Bab 259 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 259
![]() |
Vian terus mengejar tini hingga akhirnya pria tersebut
berhasil menghadang langkah tini yang terus menghindari nya.
"Baby, maaf untuk masalah pagi tadi. Aku berniat ingin
memberi kejutan padamu bukan malah di beri kejutan oleh mu seperti ini,"
ucap Vian.
"Kejutan apa yang kamu maksud Van? kejutan marah-marah
dan pukul orang yang tidak ada salah itu yang kamu katakan kejutan? kamu sadar
gak sih Van, orang kamu pukul itu adik dari suami kakak ku."
"Aku tidak peduli itu baby, aku tidak menyukai milik ku
di pegang atau di sentuh pria mana pun selain aku," tegas Vian tidak
menyukai milik nya di sentuh pria mana pun dan sekecil apapun itu.
Vian berjalan mendekati tini hingga tubuh wanita tersebut
terhimpit di dinding dan tidak ada sela lagi untuk dia bergerak.
"Kamu mau apa Van? jangan macam-macam aku bisa
teriak," ancam Tini sudah gemetar ketakutan karena vian semakin dekat nya.
"Aku pacar mu baby kenapa kamu takut?"
"Van aku tidak takut aku hanya tidak nyaman seperti
ini," bantah Tini berusaha tidak menunjukkan rasa takut nya tapi tetap
saja tidak bisa.
"Aku merindukan mu, sudah lama aku tidak melihat mu
dari dekat seperti ini baby, kamu tau terakhir kali aku melihat mu dari dekat
hanya saat kamu sedang tertidur di mobil ku dan lalu tidak ada lagi kamu selalu
menjaga jarak selalu bilang ini dan itu, semua itu membuat ku mencoba sabar
tapi sekarang tidak setelah aku melihat mu berpelukan dengan pria lain meski
dia kakak ipar mu sekaligus aku tetap merasa cemburu tidak adil menurut
ku," ujar Vian panjang lebar semakin mendekat kan wajah nya pada wajah
tini.
"Lalu apa mau mu sekarang?" tanya Tini
memberanikan diri menatap Vian.
"Tidak ada, aku hanya ingin sesuatu yang sudah
seharusnya aku dapatkan dari dulu, tapi selalu kamu ulur baby," jawab Vian
dengan senyum sumringah.
"Maksud kamu a-" ucapan Tini seketika terputus
karena vian.
Vian membungkam bibir tini dengan bibirnya. Pria tersebut
begitu kasar tidak ada kelembutan yang di berikan dan tini terus berontak.
Dan pria tersebut tidak terus memaksa menerobos masuk ke
dalam karena tini tidak juga membuka mulut untuk nya masuk mengekspor di dalam.
Tangan tini terus memukul dada bidang vian, karena merasa
terganggu vian mengunci pergerakan tangan tini agar terdiam tak menganggu
kegiatan nya.
Vian mel**at kasar bibir tini hingga wanita itu merasa sakit
dan tanpa sadar sudah memberi vian celah untuk masuk mengekspor masuk ke dalam.
Lidahnya menari-nari di dalam dan sesekali merasa licin nya
rongga-rongga mulut wanita pujaan hati nya yang sudah lama di pacari kurang
lebih enam tahun tapi tak pernah dia sentuh karena dia menghargai keputusan
tini.
Tapi tidak dengan sekarang setelah melihat pria lain memeluk
tini membuat nya marah, kesal dan tidak terima.
Wanita tersebut sudah kehabisan tenaga, meski sebesar apapun
dia berontak kekuatan nya akan tetap kalah dari pria.
Hingga akhirnya tini pasrah dan hanya bisa berdoa agar vian
sadar.
Via belum juga puas, dia masih meng**sap bibir tini kali ini
lebih lembut, tidak kasar seperti awal.
Meski tidak ada balasan yang di berikan tini, pria tersebut
tidak masalah.
Tangan vian menahan tengkuk tini dan bibir nya berpindah ke
leher jenjang putih milik tini meng**sap rakus seperti vampir.
"Ahhhhk ... Van hentikan, aku mohon jangan lakukan
lagi," Tini mendesah karena merasa sensasi aneh di bali gaun nya.
Tanpa di sadari tangan vian sudah meremas salah satu gunung
kembar nya.
"Van, please hentikan," Tini tidak cape meminta
vian menghentikan.
Dia benar-benar merasa sedih, hancur dan kecewa pada dirinya
dan juga vian.
Tini tidak menyangka vian akan tega melakukan ini, padahal
vian sudah berjanji pada nya tidak akan melakukan yang lebih selain berpelukan
lalu sekarang apa? vian mengingkari janji nya.
Lagi dan lagi vian tidak mendengar permintaan tini nafsu nya
sudah menguasainya.
Tini dapat merasa sesuatu yang menegang di bawah sana dan
tentu dia paham benda apa itu.
