Bab 247 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 247
![]() |
Wajah Tini tersirat banyak kekecewaan menatap sang kakak,
hati nya seperti tertusuk sebuah benda tajam rasanya sakit teramat sakit, tapi
tak berdarah.
Mulut nya sudah kehabisan kata-kata dalam berbicara, menatap
bergantian ke arah pria di samping kakak nya dan juga kakaknya itu. Tini hanya
bisa mengusap wajahnya dengan kedua tangan, kepalanya benar-benar pusing
sekarang.
"Hubungan kakak sudah sedalam ini, lalu apa rencana
kakak kedepannya? kapan kalian akan menikah? aku tidak ingin terjadi sesuatu
pada kakak di luar nikah itu hanya akan membuat almarhum ayah dan almarhumah
bunda kecewa," ucap Tini.
"Jangan khawatir secepatnya saya akan menikahi kakak
mu, tapi sebelum itu kamu harus menikah dulu," kata Farel serius dan
sontak saja tini batuk.
"Uhukkk ... uhukkk .... "
"Kenapa seperti itu apa kaitannya dengan saya harus
menikah? jika kalian ingin menikah ya silakan menikah tidak perlu memberi
alasan dengan menunggu saya, jangan bilang ini hanya sebuah taktik bapak saja
yang tidak ingin menikahi kakak saya setelah mendapat keuntungan banyak,"
tuduh Tini menatap curiga farel.
"Dek, bukan seperti itu. Mas farel tidak seburuk yang
kamu pikirkan, semua ini karena kakak yang tidak ingin menikah," kata
Tiara cepat tidak ingin adik nya malah berpikir buruk lebih jauh lagi tentang
farel.
"Maksud kakak apa? kenapa tidak ingin menikah? kakak
sadar gak sih dengan apa yang kakak lakukan sekarang sudah benar-benar bodoh,
bagaimana jika kakak hamil? sedangkan kakak masih belum punya status yang
jelas? mau di kata apa kakak nanti jika hamil di luar nikah?" tanya Tini
berapi-api.
Deg...
Tiara terdiam, ucapan tini semua memang benar, kenapa dia
tak pernah berpikir sejauh itu, dia hanya menikmati hari-hari nya bersama farel
tanpa memikirkan jika kenikmatan yang di lakukan ini akan menjadi petaka untuk
nya sendiri jika benar-benar hamil.
"Kamu jangan khawatir sebelum itu terjadi saya akan
menikahi tiara, saya mencintai tiara melebihi diri saya sendiri, tidak akan
saya biarkan seseorang pun menyakiti tiara, meski itu seekor semut pun,"
ucap Farel serius menggenggam tangan tiara dengan erat.
"Lalu tunggu apa lagi sekarang? kapan bapak menikahi
kakak saya? saya ingin secepatnya jangan menunda karena kita tidak tau
kedepannya apa yang bisa terjadi."
"Tidak dek, kakak akan menikah nanti tapi setelah kamu
menikah ini adalah amanah terakhir dari ayah bunda yang bisa kakak
laksanakan," tolak Tiara menatap tini yang menatap nya tidak percaya.
"Amanah? apa aku tidak salah? kakak masih memikirkan
amanah ayah bunda setelah apa yang kakak lakukan ini? please kak tidak perlu
memikirkan aku? aku tidak akan salah langkah seperti kakak yang melakukan
hubungan terlarang dengan pria tanpa ada ikatan suci, kakak jangan khawatir
karena aku bisa jaga diri. Atau kakak lupa aku enam tahun di LN sendiri, dan
lihatlah sekarang aku berdiri di hadapan kakak dengan keadaan baik-baik saja
tanpa kurang satu pun atau lecet," balas Tini sedikit tertawa merasa lucu
dengan perkataan sang kakak yang khawatir dengan nya.
