Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 239 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 239


Aqila tidak mempedulikan arka yang memanggil nama nya, ia kesal dengan didikan arka yang tidak baik untuk anak-anak.

Aqila ingin kembali memasak, tapi arka berlari dengan cepat memeluk aqila dari belakang.

"Bie lepasin aku mau masak," berontak aqila masih kesal dengan arka.

"Tidak sayang, aku tidak mengizinkan untuk apa ada pembantu jika ujung nya kamu yang harus masak," balas Arka tambah mengeratkan pelukan nya.

"Bie nanti orang lihat gimana cepat lepasin," ucap Aqila ulang tidak lagi berontak, percuma semakin berontak bukan di lepaskan tapi malah sebaliknya.

"Tidak sayang, aku tidak mengizinkan mu, mulai hari ini tidak perlu memasak apapun kamu istri dan juga ibu dari anak-anak ku bukan seorang pembantu," tegas Arka menekan perkataan nya melarang keras aqila bekerja di dapur.

"Bie, itu sudah menjadi salah satu tugas seorang istri dalam memasak bukan berarti itu di sebut pembantu, kamu gak usah ngacau kalau bicara, cepat lepasin aku mau lanjut," kata Aqila.

"Sekali tidak akan tetap tidak sayang, aku tidak mengizinkan kan," putus Arka lebih keras kepala dari aqila.

Arka langsung menggendong aqila ala brydel meski mendapat banyak ocehan yang keluar dari mulut aqila, itu tidak membuat ia menuruti perkataan nya.

"Sayang hentikan jika tidak ingin jatuh, atau kamu ingin kita lakukan di sini di lihat banyak orang?" senyum jahil Arka seketika membuat aqila terdiam tidak lagi berontak.

Aqila tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi jika keduanya benar-benar melakukan di tempat umum?

Ya, Arka bukan pria yang asal bicara karena apa yang di ucapkan akan selalu ia buktikan.

Dan Arka tersenyum melihat istri nya menjadi penurut.

"Nah, kalau seperti ini kan, kamu makin cantik dan aku makin sayang," kata Arka lalu mencium hidung mancung aqila.

"Bie!" teriak Aqila malu.

"Kenapa sayang? aku masih berada di sini tidak kemana-mana," balas Arka pura-pura tidak tau penyebab teriakan aqila.

Cekrek ....

Setiba di kamar, Arka langsung mengunci rapat pintu agar tidak ada seorang pun yang menganggu nya.

"Bie, kenapa harus di kunci? sebenarnya kamu mau apa sih?" tanya Aqila bingung sejak tadi memang arka belum mengatakan apapun mengenai keinginan nya.

"Sayang, kamu lupa pagi tadi kita belum melakukan nya dan aku ingin sekarang tidak ingin di tunda, jika tidak burung ku akan mati tidak mendapat jatah makan dari mu," jawab Arka membuat pipi aqila memerah seperti kepiting rebus dengan jawaban asal tersebut.

"Sayang ada apa dengan mu? apa tadi kamu memoles make-up tebal di wajah sehingga wajah mu begitu merona?" goda Arka senang menjahili aqila.

"Mana ada seperti aku belum memoles apapun di wajah ku," jawab Aqila.

"Terus merah di wajah mu kenapa?"

"Benar kah?" sontak saja aqila memegang kedua pipi nya mencari kebenaran.

Dan Arka melihat polos atau bodoh nya sang istri tidak dapat menahan tawa lagi.

"Hahhaha ... hahahah ... hahahh ...," Arka tertawa puas melihat wajah mengemaskan aqila.

"Bie, kamu mengerjai ku ya?" tanya Aqila melihat Arka tertawa.

"Maaf sayang habis nya kamu lucu masa gitu aja percaya. Aku jadi ragu dengan kemampuan mu dalam mengurus perusahaan makin kesini aku tidak melihat kecerdasan mu, tapi ..., " Arka tak lagi melanjutkan ucapannya karena mendapat tatapan tajam dari aqila.

