Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 238 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 238


Dua hari telah berlalu.

Banyak yang sudah aqila lalui, pesta kejutan dari anak-anak nya, drama kecil menguras air mata dan juga tontonan putaran video yang di buat dari kumpulan foto masa lalu.

Meski sekarang masih belum mengingat apapun, aqila tak ingin ambil pusing, yang terpenting bagi nya sekarang adalah berkumpul bersama keluarga dan ingatan masa lalu akan sedikit terobati perlahan tapi pasti.

Selama dua hari kemarin, aqila dan arka menginap sehari di mansion mama diana dan sehari di mansion mommy sari, tentu kedua kerucut kecil ikut kemana pergi nya orang tua nya.

Aqila kini berada di dapur, bangun tadi ia langsung menyiapkan makanan untuk putra putri nya.

Para art membantu majikan nya, meski tak banyak karena aqila ingin melakukan sendiri mengingat ini adalah hal pertama makanya aqila begitu antusias.

"Bibi letakan ini di meja, dan jangan lupa cuci buah yang ada di dalam kulkas, saya akan bangunin anak-anak dulu setelah itu baru melanjutkan lagi." ujar aqila lalu meninggalkan dapur.

Aqila menaiki anak tangga dengan hati gembira, tak menyangka hidup nya akan sebahagia ini, rasanya hal yang di alami sekarang semua adalah mimpi.

Cekrekk...

Memasuki kamar dan melihat arin masih tertidur, aqila berjalan mendekati kasur empuk yang memberi kenyamanan untuk sang putri hingga begitu pulas tak menyadari kedatangannya menggeleng kepala.

Bokong nya pun kini menduduki tepi ujung kasur milik arin.

Memandang wajah putri kecilnya yang sedang tertidur dengan wajah damai membuat aqila tersenyum.

Aqila kembali teringat pada kejadian beberapa hari yang lalu awal pertemuan nya dengan twins A seperti petunjuk.

"Aku tak menyangka kedua anak kecil yang ku temui di taman dekat restauran itu adalah anak-anak ku, dan saat mengetahui arka adalah suami ku, tak ada keraguan di benak ku karena mendadak terlintas wajah kedua bocah berbeda jenis kelamin yang menggemaskan di benak ku." batin aqila memandang lekat wajah imut putri kecilnya.

"Arin bangun nak, ayo mandi mommy sudah masak makanan kesukaan arin." ucap aqila berbisik.

Bukan terbangun, bocah perempuan tersebut malah berpindah posisi yang awal tak menutup wajah dengan selimut kini menutupi wajahnya.

"Kenapa anak-anak ku semua mirip dengan daddy nya? kenapa tidak ada yang mirip dengan ku? apa karena mereka di urus oleh daddy nya sejak lahir?" pikir aqila bertanya pada dirinya sendiri.

Dua hari bersama dengan abi dan arin, ia sedikit mengetahui sikap dan kebiasaan kedua nya.

Aqila kembali membujuk arin untuk bangun.

"Arin putri mommy yang cantik, ayo nak bangun nanti kesiangan ke sekolah nya."

Di tempat lain, arka yang terbangun tidak melihat keberadaan aqila di samping dan juga sekeliling kamar mendengus kesal.

"Apa yang di lakukan qila sepagi ini? kenapa sudah menghilang seperti kunti sih." omel arka.

Pria tersebut bangkit meraih celana boxers dan juga baju kaos putih yang berserakan di bawah lantai lalui keluar mencari keberadaan aqila.

Pertama ia mencari aqila di dapur.

"Apa bibi melihat nona qila?" tanya arka tiba di dapur tak melihat keberadaan aqila melainkan para art yang berdiri hormat padanya.

"Nona qila di kamar anak-anak tuan."

"Ya sudah bibi lanjutkan kerja nya saya ke atas dulu."

"Baik tuan."

Arka langsung bergegas menuju kamar anak-anak, entah itu kamar abi atau arin ia tak tau, tapi ia akan mengecek dari kedua kamar tersebut.

Cekrek...