"Jaga ucapan mu itu, semua ini bukan salah tiara, tapi
salah saya. Jika kau ingin marah? marah saja pada saya jangan pada tiara,
karena tiara tidak pernah ingin hal seperti ini terjadi, tapi cinta saya
terlalu besar sehingga berpikir sempit dan melakukan hal yang tidak seharusnya
saya lakukan sebelum menikah. Semua yang saya lakukan bukan karena hasrat atau
ingin merusak tiara, tapi saya sangat mencintai tiara, hari ini pun saya siap
menikahi tiara," tegas Farel sudah tidak sanggup diam melihat dan
mendengarkan kata-kata kasar dan kekecewaan yang di tunjukkan tini adik dari
wanita yang dia cintai itu berikan.
"Oke saya pegang omongan bapak barusan, segera menikahi
kakak saya. Sekarang silakan bapak pergi dari sini dan jangan pernah kembali
sebelum mempersiapkan pernikahan," usir Tini tidak peduli tindakan nya ini
sopan atau tidak mengusir orang yang lebih tua dari nya.
Farel terdiam menatap tiara tak rela meninggalkan wanita nya
ini, seminggu bersama melakukan banyak hal gila rasanya berat meninggal tiara
begitu saja.
Jika saja dia bisa membawa tiara ikut bersama nya sekarang,
dia akan membawa tiara.
Tapi semua belum bisa dia lakukan karena dia dan tiara belum
menikah meski hubungan keduanya sudah sangat jauh dari kata suami istri.
Kini tinggal tiara dan tini berdua.
"Hiks ... hiks ... hiks ...."
Tangis tini pun pecah, dia tak bisa menahan rasa kekecewaan
dan kesedihan lagi pada sang kakak yang selalu dia jadikan panutan selama
berada di LN.
"Kenapa kakak melakukan ini? kenapa kak? aku begitu
menyayangi, aku selalu membanggakan kakak pada teman-teman ku, tapi sesuatu
yang ku banggakan kini sudah lenyap," ucap Tini dengan tangisan terus
berjatuhan.
"Maaf Dek, semua di luar kendali kakak."
"Lupakan saja semua sudah terjadi sekarang jawab aku
kak, kapan kakak akan menikah? stop menjadi kan aku alasan kakak menunda untuk
menikah."
"Itu bukan alasan dek, itu benar."
"Oke, fine jika itu benar sekarang aku minta satu hal
sama kakak segera resmikan hubungan kakak ke jenjang yang lebih serius dengan
kekasih kakak itu demi aku adik dan keluarga satu-satu nya yang kakak
punya," pinta Tini menatap tiara yang tidak memberi ekspresi yang dapat di
tebak.
"Baiklah jika kamu terus memaksa secepatnya kakak akan
menikah, semua ini kakak lakukan demi kamu dek, tapi kakak punya satu
syarat," ucap Tiara mendadak mengatakan ada syarat di akhir kata membuat
tini penasaran.
"Persyaratan apa?"
"Kamu harus ikut tinggal dengan kakak dan mas farel
setelah menikah jika tidak, kakak tidak akan menikah," putus Tiara dengan
apa yang di katakan, dia tidak bisa melepas tanggungjawab
nya begitu saja.
"Baiklah aku setuju. Kapan kakak akan menikah?"
"Kakak akan bicara ini sama mas farel besok,
bersabarlah."
"Oke, tidak masalah. Maafkan aku kak tadi sudah
bersikap kekanakan dan kurang sopan, seharusnya aku tidak melakukan itu, aku
benar-benar minta maaf. Aku sayang sama kakak, aku tidak ingin kakak ku
kenapa-kenapa, kakak adalah keluarga satu-satu nya yang aku punya," ungkap
Tini sambil memeluk tiara menyesal sudah berkata kasar.
"Kamu tidak salah dek, ini salah kakak yang tidak bisa
jaga diri, kakak minta maaf sudah membuat mu kecewa," kata Tiara
benar-benar sedih kedatangan tini kembali ke Indonesia di sambut dengan sesuatu
yang membuat nya kaget dan tentu syok.
Keduanya berpelukan meluapkan perasaan satu sama lain, air
mata terus bercucuran tanpa ada suara yang keluar dari mulut masing-masing.
