Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 253 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 253


Dua hari kemudian...

Hari ini adalah hari yang sangat di nantikan oleh farel, rasanya semua seperti mimpi sebentar lagi dia akan mengikat tiara dalam ikatan suci yang sakral.

Kedua tak lagi menjalin hubungan terlarang, kedua dapat bebas melakukan yang di suka seperti aqila dan arka.

Farel duduk bersama para pria keluarga nya, dan arka terus menggoda pria tersebut yang sebentar lagi akan melangsungkan ijab kabul.

Wajah farel begitu terlihat tegang, tangan nya keringat dingin, dia tidak henti menyeka keringat yang membasahi wajah dan juga tangan.

"Astaga kak itu muka kenapa tegang amat? Emangnya kakak mau sunatan? Seharusnya wajah kakak itu ceria sebentar lagi melepaskan masa lajang yang sudah bertahun-tahun karatan alias tidak laku, lalu kenapa sekarang seperti ini? Gak bahagia? Gampang batalin saja pernikahan ini dari pada gak bahagia," ujar Arka santai.

Pletak...

"Dasar bodoh, sembarangan saja tuh mulut kalau berbicara," kesal Farel dengan ledekan arka.

"Auwh, kenapa memukul ku," ringis Arka mengusap lengannya yang di tinju farel sedikit keras.

"Kenapa gak terima? Mau lagi? Sini dengan senang hati akan saya berikan," kata Farel menawarkan diri menatap arka.

"Kak kau sangat jahat, saya mengatakan apa adanya kenapa jadi marah seperti ini? Kalau perkataan saya salah kakak tinggal katakan saja tidak perlu memukul, lagian yang saya katakan tadi itu sesuai penglihatan saya."

"Bodoh amat mending sekarang kau diam, jangan membuat saya kesal," perintah Farel malas mendengar suara arka yang selalu membuat nya kesal.

Tiara kini sudah tampil cantik, MUA mendadani tiara seperti bidadari, Aqila, Dewi, dan Tini tidak henti memuji kecantikan Tiara.

"Ra, kamu benar-benar cantik, aku jadi terpesona tau, gimana Wi, Tin? Benar kan perkataan ku?" tanya Aqila menatap bergantian kedua perempuan tersebut minta pendapat.

"Benar kak, kak Tiara cantik sekali, kak farel pasti akan terpanah melihat kecantikan kakak," ucap Tini membenarkan perkataan Aqila.

"Dan mungkin saja, kamu akan di kurung farel seminggu full, gimana Qil benar bukan?" timpal Dewi bertanya pada sahabat sekaligus adik iparnya ini.

Glek...

Aqila seketika terdiam mendengar perkataan dewi.

Bagaimana tidak diam jika sebelum menikah farel sudah mengurung Tiara seminggu full.

Begitu pun dengan tini ikut diam, dan Dewi melihat ketiga perempuan tersebut sama-sama diam merasa aneh.

"Ada apa dengan kalian? apa perkataan ku ini salah? tapi kayaknya tidak yang ku katakan semua benar, lalu kenapa kalian diam?" bingung Dewi mengerutkan kening.

"Tidak ada Dewi ku sayang, gak usah pikir macam-macam kasihan bayi dalam kandungan mu jika kamu pikir aneh-aneh," ucap Aqila.

Sedangkan Tiara dan tini saling pandang penuh tanda tanya, reaksi Aqila seperti sudah mengetahui sebenarnya yang terjadi.

Bahkan kedua sama-sama menaikkan bahu pertanda tidak tau.

"Mommy," panggil Arin yang baru tiba di pintu melihat ke empat wanita cantik.

"Eh, putri mommy datang, ada apa sayang?" tanya Aqila lembut bangkit berjalan mendekati Arin.

"Mom, Arin tidak mau model rambut seperti ini, Arin mau seperti mommy," rengek Arin tidak menyukai model rambutnya sekarang.

"Kenapa sayang, padahal rambut Arin sudah bagus bahkan sangat cantik."

"Tidak Mom, Arin tidak mau, Arin mau nya seperti mommy titik."

"Iya, iya, Arin mau seperti mommy."

Pengantin pria dan para tamu hadiri sudah menunggu pengantin wanita yang hingga sekarang belum juga datang.

Farel tidak henti melihat ke arah atas belum ada tanda-tanda kedatangan Tiara.