Senyum di bibir nya pun seketika terbit di wajahnya.

"Nakal nya diri mu sayang, aku mencari mu sejak tadi ternyata di sini. Sedetik tak melihat mu rasanya aku ingin berhenti bernafas." batin arka tersenyum berhasil menemukan aqila dan wanita itu belum menyadari kehadiran nya sebab fokus nya hanya pada bocah kecil yang tertidur.

Arka berjalan mendekati sang istri.

"Aku mencintaimu sayang." bisik arka memeluk aqila dari belakang.

"Astaghfirullah." istighfar aqila kaget.

"Kamu kenapa sayang? kenapa istighfar aku suami mu bukan hantu." ucap arka malah semakin memeluk erat pinggang aqila.

"Bukan seperti itu bie, aku kaget mendadak ada yang memeluk ku dari belakang udah gitu bisik nya udah kayak suara kunti." jelas aqila apa adanya.

"Sayang, aku ini suami mu tega nya kamu tidak mengenal suara suami tampan sejagat raya ini, dan lebih tega nya kamu samakan suara ku dengan suara kunti dan sudah jelas suara ku jauh lebih bagus." protes arka tidak terima.

"Maaf bie habis nya kamu tiba-tiba berada di sini, udah gitu aku gak dengar suara pintu."

Arka yang sedikit kesal tak memperdulikan jawaban apapun dari aqila, pria itu menghirup bau tengkuk wanita nya.

"Bie apa yang kamu lakukan?" tanya aqila sedikit merasa geli.

"Sedikit hukuman sudah tidak mengenali suara suami." jawab arka meng*isap tengkuk aqila meninggalkan tanda kepemilikan.

"Ahhhhhk, bie henti kan nanti arin melihat nya bagaimana." tegur aqila khawatir putri kecil nya melihat tindakan daddy nya yang mes*um.

"Tidak akan, mereka akan bangun jam 7 jadi jangan khawatir dan sekarang masih jam setengah 7 kita masih punya waktu setengah jam lagi sebelum putri kita bangun."

"Apa maksud mu bie? kenapa bangun jam 7 bukannya itu sudah sangat telat ke sekolah?" bingung aqila tidak paham penjelasan arka.

"Jangan khawatir masalah itu, aku pemilik saham terbesar di sekolah itu, jadi twins A bebas datang jam berapa yang mereka suka dan tidak boleh ada seorang pun memarahi mereka kecuali orang tuanya." sombong arka.

Dan aqila mendengar penjelasan arka terdengar sombong seketika mencubit perut nya.

"Auwh, sakit sayang kenapa di cubit sih." arka meringis dan mengusap perut yang di cubit aqila.

"Biarin habis nya kamu jadi daddy bukan beri contoh yang baik malah yang buruk. Aku gak habis pikir kenapa di dunia ini ada seorang daddy seperti mu yang mengajarkan anak-anak nya tidak baik." omel aqila kesal.

Dia pun berpikir mungkin ada hal lain yang buruk yang di ajarkan arka tapi belum ia ketahui.

"Buruk bagaimana maksud mu sayang? perasaan semua yang ku ajarkan baik-baik gak ada yang buruk?" menaikan alis tidak mengerti, wajah arka menampilkan wajah pria polos atau bodoh, aqila benar-benar tidak bisa membedakan itu.

"Dasar pria bodoh, kekayaan mu itu bukan karena kepintaran mu, tapi semua karena karyawan mu, mana ada bos sebodoh kamu." ejek aqila kesal bangkit meninggalkan arka.

Mendengar penjelasan arka tadi, ia membatalkan niatnya membangun arin, ia akan membiarkan anak-anak nya bangun seperti biasa yang lakukan, tapi tidak dengan besok.

Aqila sudah memikirkan semua untuk mengubah pola hidup anak-anak nya.

"Sayang kenapa kamu jadi kesal? apa yang salah dengan perkataan ku? kenapa mengatai ku bodoh?" bangkit arka mengejar aqila………(Bersambung  Bab 239)

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 238 Pernikahan Di Atas Kertas "