Bab 240 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 240
![]() |
Dengan seribu bujukan aqila akhirnya arin menyetujui ikut
dengan nya menghampiri abi yang lagi di susul arka.
Tiba di kamar abi, arin sih bocah kecil perempuan itu terus
menggenggam erat tangan aqila tanpa ingin di lepaskan.
Aqila dapat merasa ketakutan yang di rasakan arin, saat
masuk di ruang kamar abi, genggaman tangan arin padanya semakin kencang seperti
tidak ingin di lepaskan.
Hati nya tak tega melihat putri kecilnya ketakutan seperti
ini.
Arin berjalan mengekori aqila dari belakang, bocah itu takut
menampakkan wajah di depan daddy nya.
Di depan aqila dapat melihat abi yang di bujuk arka tidak
juga berpindah dari posisi tidur nya.
Aqila menyentuh bahu arka dan sontak arka berbalik dan kaget
melihat sang istri di disini bukannya tadi sudah ia katakan untuk istirahat
tidak bergerak kemana-mana, kenapa sekarang malah bergerak datang kemari
bersama arin pula, padahal bocah kecil itu sudah ia pesan untuk segera ke bawah
duluan.
"Sayang kenapa kamu kesini, aku sudah meminta mu untuk
istirahat kenapa keras kepala bagaimana kalau sakit nya kambuh, cepat kembali
istirahat tidak usah pikir kan anak-anak aku bisa mengurusi mereka. Arin
bukannya sudah daddy katakan tadi turun ke bawah duluan kenapa sekarang malah
mengajak mommy ke sini?" marah Arka yang mana membuat bocah kecil pria itu
berbalik.
"Bie, aku baik-baik saja. Jangan marah pada arin ini
bukan salah nya aku sendiri yang ingin kemari, awalnya arin menolak tapi aku
yang memaksa nya," jelas Aqila.
"Tetap saja sayang sekarang cepat kembali ke kamar aku
tidak ingin sakit mu kambuh. Abi cepat bangun ikut bersama arin ke bawah, daddy
akan mengantarkan mommy kalian ke kamar untuk istirahat," ucap Arka
lantang tidak ingin di bantah.
"Tidak bie, aku akan ikut ke bawah bersama anak-anak
dan aku juga akan mengantar mereka ke sekolah, titik pokoknya aku tidak ingin
di bantah," jawab Aqila lebih keras kepala tidak peduli apapun penolak
arka.
Tidak peduli dengan wajah kesal suaminya, aqila duduk di
tepi ujung tempat tidur lalu mengusap rambut abi.
"Sayang, jangan sedih. Mommy sayang sama abi, perkataan
arin tadi hanya becanda tidak benar, mommy sayang kalian berdua, kalian
anak-anak mommy yang tampan dan cantik, bagaimana mommy tidak sayang,"
kata Aqila.
"Apa benar seperti itu? mommy juga sayang sama abi?
tidak hanya pada arin?" tanya Abi.
"Mommy sayang kalian berdua tidak ada yang mommy
bedakan, semua mommy ratakan kasih sayang agar tidak ada yang merasa pilih
kasih," jawab Aqila menatap menyakinkan abi.
"Janji sayang abi juga?"
"Janji sayang selama," jawab Aqila memeluk erat
sang putra nya yang menganggap dirinya tak menyayangi nya.
Arin melihat mommy nya hanya memeluk abi melupakan dirinya
berlari keluar dengan tetesan bening yang sudah berjatuhan.
"Mom arin," ucap abi melihat kembaran nya berlari
keluar.
"Iya arin ada di belakang, kenapa? Abi ingin
bicara?" tanya Aqila tidak tau jika putri kecil nya sudah tidak ada di
kamar abi sekarang.
"Tidak mom arin pergi," jawab Abi menggeleng
kepala menatap mommy.
"Apa?" kaget Aqila berbalik dan benar saja ia
tidak melihat keberadaan arin di belakang.
