Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 254 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 254


Acara ijab kabul pun segera di mulai,

Wali dari mempelai wanita di wakil kan pada pak penghulu karena Tiara tak memiliki keluarga lain, dia hanya berdua bersama Tini tak ada sanak keluarga lagi yang di miliki.

Farel dan Tiara sudah duduk berdampingan di depan pak penghulu, farel sedikit gugup entah kenapa rasanya aneh, tapi dia masih berusaha tenang tidak menunjukkan rasa gugupnya di depan semua.

"Saudara Farel apa anda sudah siap? jika sudah kita bisa mulai sekarang," ucap Pak penghulu.

"Sudah Pak," jawab Farel yakin meski hati nya masih terus deg-degan.

"Baiklah kita mulai mari jabat tangan saya," kata Pak penghulu.

Farel mengikuti dan menjabat tangan pak penghulu.

"Farel Damatianis Adijaya bin Rama Julio Adijaya, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Tiara Anastasya Amzan binti Ariansyah Amzan yang wali nya telah mewakilkan kepada saya untuk menikahkannya dengan anda maskawin 30 mayam logam mulia di bayar tunai," tutur Pak penghulu.

"Saya terima nikah dan kawinnya Tiara Anastasya Amzan binti Ariansyah Amzan dengan maskawin tersebut di bayar tunai," timpal Farel dengan satu kali tarikan nafas.

Semua mendengar farel begitu lancar tanpa ada kendala bernafas lega.

Mereka semua mengucapkan kata Sah dengan semangat dan bahagia saat di tanya pak penghulu.

Farel menyematkan cincin di jari manis tangan kanan Tiara, begitu pun dengan Tiara melakukan hal yang sama.

Lalu Tiara mencium punggung tangan farel pria yang kini resmi menjadi suaminya, dan farel mencium kening tiara dengan romantis.

"Masa cuman di kening di bibir juga dong," teriak Arka mengompori farel.

Sontak saja Aqila mencubit perut suaminya asal bicara, dia merasa geram arka bicara sembarangan di depan umum, bagaimana juga di sini bukan hanya ada orang dewasa tapi juga ada anak kecil.

Tapi farel menanggapi serius perkataan arka, dia langsung mencium bibir tiara.

Melihat pertunjukan tersebut, aqila langsung menutup mata kedua anaknya. Dan syukur nya abi dan arin berada di dekat nya jadi dengan gampang dia mencegah kedua anak nya melihat hal yang tidak seharusnya mereka lihat di usia sekarang.

"Mom kenapa mata Arin di tutup?" protes Arin tidak terima.

"Untuk apa mommy menutupi mata kita, Abi sudah pernah melihat hal seperti itu sebelumnya," ucap Abi santai.

Aqila sedikit kaget mendengar penuturan putra pertama nya.

"Abi lihat di mana?"

"Di TV Mom, kalau tidak salah ingat daddy yang membuka nya."

"Daddy?"

"Iya Mom daddy."

Aqila kesal jadi selama ini hilang nya dari sisi arka, pria tersebut sering nonton film seksi baiklah lihat saja balasan nya nanti.

Aqila menatap arka yang tidak sadar di tatap karena pria tersebut menonton adegan live panutan bibir sepasang suami-istri.

Lama berciuman, akhirnya farel melepaskan dan membersihkan sisa saliva di ujung bibir tiara dengan lembut.

"Aku mencintaimu sayang, hari ini kamu resmi menjadi istri ku. Aku janji akan membuat mu menjadi salah satu wanita di dunia yang beruntung karena telah memilih ku," janji Farel sambil menatap tiara.

"Aku percaya itu Mas, aku juga mencintaimu, cinta ku dari dulu hingga sekarang tidak pernah hilang, malah kini semakin besar terimakasih sudah hadir dan membalas cinta ku yang pernah ku pikir semua tidak akan bisa aku rasakan, kamu adalah cinta pertama dan terakhir ku Mas Itu love you," balas Tiara sangat bahagia mimpi nya kini telah menjadi nyata.

