Indonesia.
Pikir nya pria itu tidak akan datang, tapi siapa sangka jika
pria itu datang ingin memberi nya surprise.
Ya, semalam sebelum balik ke apartment, vian sudah melamar
nya. Cincin yang di berikan vian sangat indah dan harga nya begitu mahal.
Berbeda hal dengan vian, jika wanita di kamar sebelah nya
masih tidur, vian sudah bangun sepuluh menit yang lalu.
Pria itu sudah biasa, semalam apapun dia tidur bangun akan
tetap pada waktu nya, tidak pernah Kesiangan.
"Lumayan nyaman, tapi akan lebih nyaman jika tidur
bersama nya," ucap Vian mengingat jika saja semalam tini tidak menolak
pasti bangun nya sekarang di samping tini.
Dia akan melihat wajah kekasih nya saat tidur dan juga
membuka mata saat bangun.
"Tak apa aku harus sabar, enam hari lagi aku akan
memiliki nya sepenuh tanpa ada larangan," sambung Vian tidak sabar
menunggu hari di mana dia akan mengucap janji suci mengikat tini dalam hubungan
pernikahan.
Vian bangkit dari kasur dan masuk ke kamar mandi, pria itu
melakukan ritual mandi seperti biasa tidak lama hanya satu jam.
Satu jam kemudian, Vian keluar dengan handuk di lilit di
pinggang menutup aset nya, tubuh atas nya di biarkan polos menunjukkan roti
sobek, dan otot-otot kekar kedua lengan.
"Astaga perut ini tidak bisa membiarkan ku menatap
wajah tampan ku," gerutu kesal Vian belum juga puas menatap wajah nya di
cermin perut sudah minta di isi.
Dengan sangat terpaksa, Vian mengakhiri kegiatan nya itu
segera keluar dari kamar dengan keadaan masih sama saat keluar dari kamar
mandi.
Setiba di ruang makan, pria itu tidak melihat makanan apapun
di meja, lalu apa yang akan di makan untuk mengisi perut nya.
Tanpa berpikir panjang, vian beranjak dari tempat nya menuju
kamar tini.
Di ketuk lah pintu kamar tersebut.
"Baby, kamu sudah bangun? aku sangat lapar sekarang,
perut ku terus demo minta di isi," ucap Vian yang berdiri di depan pintu.
Berulang-ulang vian mengetuk pintu dan juga mengajak bicara,
tapi tidak mendapat balasan dari dalam.
"Apa masih tidur?" pikir Vian.
Pria itu menggenggam handle pintu dan ternyata pintu kamar
tini tidak di kunci seperti nya kekasih cantik nya itu lupa.
Vian tersenyum dan juga menggeleng kepala, lalu masuk. Di
ranjang wanita cantik masih memejamkan mata di balik selimut, vian berjalan
mendekat dan menjatuhkan bokong di tepi ranjang.
Di lihat dengan lekat wajah kekasih nya yang masih tidur
benar-benar cantik, vian melihat secara jelas semakin jatuh hati.
Vian membelai pipi tini dengan lembut.
"Kamu benar-benar cantik baby, aku beruntung memiliki
mu, jika saja aku tidak mengingat janji ku padamu, saat ini juga aku sudah
memakan mu hingga tidak bisa berjalan lagi," ucap Vian menahan hasrat nya
yang sejak tadi sudah bergejolak.
"Baby, bangun ini sudah pagi, lihat lah sekarang sudah
jam 8,aku sangat lapar," Vian terus membelai pipi tini dengan lembut.
"Hmmmmm," balas tini merasa terngangu langsung
pindah posisi ke kanan.
Vian melihat tini enggan untuk bangun dan malah tidur
membelakangi menghela nafas.
"Baby aku lapar lho ini masa kamu tega biarin kekasih
tampan mu ini mati kelaparan."
Tak ada jawaban dari tini, vian yang tak kehabisan akal
terus mengajak bicara, perut nya benar-benar sudah lapar.
Namun usaha nya hanya sia-sia saja karena wanita itu tak
bergerak malah semakin pulas.
Vian yang tak ada pilihan lain lagi naik ke atas ranjang dan
tidur di samping tini lalu menarik tubuh wanita nya hingga menghadap nya.
Tini bukan merasa terusik malah merasa nyaman, pikir nya
vian adalah bantal guling.
"Baby kamu benar-benar menguji ku, bagaimana jika aku
menerkam mu sekarang, ayo bangun," ucap Vian senjata nya sudah menegang
saat tini memeluk tangan wanita itu menyentuh sembarang tempat.
Vian mencoba mengendalikan diri agar tidak menyerang tini,
tapi semakin dia mengendalikan tangan tini semakin menjadi.
"Baby jangan salah kan aku semua karena kamu yang
memancing ku."
Bibir nya dalam hitungan detik sudah berada di bibir tini,
tangan nya sudah bergerak bebas mencari sesuatu yang di sukai.
Tini yang merasa aneh pada bibir nya, membuka mata dan kaget
ternyata hal aneh yang di rasakan itu karena bibir nya di bungkam seseorang.
Pikir nya sekarang bukan tentang apa yang akan di lakukan
Vian, tapi berpikir bagaimana cara pria itu masuk ke kamar nya, seingat nya
sebelum tidur pintu kamar tertutup rapat.
Tini mencoba mengingat ulang tentang semalam, dan tangan
vian sudah menemukan yang di cari dia malah tersenyum ternyata kekasih nya itu
tidak menggunakan b*a saat tidur.
Tangan nya meremas kuat gunung kembar tini. Dan saat itu
tini tersadar merasa sensasi aneh yang di lakukan vian pada tubuh nya.
Tini tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun, bibir nya di
bungkam dengan bibir vian.
"Tidak boleh seperti ini, vian sudah di landa hasrat
yang besar, jika aku pasrah vian akan benar-benar melakukan nya," monolog
Tini melihat tatapan mata vian yang menikmati.
Otak nya tak berhenti mencari solusi agar vian tidak
melakukan lebih dari ini. Meski sekarang dia harus menahan sensasi aneh yang
menjalar di tubuh nya.
Tini menggeleng kepala menyadarkan vian untuk stop, namun
pria itu hanya menatap mata cantik tini.
Tak ada pilihan lagi pikir tini selain mencubit pusaka vian.
Tangan tini bergerak mencari sesuatu di bawah, dan langsung.
"Akkkkh."
Vian melepaskan ciuman nya dan meringis kesakitan. Cubitan
tini benar-benar kuat.
"Baby apa yang kamu lakukan?" tanya Vian mengelus
pusaka nya.
"Kenapa gak suka? itu baru kecil sebenarnya tadi aku
mau potong sekalian," jawab Tini santai tidak peduli dengan vian yang
meringis kesakitan.
Wanita itu benar-benar kesal dengan apa yang din lakukan
Vian, bisa-bisa nya ambil kesempatan dalam kesempitan.
"Kok kamu tega sih baby, kamu mau nanti gak punya anak
kalau gak ada senjata ku ini? apa kamu gak nyesal gak ngerasain burung ku di
sangkar mu?"
"Enggak dan gak akan nyesal, sekarang cepat keluar dari
kamar ku atau aku benar-benar khilaf memotong habis burung mu itu dan akan aku
jadikan umpan ikan di laut," ancam Tini serius dengan wajah kesal menatap
vian………(Bersambung Bab 265)
Posting Komentar untuk "Bab 264 Pernikahan Di Atas Kertas "