"Bie kenapa kamu diam di situ kenapa tidak kamu susul
arin?" tanya Aqila tidak habis pikir ada apa dengan suami nya kenapa
begitu santai seperti tidak terjadi apapun padahal saat ini putri nya sedang
sedih dan juga takut pada nya.
"Sebenarnya dia ini daddy nya atau tidak sih? kenapa
tidak ada usaha membujuk anak-anak? apa ini yang dia lakukan setiap anak-anak
sedih dan marah?" batin Aqila bertanya pada dirinya penasaran apa yang di
lakukan arka.
"Oke, aku susul sekarang," ucap Arka lalu berjalan
meninggalkan kedua orang tersebut.
Kepergian arka dari kamar abi, bocah pria itu bangkit
mengajak mommy untuk ikut mencari arin, ia yakin saat ini kembaran nya pasti
sedang sedih mengira tidak ada lagi yang sayang padanya.
"Ayo mommy kita susul arin," tarik Abi menggenggam
tangan aqila.
"Iya sayang, ayo."
Aqila dan Abi sudah mencari arin di kamar nya tapi tak menemukan
bocah perempuan itu, dan di sini juga tidak ada arka.
"Di mana arin dan daddy mu? kenapa mereka tidak ada di
sini? apa mereka ada di ruangan lain?" tanya Aqila pada abi.
"Bisa jadi Mom, ayo kita cari lagi," kata Abi
kembali menarik mommy nya.
Aqila dan Abi sudah mencari ke semua sudut ruangan yang ada,
tapi tak juga menemukan keberadaan arin dan juga arka.
Keduanya bahkan sudah bertanya pada art, tapi mereka tak
melihat tanda-tanda majikan nya lewat sini.
Aqila pusing di mana mereka sekarang kenapa seluruh sudut
tidak juga menemukan anak dan suaminya.
"Mom, arin dan daddy juga tidak di temukan? kemana
mereka sebenarnya? mommy tau mereka di mana?" tanya Abi menatap Aqila.
"Mommy tidak tau sayang, bagaimana jika kita cek CCTV
saja," kata Aqila entah kenapa baru mengingat jika di mansion kakek adrian
semua di pasang camera CCTV untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu .
"Di sini ada CCTV Mom? kenapa tidak sejak tadi mommy
katakan?" tanya Abi tidak habis pikir kenapa mommy nya baru bilang
sekarang setelah ia berkeliling semua tempat.
Dan itu hanya buang waktu dan tenaga.
"Mommy baru ingat sekarang, maaf sayang pasti abi capek
ya? mommy benar-benar tidak ingat tadi," jawab Aqila.
"Iya Mom tidak apa-apa, ayo kita cek CCTV nya
sekarang," ajak Abi.
Lalu keduanya pun pergi meninggalkan ruang keluarga menuju
ruang CCTV.
Tiba di dalam, aqila meminta pria tersebut yang bekerja
mengawasi ruangan CCTV untuk mengecek semua kejadian 15 menit yang lalu tanpa
ada satu yang terlewatkan.
"Putarkan semua CCTV yang ada, tolong perhatikan dengan
baik kemana pergi nya suami dan anak saya," perintah Aqila.
"Baik Nona."
Semua CCTV sudah di putar dan sekarang fokus mata mereka
tertuju pada layar komputer tanpa berkedip.
"Mom, itu arin dan daddy," tunjuk Abi pada layar
komputer di mana di dalam layar tersebut ada kedua orang yang mereka cari sejak
tadi.
"Mana sayang?" tanya Aqila.
"Itu Mom, Pak tolong henti kan," tunjuk Abi dan
juga meminta pak penjaga menghentikan putaran video rekaman agar mereka bisa
fokus pada satu kamera yang tertuju pada dua orang yang di cari itu.
"Baik den."
Pak petugas tersebut langsung menghentikan sesuai permintaan
anak majikan nya.
"Benarkan Mom itu arin dan daddy mereka pergi kemana?
kenapa keluar gerbang tanpa menggunakan kendaraan?"
