Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 255 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 255


Para tamu hadirin bergantian bersalaman mengucapkan selamat pada farel dan tiara.

Kedua orang tersebut tidak henti menyambut ucapan selamat para tamu dengan senyum lembut penuh kebahagiaan.

Sedangkan aqila masih kesal dan marah pada arka bisa-bisa nya menonton drama 21+ saat dirinya tak ada, bahkan tontonan nya itu di lihat Abi putra mereka.

"Abi, Arin ayo ikut mommy kita makan dulu, kalian pasti lapar kan?" ajak Aqila.

"Daddy tidak di ajak Mom?" tanya Arin melihat daddy nya.

"Tidak sayang, daddy masih kencang biarkan saja daddy di sini, ayo kita pergi," jawab Aqila menatap sinis Arka tidak suka.

"Sayang kata siapa aku kencang, aku juga lapar loh ini? kamu kenapa sih kok jadi seperti ini emang nya aku ada buat salah?" tanya Arka bingung melihat wajah jutek sang istri.

"Ayo sayang kita pergi," ajak Aqila tidak menggubris perkataan arka.

Arka melihat aqila pergi tidak peduli dengan nya mengikuti mereka.

Dari atas panggung pelaminan farel melihat arka membuntuti aqila seperti nya kedua orang tersebut sedang berantam jadi ingin tertawa.

Tiara melihat sang suami nya seperti sedang menahan tawa jadi penasaran dan bertahan.

"Kamu kenapa Mas?"

"Itu loh sayang kamu lihat di bawah sana, arka seperti anak ayam saja mengikuti induk nya, aku rasa dia melakukan kesalahan hingga aqila marah," tunjuk Farel dengan kode lirikan mata.

"Mas kamu gak boleh gitu biar bagaimana juga pak arka itu adik ipar kamu," tegur Tiara tidak suka perkataan farel.

"Emangnya apa salah ku? perasaan semua perkataan ku benar."

"Bukan masalah benar atau salah nya, tapi perkataan mu itu bisa menyakiti perasaan pak arka."

"Menyakiti kamu bilang? ayolah sayang pria bodoh seperti arka tidak akan pernah merasakan sakit dengan perkataan ku, bahkan semua yang keluar dari mulut ku selalu dia anggap angin lewat, jadi untuk apa kamu pikirkan perasaan nya. Asal kamu tau tadi saat kamu belum muncul pria bodoh itu terus mengejekku jika saja saat itu tidak ada bian pria itu sudah habis ku tonjok," aduh Farel menceritakan semua hal yang terjadi yang hampir saja membuat pernikahan nya tertunda.

Sedangkan di sisi lain tini tampak murung, teman-teman dari LN dan juga SMA banyak yang hadir di acara pernikahan kakaknya.

Tapi seseorang yang sangat di nanti kan itu malah tidak menganggap penting acara ini.

"Sudah lah Tin lupakan dia, mungkin dia tidak serius dengan mu, dia hanya ingin main-main, lagian di dunia ini tak hanya ada satu pria masih ada pria lain," monolog Tini menyemangati dirinya sendiri agar tidak berlarut-larut dalam kesedihan.

Acara terus berlangsung hingga pukul 11 siang, dan resepsi akan diadakan malam hari.

Tanpa terasa sekarang sudah pukul 11 siang, semua tamu hadirin satu persatu mulai pulang kembali ke rumah masing-masing, begitu pun dengan tini yang lebih memilih kembali ke apartemen.

"Dek kenapa tidak kamu di sini saja sama kakak, beberapa jam lagi acara akan kembali berlangsung kasihan kamu kalau bolak-balik," ucap Tiara pada Tini yang kekeh ingin pulang.

"Tidak kak, aku ke apartemen saja mungkin aku juga akan sedikit terlambat nanti, kakak jangan mencemaskan ku ya, aku bisa jaga diri oke," balas Tini.

"Tapi dek."