Menikah dengan farel pria yang cintai adalah mimpi terbesar nya. Dia bersyukur meski awal harus mengalami banyak penderitaan, tapi akhir bahagia mendatangi nya.

Sedangkan di sisi lain tini mencari-cari sesuatu kiri kanan, tapi sejak tadi dia tak melihat sosok yang di cari tersebut.

Setiap sudut dan tempat sudah dia geledah tapi tak menemukan juga, tini sedikit kecewa dan sedih orang yang di nantikan untuk datang di acara penting kakak nya keluarga satu-satu yang di miliki ternyata tidak peduli tidak datang atau apapun sekedar memberi kabar.

"Kamu jahat, kamu ingkar padaku jika dari awal kamu tidak bisa kenapa tidak memberitahu ku sejak awal kenapa memberi janji palsu yang tidak bisa kau tepati. Mulai hari ini aku tidak akan mengharapkan apapun dari mu, aku membenci mu," monolog Tini sedih dan kecewa.

Dewi melihat tini nampak sedih seperti mencari seseorang penasaran dan menghampiri wanita tersebut.

"Tini kamu kenapa? apa ada seseorang yang kamu nanti kan kedatangan nya?" tanya Dewi perhatian.

Dewi tidak hanya menganggap tini adik dari sahabat nya, tapi dia sudah menganggap tini adiknya sendiri.

"Tidak ada Kak," bohong Tini.

"Kamu tidak bisa membohongi ku Tini, aku dapat melihat kekecewaan di wajah mu, bisakah kamu berkata jujur dan terus terang padaku? aku sudah menganggap mu adikku sendiri," ungkap Dewi.

"Terimakasih kak sudah menganggap ku adik, tapi sekarang aku sedang tidak menunggu siapa-siapa, orang itu tidak lagi penting bagi ku," balas Tini.

"Jadi benar kamu sedang menunggu seseorang, apa dia pria? kekasih mu?"

"Tidak penting dia pria atau bukan, dia juga bukan siapa-siapa ku, aku tidak ingin membahas itu lagi kak. Kakak kesini ada apa?" tanya Tini menganti topik pembicaraan.

"Baiklah jika kamu tidak ingin mengatakan aku tidak akan memaksa lagi, tapi satu hal yang ingin aku katakan sebagai kakak bukan sebagai sahabat, kamu mungkin bisa membohongi ku dan orang lain, tapi tidak dengan dirimu sendiri, sebesar apapun perasaan kekecewaan yang kamu rasakan sekarang, bangkitlah mungkin dia bukan orang yang terbaik untuk mu, dan mungkin ada pria yang lebih baik di luar sana," ujar Dewi panjang lebar.

Tini terdiam tidak membalas perkataan Dewi yang panjang lebar sedikit membuat nya bingung kemana arah pembicaraan dewi sekarang? kenapa begitu ngelantur.

"Maksud kak Dewi apa? kenapa berkata seperti ini?" monolog Tini menatap tanya Dewi.

Dewi yang melihat tatapan aneh tini padanya paham apa yang di pikirkan wanita itu.

"Kamu jangan khawatir aku tidak ada maksud lain semua itu murni dari hati ku bukan yang lain, kamu bisa percaya perkataan ku," ucap Dewi yang paham tatapan tini padanya sekarang.

"Iya kak, aku percaya. Aku juga sudah tidak ingin membahas ini lagi, aku permisi ingin menghampiri kak tiara dulu, apa kakak ingin ikut?" ajak Tini.

"Baiklah, mari kita kesana aku juga ingin hampiri pengantin baru."

"Selamat ya Kak, aku bahagia akhirnya kakak bisa menikah dengan pria yang kakak cintai. Aku berdoa rumah tangga kakak dan kak farel langgeng, dan secepatnya di beri momongan, aku tidak sabar ingin menjadi aunty," ucap Tini sambil tersenyum tipis.

"Terimakasih dek, kamu kapan nyusul kakak?" tanya Tiara.

"Entahlah Kak," jawab Tini kembali bersedih mengingat seseorang yang di nanti kan tidak datang………(Bersambung  Bab 255)

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 254 Pernikahan Di Atas Kertas "