"Baby, kamu hanya milik ku, aku tidak menyukai milik ku
di sentuh orang," bisik Vian tangan nya masih bermain di dalam gaun tini.
"Van kita bisa bicara ini baik-baik aku mohon hentikan,
bagaimana jika ada orang yang melihat kita."
"Jangan khawatir aku sudah mengunci pintu, jadi tidak
ada orang yang akan melihat kita," jawab Vian santai sambil mengigit daun
telinga tini.
"Van please kendalikan dirimu, jangan melakukan sesuatu
di luar batas."
"Bukan nya aku sudah melakukan di luar batas, aku tidak
bisa mengendalikan diri ku lagi setelah melihat kamu di peluk pria lain baby,
kamu tau saat kita masih bersama aku mencoba menahan semua hasrat ku hanya
untuk mu, tapi kamu apa? kamu membuat aku tidak bisa terkontrol dan
menginginkan itu sekarang. Enam tahun kita pacaran apa pernah aku menyentuh mu
tidak baby, karena apa? karena aku sangat mencintai mu."
"Van, aku minta maaf. Please hentikan aku janji tidak
akan mengulangi lagi," mohon Tini.
Dorongan dari mana dan entah kenapa mendengar perkataan tini
vian menghentikan aksi nya yang sudah semakin liar.
"Aku juga minta maaf baby, aku tidak bisa melihat milik
ku di sentuh orang lain, kamu tau itu bukan, aku sangat mencintai mu melebihi
apapun. Mendapatkan mu saat itu begitu sulit, setiap aku mendekati mu selalu
saja kamu tolak dengan beribuh alasan hingga aku berubah menjadi vian yang
sekarang. Bahkan papi dan mami ku sudah merestui kita sejak dulu, kamu nya saja
yang selalu menolak dengan alasan tidak ingin menikah mudah, padahal aku sudah
siap menikahi mu," terang Vian yang sudah siap mempersunting tini menjadi
istri nya.
"Aku tau itu, berikan aku waktu memikirkan semua
ini," balas Tini.
"Baiklah aku beri kamu waktu satu minggu, aku akan stay
di sini sampai kamu memberi jawaban," putus Vian tidak ingin di bantah.
"Baiklah," setuju Tini tidak ingin vian melakukan
hal yang lebih nekat dari ini.
Sebelum menerima vian, tini sudah berulang kali menolak pria
tersebut karena vian suka gonta-ganti cewek semua wanita yang di pacari sudah
di tiduri.
Kehidupan di LN begitu bebas jadi hal seperti itu sepele dan
kecil, tapi tidak dengan Indonesia hal itu adalah hal yang fatal dan sangat
besar.
"Kakak mu sudah menikah bukan?" tanya Vian yang
mana membuat tini menaikan alis bingung.
"Maksud ku itu apartemen kakak mu itu sekarang kosong
kan? tidak ada tempati kan?" lanjut Vian menjelaskan maksud perkataan nya
tadi yang membuat tini bingung.
"Iya kosong karena malam ini kita akan pindah ke rumah
mertua kak tiara," jawab Tini.
"Kamu juga pindah?"
"Iya aku juga pindah ini permintaan kak tiara."
"Apa aku bisa tinggal di apartemen kakak mu sementara
waktu?"
"Boleh, lagian apartemen kak tiara akan kosong jadi
kamu bisa gunakan."
"Apa kamu tidak ingin menemani ku baby?" tanya
Vian sambil merapikan gaun Tini yang di buat nya berantakan.
Bian menarik kancing gaun tini ke atas dan mengelus gunung
kembar kekasih nya itu yang masih kecil mungkin karena tak pernah di mainkan.
"Van," tegur Tini.
"Tenang baby, milik mu masih terlalu kecil, aku akan
membesarkan itu, lagian sekarang kamu sudah menjadi milik ku, jangan melakukan
kesalahan lagi jika tidak ingin berakhir di ranjang itu baby," ancam Vian
serius menunjukkan ranjang di samping mereka.
Glek...
Tini menjadi merinding mendengar ancaman pria di depan nya
ini, vian tak pernah main-main dengan ancaman itu, jika sudah berkata A akan
dia lakukan meski konsekuensi nya begitu besar yang akan di tanggung setelah
melakukan.
"Kamu tau aku kan baby, aku tidak pernah main-main
dengan ancaman ku, tadi hanya pelajaran kecil agar kamu tidak membuat kesalahan
besar," lanjut vian mengecup bibir Tini sekilas.
"Iya, aku mengerti. Mending sekarang kita keluar aku
akan kenal kan kamu pada kak tiara," ucap Tini.
"Tunggu, aku rapikan dulu rambut mu baby."
"Beres," senyum Vian melihat kekasih nya sudah
kembali cantik dan rapi………(Bersambung Bab 260)
Posting Komentar untuk "Bab 259 Pernikahan Di Atas Kertas "