"Sayang, jangan memaksa adik mu seperti itu, beri kepercayaan pada tini dia bukan anak kecil lagi ingat enam tahun dia di LN jauh dari kamu," ucap Farel cepat.

"Mas bukan seperti itu, hanya saj-"

"Tidak ada alasan lagi sayang, biarkan saja tini ke apartemen mungkin di sana dia lebih nyaman dari pada di sini," potong Farel cepat pada perkataan tiara.

"Maaf ya kak aku harus pergi sekarang, bukan karena aku gak ngerti sama kakak tapi aku benar-benar gak bisa berada di sini masih ada yang harus aku kerja di luar sana," ucap Tini.

"Iya, kakak tidak bisa memaksa kamu lagi, jaga dirimu baik-baik, selesaikan kerjaan mu, besok kamu akan ikut pindah bersama kakak."

"Iya kak, siap."

Dalam perjalanan balik ke apartemen, Tini terus terdiam melamun di dalam taksi.

Mengingat semua janji manis orang tersebut kembali membuat nya sedih.

Ting...

Dering ponsel berbunyi satu pesan notifikasi masuk.

Melihat nama seseorang yang sejak tadi membuat nya kepikiran saat ijab kabul berlangsung seketika dia melempar masuk ponsel ke dalam tas tanpa ingin membaca.

"Untuk apa kamu mengirim pesan setelah ingkar janji, jika saja kamu ada kerjaan yang tidak bisa di tinggal kan kamu bisa kabari aku tidak seperti ini hilang tanpa jejak, apa semua ini karena aku memutuskan untuk balik ke indo? tapi selama ini bukan nya kamu sudah menerima keputusan ku, lalu sekarang kenapa? apa kamu sengaja ingin mempermainkan ku? atau kamu ada perempuan lain lagi?" monolog Tini terus bertanya-tanya.

Tak lama kemudian, tini tiba di apartemen dan langsung masuk ke kamar menjatuhkan diri di ranjang.

Rasa nya saat ini tini ingin lebih lama berbaring tidak ingin membuka mata sementara waktu.

Benar yang di katakan orang jika seseorang sudah mengenal cinta rasa sakit yang di rasakan jauh lebih besar dari pada rasa bahagia.

Bahkan jika bisa di pilih sekarang Tini rasanya tidak ingin mengenal cinta, cinta sungguh membuat nya hampir gila saja.

Padahal sewaktu di LN dia tak pernah merasakan hal seperti, karena pria tersebut tidak pernah membuat nya kesal tapi malah sebalik nya.

Tini membuka mata dan mencari tas yang di kenakan tadi dan mengeluarkan ponsel dari dalam, lalu dia segera menyalakan ponsel dan langsung menghapus pesan dari pria tersebut tanpa ingin di baca, dan juga memasukkan nomor tersebut ke daftar hitam.

"Beres jika seperti ini aku tidak perlu pusing lagi, lebih baik aku tidur menenangkan diri dan melupakan nya dari otak ku," ucap Tini lalu meletakkan ponsel di sebrang meja samping kasur.

Sedangkan sosok pria di sebrang sana kaget melihat nomor nya di blokir tini kekasihnya sendiri, berulang kali dia mencoba mengirim pesan tapi terus saja gagal.

Pria tersebut mencoba mengirim pesan pada teman nya yang sudah berada di Indo.

Dan saat mendapat jawaban dari teman nya, dia tersenyum meski harus membuat tini kesal lagian salah siapa lebih memilih kerja di Indo, padahal sudah bagus tetap berada di sisi nya.

"Maaf baby harus membuat mu kesal dulu, tapi semua ini agar kamu tak nakal lagi," ucap pria tersebut tersenyum sambil menatap foto wanita yang sedang tertawa di lepas di layar ponsel nya.

"Kamu hanya boleh nakal sama ku seorang tidak boleh pada pria lain," lanjut nya lagi mengelus layar ponsel………(Bersambung  Bab 256)

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 255 Pernikahan Di Atas Kertas "