"Kak, aku menyayangimu, aku hanya ingin kebahagiaan
kakak tidak lebih, aku tidak ingin kakak di rugikan oleh pria mana pun, kakak
sangat berarti dalam hidup ku, perjuangan kakak menyekolahkan ku dan merawat ku
sejak kecil begitu besar. Aku tidak bisa membalas semua itu, maaf perkataan ku
tadi begitu kasar," batin Tini menangis.
"Maafkan kakak dek, pasti semua ini membuat mu
kaget," batin Tiara sedih.
...*******...
Di tempat lain farel sudah duduk bersama keluarga besar nya
termasuk aqila dan arka.
Arka sebenarnya kesal pertempuran nya diatas ranjang harus
terhenti karena panggilan dari farel meminta mengantar aqila ke mansion ada hal
penting yang ingin mereka bahas, mau tidak mau arka harus mengantar, dia tidak
ingin menyerahkan aqila di antar sopir, itu hanya akan membuat nya gila terus
memikirkan keadaan istri nya.
"Ada apa Kak? kenapa meminta kita semua berkumpul? ada
hal penting yang ingin kakak kata kan?" tanya Aqila penasaran menatap
farel.
Sedangkan bian dan dewi kedua orang tersebut masih saling
diam sejak kepulangan mereka dari rumah sakit belum juga ada yang mau mengalah.
Abi dan arin kelelahan sehingga tiba di mansion tadi
langsung tertidur.
"Kakak akan jelaskan kenapa kakak meminta kamu dan
semua berkumpul di sini. Mom, Dad, aku ingin menikah dengan tiara
secepatnya," ucap Farel sudah mantap dengan keputusannya.
Dia tidak peduli jika nanti tiara marah dengan keputusan nya
ini.
Semua yang mendengar perkataan farel kaget, mereka masih
berpikir jika pria tersebut becanda, pasalnya terakhir kali bertemu tiara dan
farel terlihat biasa terutama tiara tidak menunjukkan jika dia adalah kekasih
farel.
Dan kenapa mendadak tiara mengatakan ingin menikahi tiara?
apa ada sesuatu yang terjadi pada keduanya?
Itulah pertanyaan yang memutari otak mereka sekarang.
Dewi tidak terlalu memikirkan, otaknya sudah pusing
memikirkan kandungan nya. Setelah tiba tadi keduanya belum mengatakan kabar
baik dan buruk itu pada keluarga nya.
"Mom, Dad, semuanya, aku ke kamar dulu ingin istirahat
kepala sedikit sakit," ucap dewi pamit.
"Ya sudah kamu istirahat saja tidak apa-apa,"
jawab mommy perhatian.
"Terimakasih Mom, kalau gitu dewi permisi dulu."
Bian melihat kepergian istri nya sedikit kesal karena dewi
tak berpamitan padanya.
"Mom, Bian nyusul dewi dulu," bangkit Bian
meninggalkan mereka semua.
"Ada apa dengan mereka berdua? kenapa aku mencium
bau-bau pertengkaran?" batin Aqila.
Dewi masuk dan menjatuhkan tubuh nya di tempat tidur, kepala
nya begitu pusing hingga rasanya tak bisa duduk.
Dewi berniat ingin istirahat menenangkan otaknya yang tak
henti memikirkan perkataan dokter, tapi suara seseorang mengacaukan semua niat
nya itu.
"Wi, kamu kenapa? kamu baik saja-saja kan? kepala kamu
sakit?" khawatir Bian dengan keadaan dewi saat ini mengingat kehamilannya
bermasalah.
"Aku tidak apa-apa kepala ku hanya sedikit pening,
sebentar lagi juga baikan kalau sudah istirahat," jawab Dewi memijat
kepala nya.
Bian berjalan mendekati dewi dan mengambil alih memijat
kepala sang istri tercinta nya itu.
"Biar aku saja kamu istirahat lah. Aku tidak akan
mempermasalahkan kehamilan mu lagi, tapi kamu harus berjanji satu hal padaku
jaga kesehatan dan jangan pernah meninggalkan ku apapun terjadi, aku tanpa mu
seperti bayi tanpa ibu," ucap Bian tidak ingin kehilangan dewi.