"Apa? bodoh maksud mu gitu," ketus Aqila.

"Jangan cemberut gitu dong sayang, nanti cantik nya ngilang," goda Arka keadaan seperti ini masih saja sempat jahil.

"Bie, ak_" ucapan Aqila terhenti bibir arka sudah menyentuh bibir aqila.

Arka menghentikan ocehan istri nya dengan jurus ampuh yang tidak bisa aqila tolak.

Memperdalam ciuman, Arka menye*ap isi rongga yang selalu membuat nya suka memainkan lidah di dalam.

"Balas sayang," ucap Arka dengan suara serak nya.

Entah kenapa aqila menuruti perkataan Arka ia membalas lum*tan pria tersebut.

Arka tersenyum istri kecilnya ini sangat penurut padahal tadi menolak, tapi setelah merasakan, dengan cepat berubah pikiran, dasar wanita kalau sudah dapat enaknya tidak bisa menolak lagi.

"Sudah ku duga sayang, kamu tidak akan bisa menolak ku," batin Alvaro tersenyum.

Tangan Alvaro sudah bergerak liar mencari sesuatu di balik pakaian aqila.

Bibir keduanya masih menyatu bertukar saliva. Aqila makin kesini makin pandai dalam membalas ciuman dan arka menyukai cepat belajar istri nya ini.

Arka membuka br* yang menjadi penghalang tangan nya bergerak bebas di benda kenyal kesukaan nya itu.

Tangan nya mencubit gemas pu*ting milik aqila sehingga wanita tersebut mend*sah merasa geli.

Entah perasaan apa yang ia rasakan sekarang, yang jelas ia menginginkan sentuhan lebih dalam.

Dorongan dari mana aqila meminta arka melakukan sekarang.

"Kamu serius sayang? bukannya tadi kamu menolak tidak ingin kenapa sekarang berubah pikiran?" tanya Arka sengaja ingin mendengar jawaban dari aqila yang tidak bisa menahan sentuhan nya.

"Bie ...," panggil Aqila lemas tidak tahan. Arka adalah pria dengan beribu otak jahat yang selalu mampu membuat tolakan nya seketika menjadi mau menginginkan.

Dan bodoh nya kenapa aqila tidak pernah bisa menahan, ia selalu saja kalah dan itu membuat ia merasa lemah mudah terpancing sentuhan arka.

Dan akhirnya terjadilah olahraga ranjang pagi, arka tidak memberi jeda terus menggempur, baru juga setengah jam bertempur aqila sudah tepar tidak mampu mengimbangi permainan suaminya.

Di depan pintu kamarnya, kedua bocah itu terus mengetuk pintu memanggil mommy nya, hal tersebut membuat arka kesal belum puas melakukan ritual pagi nya.

Aqila melihat wajah kesal arka tersenyum, ia beruntung memiliki kedua anak yang dapat menolongnya keluar dari macan lapar.

"Rasain, siapa suruh mancing duluan, sekarang belum puas baru rasa kan? gila nya sampai ke ubun-ubun," tertawa Aqila puas dapat melihat wajah frustasi arka.

"Kenapa harus ada pengganggu sih," kesal arka berpindah dan berbaring di samping aqila sambil memijit kening yang terasa pusing belum mencapai puncak.

"Jangan seperti itu Bie, mereka anak-anak kita," kata Aqila lalu bangkit ingin mengambil pakaian yang di buang arka sembarang arah di lantai.

Belum juga menyentuh, tangan nya sudah di tahan pria tersebut.

"Apa la-" ucapan Aqila terputus.

Arka langsung membungkam mulut aqila dengan bibir nya sekilas lalu menurun ke leher.

Pria itu memberi tanda kepemilikan begitu banyak di leher aqila agar pria di luar sana tak berani menyentuh milik nya.

Arka mengambil pakaian aqila yang di buang lalu ia pakai kan ke tubuh istri nya itu.