"Mommy tidak tau sayang, coba mommy hubungi daddy kamu
dulu."
"Buruan Mom, jangan lupa beri speaker Abi mau
dengar," kata Abi khawatir dan penasaran kemana pergi nya mereka.
"Iya sayang ini juga mommy lagi usaha tapi daddy kamu
tak mengangkat panggilan mommy," menunjukan layar ponsel nya yang
terhubung pada arka tapi tak di respon.
"Huftt, kemana sebenarnya mereka pergi," ucap Abi.
"Abi jangan khawatir arin akan baik-baik saja ada daddy
yang temani arin jadi semua pasti aman," kata Aqila menyakinkan Abi bocah
pria itu yang mengkhawatirkan kembaran nya.
"Iya, Mom."
"Yah sudah sekarang kita ke meja makan, Abi harus makan
sekarang setelah itu mommy akan mengantar abi ke sekolah," kata Aqila yang
mana langsung membuat abi senang mendengar mommy nya akan mengantar ke sekolah
untuk pertama kali.
Ini adalah impian ia dan arin ingin di antar mommy seperti
teman-teman mereka lainnya yang di antar dan jemput oleh mommy.
"Mommy serius kan? tidak bohong ingin mengantar abi dan
arin ke sekolah?"
"Iya sayang serius tidak bohong, ayo sekarang kita
makan dulu, bentar lagi daddy dan arin akan datang," yakin Aqila jika
suami dan anaknya itu akan kembali.
Aqila yakin arka dapat membujuk arin yang sedang sedih,
mengingat enam tahun ini arka lah yang mengurus anak-anak nya, ia yakin hal
seperti ini arka dapat menangani.
...****************...
Pagi-pagi Farel sudah berada di depan pintu apartemen tiara.
Pria itu sengaja mengunjungi tiara karena merindukan wanita
tercinta nya itu.
Farel menekan tombol bel yang berada di samping pintu
apartemen tiara.
Dan tak lama kemudian keluar lah sosok wanita dari dalam
dengan muka ngantuk nya karena ini masih sangat pagi jadi ia belum bersiap-siap
untuk ke kantor.
Melihat farel di depan pintu apartemen nya, tiara ingin
kembali menutup pintu, tapi tak jadi karena Farel sudah lebih dulu menahan
dengan kaki.
"Angkat kaki mu Mas jika tidak ingin kejepit, kenapa
pagi-pagi berada di sini? apa ada urusan?"
"Kenapa apa aku salah mengunjungi wanita ku? tidak
bukan? jelas tidak dong kamu pasti senang di kunjungi pria tampan seperti aku,
pria yang kamu idam-idamkan sejak lama kini mendatangi mu dengan perasaan cinta
sebesar gunung," pede Farel sombong membanggakan diri sendiri dan tiara
mendengar pujian itu ingin muntah saking muak nya dengan tingkah aneh farel.
"Jangan terlalu pede Mas, itu malah kebalik aku merasa
menjadi wanita sial di kunjungi pria seperti mu, aku rasa mulai sekarang hidup
ku akan sial jika sudah memberi mu kesempatan kedua," balas Tiara apa
adanya berbalik berjalan meninggalkan farel.
Melihat sikap acuh tiara melangkah masuk begitu saja, farel
pun langsung masuk mengikuti tiara ke dalam karena pintu nya tak di tutup
tiara.
Bagaimana mau di tutup jika farel menahan dengan satu kaki
dan terus berdiri di depan pintu apartemen nya.
"Tiara, bukannya kamu sudah memaafkan ku tempoh hari
kenapa sekarang masih marah? apa aku melakukan kesalahan yang tidak ku
sadari?" tanya Farel mengekori tiara yang ingin masuk ke kamar tidak jadi
dan langsung berhenti.
"Berhenti di situ Mas jangan berani masuk ke dalam atau
aku akan benar-benar marah padamu," ancam tiara serius.
"Baiklah, aku akan menunggu mu di sini," nurut
Farel tidak ingin tiara benar marah padanya.
