Bab 260 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 260
![]() |
Sebelum keluar dari ruangan tersebut, tini mengatakan
sesuatu yang mendadak menghentikan langkah vian, hingga pria itu menatap tidak
percaya pada tini.
Melihat wajah kaget vian mendengar ungkapan nya, tini
perlahan mundur dia khawatir pria tersebut kembali marah dan melakukan hal yang
tidak di ingin kan.
"Van, kamu kenapa? please jangan melakukan hal yang
akan kamu sesali," Tini memperingati Vian, langkah kaki terus mundur
hingga kembali terbentur di dinding.
"Kenapa kamu menyetujui? apa kamu ada main dengan pria
itu di belakang ku?" tanya Vian curiga.
"Apa sebegitu buruk aku di mata mu? kenapa kamu tega
mengatakan hal yang tidak mungkin aku lakukan? kenapa kamu selalu menyimpulkan
semua sesuka hati mu?" marah Tini kecewa dengan cara pikir Vian selalu
buru-buru.
"Bagaimana tidak? kamu menyetujui begitu saja, tanpa
bertanya pendapat ku? kamu menganggap ku apa sebenarnya?"
"Aku tidak punya pilihan lain selain menyetujui, kak
dewi hidup nya dalam ambang kematian entah itu bisa terselamatkan atau tidak
semua tergantung rencana sang kuasa," jawab Tini saat itu berada di dalam
situasi tak tega hingga tidak bisa menolak.
"Apapun itu alasan nya, kamu harus tetap bertanya
pendapat ku, bukan memutus sesuka mu."
"Oke, oke, aku minta maaf, sekarang apa mau kamu,
karena sekarang aku tidak mungkin membatalkan lagi."
"Aku punya solusi dari ini jika kamu tidak bisa
membatalkan, kita menikah dengan itu aku akan merasa lebih tenang," putus
Vian menatap lekat wajah tini.
"Menikah?" kaget Tini menatap balik vian.
"Iya, tidak masalah bukan?" tanya Vian dengan
wajah santai.
Tini terdiam binggung harus menjawab apa, Vian selalu ngotot
ingin segera menikah.
Huft....
Tini Menghembus nafas kasar.
"Baiklah aku setuju, tapi beri aku waktu bicara ini
sama kak tiara," kata Tini akhir nya menyetujui.
"Kamu serius baby, kamu tidak bohong kan?" tanya
Vian mematikan masih ragu.
"Ya, aku serius," jawab Tini.
"Terimakasih baby aku senang dengar nya, lalu kapan
kamu akan bicara pada kakak mu?"
"Secepat nya."
"Baiklah aku akan menunggu," kata Vian lalu
melonggarkan pelukan dan menatap bahagia wajah Tini.
"Iya, kita keluar sekarang," ajak Tini.
Lalu kedua nya pun keluar dari ruangan tersebut, wajah vian
terus memancar kan kebahagian, senyuman tak pernah luntur dari wajah.
Vian tak melepas genggaman tangan nya pada tini. Dan wanita
itu pasrah saja malas ribut.
Sekarang dewi tak ada sini karena tini mengingat jelas
perkataan wanita tersebut sebelum meninggalkan mereka akan kembali ke kamar
untuk istirahat.
Setiba di luar, mata tini mencari-cari sosok seseorang entah
kenapa dia rasa harus perlu menemui dan minta maaf.
"Baby, kenapa? kamu cari siapa?" tanya Vian
melihat sang kekasih gelagat aneh.
"Aku cari pak bian," jawab singkat Tini.
"Untuk apa?"
"Kamu masih tanya untuk apa? sudah jelas kamu harus
minta maaf pada nya Van, kamu sudah memukul orang yang tidak ada salah,
bagaimana juga pak bian itu atasan ku sekarang," terang Tini.
"Apa? bagaimana bisa pria itu menjadi atasan
kamu?" tanya Vian kaget.
"Aku akan jelaskan nanti, sekarang kita hampiri kakak
ku dulu bukan nya kamu ingin beri selamat?"
"Baiklah kamu utang penjelasan, aku akan menunggu
pulang nanti."
"Ya terserah, ayo kita kesana."