"Ajak anak-anak turun duluan, aku ingin bersih-bersih," kata Arka lalu mencium kening aqila penuh cinta.

"Tapi bie, aku harus menutupi semua tanda yang kamu berikan ini, tidak mungkin aku keluar dengan keadaan seperti ini? apa yang akan aku jawab jika anak-anak bertanya?"

"Tidak, biarkan seperti itu tidak perlu di tutup aku ingin terus melihat hasil karya ku di situ jika hilang akan aku berikan lagi," jawab santai Arka membuat aqila mendengar itu menghembus nafas kasar.

Namun seketika lintasan bayangan terlintas di benak nya, aqila merasa hal seperti ini pernah terjadi sebelum nya tapi ia tidak dapat mengingat nya kapan dan di mana itu.

"Akkkh," Aqila memengang kepala nya mendadak sakit.

Arka melihat aqila meringis kesakitan menjadi panik.

"Sayang kamu kenapa? kepala kamu sakit lagi? apa kamu mengingat sesuatu di masa lalu?" tanya Arka khawatir.

"Iya bie," sahut Aqila mengangguk.

"Tenanglah jangan memaksa jika tidak bisa mengingat nya sayang."

"Iya."

"Kamu berbaring saja biar aku yang membukakan pintu untuk anak-anak," kata Arka tidak tega aqila memaksa diri untuk bangun.

"Makasih bie, ajak mereka kebawah aku tidak ingin anak-anak melihat keadaan ku seperti ini, yang ada mereka akan khawatir dan aku tidak ingin hal itu terjadi," ungkap Aqila memikirkan perasaan twins A.

"Baiklah aku akan mengajak anak-anak ke bawah, jangan kemana-mana aku akan segera kembali setelah mengurus twins," pesan Arka sebelum pergi meninggalkan Aqila sendiri di kamar.

"Iya, aku tidak akan kemana-mana, aku akan istirahat pergilah kasihan anak-anak sudah menunggu lama di depan mereka pasti akan sangat marah dengan kita jika belum membukakan," yakin Aqila jika saat ini twins A pasti ngambek pada mereka.

"Tenang saja mereka tidak akan bisa marah padaku," pede Arka memiliki cara tersendiri untuk membujuk putra putri nya dalam keadaan merajuk.

Melihat wajah santai dan percaya diri yang di tunjukkan Arka, aqila sedikit bisa bernafas lega karena yakin suami tampan nya ini mampir mengurus twins A di depan.

Arka bangkit dan membukakan pintu.

"Hay jagoan daddy kenapa pagi-pagi sudah berada di depan pintu? kalian merindukan daddy ya?" tanya Arka narsis.

"Mommy mana Dad? kenapa daddy yang keluar?" tanya Arin mencari-cari mommy nya.

Dan dengan cepat arka menutup pintu kamar.

"Mommy lagi tidur jangan di ganggu, kita langsung ke bawah saja tadi pagi-pagi mommy bangun masakin buat arin dan abi lalu kembali istirahat," jelas Arka sedikit berbohong.

"Benarkah? jadi tadi itu arin tidak mimpi mommy bangunin arin dan berbicara sudah masakin makanan kesukaan arin ternyata benar," senang Arin riang.

"Iya itu benar Arin tidak sedang mimpi," balas Arka membenarkan perkataan arin mengusap rambut nya.

"Kenapa mommy tidak bangunin Abi, Dad?" tanya Abi sedikit cemburu dengan arin kembaran nya yang sempat di bangunin mommy tapi tidak dengan nya.

"Mommy tidak sayang Abi makanya tidak bangunin," celetuk Arin asal bicara.

Yang mana perkataan Arin di tanggap serius Abi jika mommy nya benar tidak sayang pada nya.

Melihat raut wajah sedih abi mendengar ucapan arin membuat arka menghela nafas panjang, kenapa putri nya ini punya mulut begitu asal dalam berbicara tanpa berpikir setiap perkataan nya ini bisa saja menyakiti seseorang.