Bian menyadari itu menenangkan sang kakak untuk sabar.

"Aku pernah berada di posisi mu, jadi sekarang yang perlu kamu lakukan tenang jangan gugup atau pernikahan batal," pesan Bian.

"Percuma di nasehati tidak bakal mempan namanya juga lajang melepas masa karatan," ejek Arka masih sempat-sempatnya meledek farel di keadaan pria tersebut begitu gugup.

"Kau!"

"Sudah Rel, Ar, jangan kekanakan sekarang bukan waktu yang tepat lihat banyak tamu di sini, ingat Rel ini momen penting dalam hidup mu," ucap Bian mengingatkan farel agar tidak kesal dengan arka yang setiap bicara selalu berhasil membuat pengantin pria itu terpancing.

"Benar yang kau katakan untuk apa aku ladenin pria bodoh ini yang ada pernikahan ku bisa gagal," kata Farel.

Arka tak menggubris perkataan farel, pandangan nya tertuju menatap lekat arah tangga di mana ke lima wanita cantik menuruni ada tangga.

Dan di mata arka hanya ada dua wanita cantik di sana, aqila dan juga Arin putri nya.

Mata nya tak berpindah dan tak bergedip terpanah oleh kecantikan Aqila, meski sudah memiliki dua anak, cantiknya masih sempurna seperti perempuan yang tidak memiliki anak.

Yang semakin di pandang cantik nya semakin bertambah membuat nya ingin menarik dan mengurung sang istri di kamar.

Sama hal dengan Farel tidak mampu berkata apapun lagi, dia begitu mengagumi kecantikan Tiara hari ini, kemarin dan selamanya.

Tiara perempuan yang di cintai yang berhasil membuat nya hampir gila karena rasa bersalah dan juga cinta yang tidak bisa dia ungkapkan.

Tap ... Tap ... Tap ...

Ke lima perempuan cantik bak bidadari yang turun dari anak tangga kini menjadi pusat perhatian para tamu yang hadir.

Mereka semua tidak henti memuji kecantikan keluarga besar adijaya.

Siska pun hadir di acara pernikahan kakak dari adik angkat nya itu. Dia sedikit malas berinteraksi dengan para wanita dan pria lain yang berpikir buruk pada nya.

Siska lebih memilih di ruang makan menyantap hidangan lebih dulu.

Dan Abi menemani Siska, bocah pria itu tidak suka keramaian hingga dia memilih mengasingkan diri mengikuti Siska.

"Hey bocah kenapa tidak kau ikut daddy mu saja? kenapa bersama ku disini?" tanya Siska melihat Abi duduk anteng di kursi sedangkan dia duduk sambil mengunyah.

"Bukan urusan aunty, aunty makan saja tidak perlu sibuk dengan ku," ketus Abi.

Hingga sekarang Abi masih tidak suka sama siska, cerita arka saat itu membuat bocah pria tersebut membenci nya.

Tapi semua itu akan dia lakukan jika tidak ada mommy dan jika ada mommy dia akan bersikap seolah semua baik-baik saja tidak ada dendam.

"Hey bocah kenapa kau mengikuti sifat daddy mu yang jahat itu? apa tidak bisa kau mengikuti sifat mommy mu qila?"

"Daddy baik, seperti mommy."

"Hah! baik? aku gak salah dengarkan ini? baik dari mana bocah? daddy mu itu sangat jahat seperti harimau tidak berperasaan, coba jelas kan sisi mana nya yang baik? pasti kamu sendiri gak tau kan, makanya gak usah bilang baik kalau ujung saja tidak tau," ucap Siska.

"Apa aunty sudah kencang? kalau belum silakan tambah seperti nya aunty masih lapar gapapa habis kan saja semua hidangan nya nanti akan Abi bilangin sama daddy untuk memesan tambah," balas Abi santai tidak betah lagi berada di dekat siska dan memilih pergi.

Siska memandang kepergian Abi begitu kesal, sikap bocah pria itu benar-benar mirip dengan arka menjengkelkan.

"Dasar bocah dia dan daddy nya sebelas dua belas selalu saja membuat ku kesal, jika bukan karena aqila hari ini juga sudah aku lenyap kan mereka dari muka bumi," ucap Siska kesal………(Bersambung  Bab 254)

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 253 Pernikahan Di Atas Kertas "