Mendapat maaf dari tiara begitu susah, dan ia tidak ingin
melakukan kesalahan yang akan membuat nya menyesal sampai ke ubun-ubun.
"Bagus, awas berani masuk," ucap ulang Tiara
menatap tajam farel lalu berjalan masuk ke dalam.
Setiba di dalam kamar, tiara menarik nafas dalam-dalam. Hati
nya tadi begitu deg-degan melihat kedatangan farel mengunjungi nya sepagi ini.
Bukan hal itu saja yang membuat tiara kepikiran tapi ia juga
merasa malu karena farel melihat wajah jelek nya yang baru bangun tidur.
"Oh Tuhan bagaimana ini, mau taruh di mana wajah ku ini
sekarang? dia pasti mengatakan ku buruk setelah melihat penampilan ku tanpa
make-up, kenapa aku tidak bersih-bersih dulu sebelum membuka pintu," kata
Tiara kesal telah melakukan kecerobohan yang sangat fatal.
"Sudahlah semua sudah terjadi, aku tidak peduli apapun
pendapat nya lagian aku tak pernah mengharapkan dia kembali hadir di kehidupan
ku," lanjut Tiara tidak ingin hal ini menjadi beban pikir nya.
Tiara menuju kamar mandi membersihkan diri. 15 menit
bersih-bersih ia keluar dengan sudah memakai pakaian yang di bawa.
Lalu ia duduk di meja rias memoles sedikit make-up agar
tidak buruk-buruk amat di depan farel, meski tadi pria itu sudah melihat aib
nya, bodoh amat lah soal itu tiara tidak ingin pusing memikirkan nya.
30 menit berada di dalam kamar, akhirnya tiara keluar dan
farel masih setia berdiri di depan pintu kamar seperti posisi awal sebelum
meninggal nya.
"Katakan ada apa pagi-pagi kemari? jangan bilang tidak
ada urusan penting jika benar aku akan sangat marah karena Mas sudah menganggu
waktu tidur ku," tegas Tiara menatap tajam pria tersebut yang hanya
membalas senyum tidak jelas nya.
"Benar bukan lagi benar aku kemari tidak ada urusan
penting aku hanya ingin mengunjungi mu, apa itu salah? sudah dua hari kita tak
bertemu dan aku sangat merindukan mu lagian ini salah mu kenapa telpon ku tidak
kamu angkat, yah sudah aku putus kan untuk samperin kamu disini," jelas
farel santai, lalu berjalan mencari dapur mungkin ada sesuatu yang bisa di
makan.
Datang sepagi ini ke apartemen tiara, ia sampai meninggalkan
sarapan pagi nya, pergi nya pun tanpa pamit karena keluarga nya belum ada yang
pada bangun semua lagi asyik dengan teman ranjang nya.
"Apa yang kamu lakukan Mas?" tanya Tiara mengikuti
langkah farel yang tidak menjawab pertanyaan nya.
"Mas kamu cari apa?" tanya ulang Tiara.
"Di mana letak dapur?" tanya Farel berhenti
mendadak membuat kepala tiara menabrak dada bidang pria tersebut yang berhenti
tanpa mengabari.
"Auwh, kenapa mendadak sih Mas, kenapa tidak kasih tau
kalau mau berhenti," marah tiara mengelus jidat nya.
"Kenapa jadi aku yang di salah kan sudah jelas itu
salah kamu kenapa jalan tidak melihat ke arah depan, emangnya apa yang kamu
lihat di bawah?" tanya Farel menatap tajam tiara.
Deg....
"Kenapa menatap ku seperti itu jangan berani
macam-macam atau ak-" ucapan tiara terputus karena farel memotong nya.
"Atau apa? marah? kenapa selalu ancaman yang sama,
tidak ada ancaman yang lebih bagus dari itu?" tatap farel lekat berjalan
mendekati tiara dan wanita itu berjalan mundur kebelakang gugup………(Bersambung
Bab 241)

Posting Komentar untuk "Bab 240 Pernikahan Di Atas Kertas "