"Arin kenapa kau membuat kembaran mu sedih? kau hanya menambah masalah untuk daddy sayang," pusing Arka tak dapat berucap selain membatin.

Tanpa berkata Abi berlari.

"Abi mau kemana kamu, Nak?" teriak Arka mengejar abi.

Sebelum menyusul abi sang putra kecilnya itu, ia mengatakan sesuatu pada arin.

"Arin lain kali jangan berkata seperti itu kasihan abi jadi sedih mendengar perkataan arin asal, mommy sayang kalian berdua, hanya saja tadi daddy mencegah mommy saat ingin membangunkan abi, jadi semua itu bukan berarti mommy tidak sayang tapi sayang," kata Arka panjang lebar menjelaskan dan juga menasehati arin untuk tidak mengulangi hal seperti ini lagi.

"Maaf dad," tunduk Arin takut menatap wajah daddy nya.

"Iya, sekarang Arin turun ke bawah duluan minta bibi siapkan makan untuk Arin, daddy mau ngejar abi dulu," kata Arka lalu meninggalkan Arin.

"Hikss ... hiks ... hiks ..., " tangis Arin sedih.

"Arin tidak tau jika abi akan sedih, Arin sayang sama abi tidak mungkin arin mau abi sedih," lirih Arin sedih.

Di dalam kamar aqila mendengar samar-samar suara tangisan seseorang menjadi penasaran, dan memutuskan untuk bangun dan melihat suara siapa itu.

Ceklek....

Aqila kaget melihat Arin di depan pintu kamar nya dan ternyata itu adalah suara tangis nya yang di dengar dari dalam.

"Arin kamu kenapa, Nak? siapa yang buat kamu menangis seperti ini, cepat katakan pada mommy sekarang akan mommy kasih pelajaran orang itu sudah berani nya buat putri cantik kesayangan mommy sedih seperti ini," kata Aqila membujuk putri kecilnya itu masih sedih.

"Mom, Arin buat abi sedih, arin jahat, arin pantas di marah daddy, tapi arin tidak benar-benar ingin membuat abi sedih, arin sayang sama abi," ungkap Arin yang kini membuat aqila paham apa penyebab tangis putri kecilnya ini.

Tapi aqila masih belum tau perbuatan jahat apa yang di lakukan arin hingga membuat abi sedih dan di marahi arka seperti ini sehingga arin sedih menangis begini.

"Apa yang di lakukan arin? tidak mungkin arka marah jika itu hanya masalah kecil," batin Aqila bertanya.

"Arin sayang sini peluk mommy, jangan nangis lagi coba cerita sama mommy sebenarnya apa yang terjadi, kenapa Arin bisa berkata seperti itu sehingga abi sedih dan daddy marah?" tanya Aqila kepo berjongkok mensejajarkan tinggi nya dengan arin.

Bocah kecil perempuan itu pun mulai menceritakan semua tanpa terlewat kan. Kini aqila sudah paham, dan ini bukan sepenuhnya salah arin karena anak kecil mana tau jika perkataan nya itu dapat menyakiti seseorang.

Di usia arin dan abi masih belum mengerti perkataan apa saja yang dapat menyakiti perasaan orang dan tidak.

"Arin jangan sedih lagi ini bukan salah Arin, sekarang kita susul abi biar gak sedih lagi, oke," ajak Aqila tidak tega melihat putri kecilnya bersedih.

"Tidak Mom, Arin takut nanti daddy marah lagi," tolak Arin takut akan di marahi lagi.

"Daddy tidak akan marah percaya sama mommy, dan tidak mungkin daddy tega memarahi anak secantik Arin."

"Tapi tadi daddy marah sama Arin, Mom."

"Tidak sayang, daddy tidak marah Arin salah paham perkataan daddy."

"Kenapa jadi ribet seperti ini sih, bie kamu harus tanggungjawab semuanya," batin Aqila pusing………(Bersambung  Bab 240)

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 239 Pernikahan Di Atas Kertas "