"Kamu serius Yan?"
"Serius tapi kamu harus janji jaga kesehatan dan tidak
akan meninggalkan ku."
"Ya, aku janji terimakasih Yan, aku mencintaimu love
you banyak-banyak deh pokoknya sama kamu," bahagia Dewi akhirnya bian
tidak mempersalahkan lagi dan mengizinkannya terus melanjutkan.
"Gimana pijatan aku, enak gak? atau masih kurang?"
tanya Bian.
"Enak Yan, ternyata kamu pandai juga dalam hal memijat
kenapa aku baru mengetahui sekarang?"
"Apapun itu akan aku bisa kan asal itu membuat istri ku
bahagia," jawab Bian menatap dewi penuh cinta.
"Makasih Yan kamu sudah sangat mencintai ku sebesar
ini, aku harap setelah kepergian ku nanti kamu bisa melanjutkan kehidupan mu
seperti ini. Aku ragu akan bisa menemani mu, tapi aku bahagia sekarang bisa
merasakan hamil dan pernah memiliki seseorang yang sangat amat mencintai
ku," batin Dewi entah kenapa mendadak firasat nya mengatakan umur nya tak
akan lama lagi.
"Ya Tuhan jika benar umur ku tak panjang lagi berikan
aku kesempatan untuk mencari pendamping yang baik yang bisa menjaga dan merawat
suami ku nanti setelah aku pergi," lanjut Dewi membatin sedih mencoba kuat
dengan takdir Tuhan padanya.
Sedangkan di luar sana semua sudah sepakat pernikahan farel
dan tiara akan di adakan 3 minggu dari sekarang.
"Selamat ya kak akhirnya jadi juga sama tiara, padahal
besok aku dan arka rencana nya mau samperin kakak di kantor tapi sekarang tidak
jadi semua sudah jelas terjawab kan," ucap Aqila mengatakan niat awal
mereka sebelum farel menghubungi mereka untuk kemari.
"Mau ngapain ke kantor kakak? kamu rindu ya sama
kakak?" goda Farel menaik turun kan alis.
"Ish kakak ge'er mana ada kayak gitu, aku penasaran aja
kemana kakak selama seminggu ini," kata Aqila.
"Oh gitu."
"Iya, tapi sekarang aku udah tau kemana kakak selama
seminggu ini, " ucap Aqila dengan senyum tipis menjahili sang kakak.
Melihat senyum aneh aqila membuat Farel cemas.
"Apa aqila tau apa sebenarnya yang terjadi? tapi kalau
benar mampus aku," batin Farel was-was.
"Benar sesuai dugaan ku, wajah kakak langsung berubah,
apa yang kakak lakukan dengan tiara selama seminggu ini? oh no kenapa sekarang
aku jadi kepo seperti ini sih? monolog Aqila binggung kenapa sangat penasaran
dengan percintaan kakak nya dengan tiara.
"Dek, ikut dengan kakak sebentar," ajak Farel
bangkit dari duduk nya mengandeng tangan aqila.
"Eth tunggu kenapa hanya aqila sendiri? saya
ikut," cegah Arka ingin ikut.
"Posesif gak gini juga Ar, saya ini kakak nya qila.
Saya hanya ingin mengajak aqila berbicara sebentar gak jauh hanya di taman
belakang, stop posesif atau saya akan benar membawa aqila pergi dari mu,"
ancam Farel kesal dengan sikap posesif suami adik nya.
Ancaman farel kini berhasil membuat pria posesif itu tak
berkutik, mommy dan daddy melihat sikap anak-anak hanya menggeleng kepala,
padahal mereka sudah besar dan memiliki anak tapi sifat nya masih saja
kekanakan.
"Lihat lah Dad, mereka masih saja kekanakan, mommy
ingin melihat ini selama" ucap Mommy penuh syukur………(Bersambung Bab 248)

Posting Komentar untuk "Bab 247 Pernikahan Di Atas Kertas "