"Kak ini teman aku nama nya Vian dia mau ucapin
selamat," ucap Tini memperkenalkan dan vian mendengar itu langsung
membenarkan lagi.
"Iya Kak Saya vian teman tini dan sebentar lagi kami
akan menyusul kakak, mohon restu untuk hubungan kita berdua, dan selamat untuk
kakak semoga pernikahan nya langgeng hingga kakek nenek dan cepat di beri
momongan," ungkap Vian tulus mendoakan kebahagian calon kakak ipar nya.
Glek....
Ungkapan vian seketika membuat nya mendapatkan tatapan tajam
penuh tanya oleh sang kakak.
Tiara tentu kaget, bagaimana tidak? selama ini tini jika di
tanya kapan nikah selalu bilang masih lama dan sekarang tiba-tiba ada pria yang
mengatakan sebentar lagi akan menyusul.
Tini mendapatkan tatapan tersebut hanya cengengesan
menunjukkan deretan gigi putih nya.
"Kak Farel, aku titip kakak ku, maaf gak bisa lama, aku
tinggal dulu," pamit Tini melarikan diri mencari tempat aman atau dia akan
tanya-tanya.
Vian melihat kekasih nya pergi segera menyusul.
"Saya tinggal dulu kak, mau nyusul tini, sekali lagi
samawa," kata Vian beranjak pergi mengejar tini.
Kepergian kedua orang tersebut dari hadapan mereka, tiara
menatap tanya pada farel.
"Mas tadi aku tidak salah dengar kan yang di kata pria
itu?" tanya tiara mematikan apa barusan dia salah dengar.
"Tidak sayang kamu benar, pria itu memperkenalkan diri
sebagai kekasih tini," jawab Farel menyadarkan tiara jika yang di dengar
bukan lah mimpi.
"Kenapa tini gak pernah menceritakan ini padaku?"
"Mungkin menurut nya belum tepat waktu saja hingga tini
belum cerita semua pada mu," kata Farel.
"Mungkin, besok aku akan bicara padanya, Mas kamu
temani aku kan?" tanya Tiara menatap wajah farel yang kini sudah menjadi
suami nya.
"Tentu sayang kemana pun kamu pergi aku akan selalu
menemani mu, meski itu ke lubang semut pun aku tidak peduli," gombal
Farel.
"Alay kamu Mas, kenapa mendadak berubah seperti ini?
biasa nya kamu kelihatan cool kenapa mendadak menjadi alay?"
"Semua itu karena kamu sayang, alay ku ini juga bukan
obral ke sana ke mari, karena semua sikap ku khusus untuk seorang wanita yang
amat aku cintai dan itu adalah kamu," ucap Farel dengan senyum menggoda.
Tiara mendengar ungkapan farel sangat bahagia dan beruntung
memiliki suami yang baik dan begitu mencintai nya dengan tulus meski awal harus
banyak melalui leka-liku cinta tapi semua berakhir bahagia.
"Uhukkk ... uhukkk ... uhukkk .... " batuk
seseorang menyadarkan sepasang suami istri yang sedang di mabok cinta.
"Di sini masih banyak tamu loh kak, kalau mau enak-enak
di kamar, kasihan yang jomblo iri melihat kemesraan pasangan bucin," ledek
Aqila.
Ya, suara batuk tersebut berasal dari suara Aqila yang tak sengaja
melewati panggung dan melihat sepasang suami istri tersebut saling pandang.
"Gak salah kamu dek? bukan nya pasangan suami istri
terbucin itu adalah suami kamu arka, dan siapa yang kamu kata jomblo di sini?
kamu? gak mungkin dong, kan sudah punya abi dan arin masa itu anak
tetangga," balas Farel meledek Aqila.
"Ish, kakak kok tega sih masa ponakan sendiri di kata
anak tetangga, lagian tuh yang aku maksud itu bukan aku jomblo nya, tapi tamu.
Gak mungkin kan, semua yang datang bawa gandengan?" jelas Aqila.
"Bilang dong adik kakak tersayang, kakak pikir arka
sudah kamu buang ke laut jadi gak mau ngakuin lagi," kata Farel santai………(Bersambung
Bab 261)
Posting Komentar untuk "Bab 260 Pernikahan Di Atas Kertas "