Bab 237 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 237
![]() |
Setiba di dalam para orang tua tersebut terkejut seolah
tidak tau kedatangan aqila.
Aqila mengenal wajah ketiga orang tersebut, tapi tidak
dengan seorang wanita yang duduk di samping daddy rama ia tidak mengenal nya.
Mata nya entah kenapa merasa wajah wanita paruh baya
tersebut begitu mirip dengan seseorang, tapi ia tidak mengingat nya.
Dan mommy sari melihat sang putri menatap nya dengan wajah
kebingungan bangkit dari duduk menghampiri aqila.
"Ini mommy sayang, alhamdulillah kamu baik-baik saja,
mommy sangat merindukan mu." ungkap mommy sari memeluk erat putri
kecilnya.
Aqila masih terdiam menerima pelukan yang teramat hangat di
peluk wanita paruh baya tersebut.
Tidak mendapatkan balasan, mom sari melonggarkan dan menatap
sang putri.
"Ada apa? princess tidak merindukan mommy? apa hanya
mommy yang merindukan princess?"
"Tidak seperti itu mom, aku terlalu bahagia sehingga
bingung harus menampilkan kebahagiaan teramat besar ini bagaimana, jujur aku
sangat bahagia sebab hal ini yang ingin selalu aku rasakan berkumpul bersama
keluarga." jelas aqila saking bahagia meneteskan air mata.
"Hei princess mommy kenapa menangis sayang? maaf kita
semua tidak ada di saat princess membutuhkan."
"Tidak, mommy tidak perlu minta maaf semua ini bukan
salah mommy, ini adalah takdir dan takdir tidak bisa di salahkan hanya saja
kita perlu menerima takdir kita sendiri, sekuat apa menolak tidak akan bisa
karena semua sudah di atur sejak kita di lahir kan." bijak aqila membuat
semua yang mendengar terharu.
Dan tentu kebijakan aqila sekarang ini membuat kakek adrian
bangga dengan senyum mengembang.
"Lihat lah cucu ku ini begitu bijak dan semua itu
adalah ajaran ku. Perbanyaklah berterimakasih padaku karena aku mendidik qila
dengan baik." bangga kakek adrian sombong.
Perkataan kakek adrian ini mendadak menghancurkan moments
anak dan ibu yang baru kembali bertemu belum juga melepas rindu yang menumpuk
sudah terlanjur rusak lebih dulu.
Semua orang yang berada di situ langsung menoleh pada kakek
adrian.
Dan pria tua tersebut yang kini menjadi sorotan semua pasang
mata acuh malas tau.
Sedangkan Farel sejak tadi terus menempel pada tiara seakan
tidak ingin wanita tersebut hilang kesasar.
Tiara sedikit risih dengan sikap farel padanya, perlakuan
farel menurut nya seperti ia adalah anak kecil yang perlu di jaga.
"Berhenti lah menggenggam tangan ku Mas, aku tidak
ingin ada yang melihat nya." tegur tiara bingung dengan cara apalagi agar
farel melepas nya.
"Aku akan melepaskan jika kamu memaafkan ku, please
satu kesempitan saja aku akan membuktikan padamu. " bisik farel tepat di
telinga tiara.
"Bagaimana ini jika aku tidak mengiyakan dia akan terus
menggenggam nya, aku tidak memiliki cara lain selain mengikuti kemauan
nya." batin tiara tidak memiliki pilihan lain.
Selain itu mengingat betapa keras perjuangan farel selama
ini menjadi pertimbangan nya menjadi yakin memberi maaf.
"Baiklah, aku memanfaatkan mu, sekarang lepaskan tangan
mu." mengalah tiara tidak ingin merusak moments keluarga yang penuh
kebahagiaan dan kehangatan tersebut rusak hanya karena ia yang belum bisa
memaafkan farel.
"Kamu serius Ra? jadi mulai sekarang kita.... "
"Sekarang kita baikan, hubungan kita hanya
sahabat." ucap tiara cepat paham dengan arah pembicaraan farel kemana.
"Baiklah tidak masalah bagiku, yang penting kamu sudah
memaafkan ku." kata farel tidak masalah.
"Karena aku akan meluluhkan hati mu kembali seperti
enam tahun yang lalu." batin farel yakin dapat menaklukkan hati wanita di
samping nya ini.
Mereka terus berbincang dengan penuh keceriaan terukir di
wajah masing-masing, aqila yang ikut berbincang tak lama kemudian menyadari ada
sesuatu yang kurang dan itu sangat mengganjal di hati nya.
"Princess kenapa sayang?" tanya mommy melihat
aqila mendadak terdiam memikirkan sesuatu.
"Aku gak tau mau mom, aku merasa ada yang kurang di
sini." jawab aqila mengatakan perasaan yang di rasakan.
"Kurang, apa yang kurang?" tanya mommy.
Semua yang berada di situ paham dengan maksud perkataan
aqila yang merasa ada yang kurang, tapi tidak dengan tiara yang bodoh tidak tau
tentang rencana kejutan yang mereka untuk aqila.
"Iya dek, katakan apa yang kurang?" timpal farel
menatap aqila.
"Gak tau, tapi sejak tadi.... " aqila
menggantungkan ucapan nya karena teringat sesuatu dan." Ya, aku mengingat
nya sekarang." lanjut aqila dengan oktaf suara lebih tinggi mengangetkan
mereka dan mencari-cari keberadaan twins di sini.
"Di mana twins? kenapa aku tidak melihat keberadaan
mereka, bukannya jam segini sudah jam pulang sekolah?" tanya aqila tidak
melihat ada twins di sini.
"Twins belum pulang dek mungkin sebentar lagi mereka
tiba, jadi jangan cemas twins akan baik-baik saja karena istri kakak sahabat
kamu dewi yang menjemput twins." jawab bian.
"Sahabat?" ucap aqila yang tidak mengingat dewi
sahabat nya.
"Iya, tapi gak usah kamu pikirin dek yang penting kamu
tau saja dulu, jangan di paksa mengingat karena itu akan membuat kepala menjadi
sakit jika di paksa mengingat sesuatu yang tidak bisa di ingat." kata bian
perhatian.
"Benar yang di katakan kakak mu princess, daddy tidak
ingin princess adijaya sakit hanya masalah sepele, daddy yakin cepat atau
lambat princess dapat mengingat semua kembali." seru daddy rama.
"Qila anak yang kuat dan Papa yakin itu dengan adanya
suami dan anak-anak yang selalu menemani ingatan qila akan secepatnya
kembali." ujar bapa beni.
"Iya dad, pa." ucap aqila menatap bergantian pada
kedua papa nya. "Kakak coba hubungi istri kakak yang tadi kakak bilang
namanya dewi tanyain di mana posisi mereka sekarang?"
"Sabar dek, kakak akan coba hubungi mereka."
Bian mengeluarkan ponsel dan saat ingin menghubungi dewi,
suara salam lebih dulu terdengar dan menghentikan gerakan tangan nya.
"Assalamu'alaikum." salam twins kompak saat tiba
di ruang tamu.
"Walaikumsalam." jawab semua.
Aqila melihat kedatangan kedua anaknya yang sejak pertama
kali bertemu sudah merasa getaran aneh di hati nya merasa sedih, mengingat
betapa bodoh nya ia saat itu tidak menyadari jika twins adalah anaknya.
"Mommy rindu kalian sayang, maaf mommy baru mengetahui
sekarang." batin aqila menatap kedua jagoan nya.
"Mommy arin rindu, maaf sekarang arin dan abi harus
bohong dulu sama mommy." batin arin tidak sabar mengakhiri sandiwara ini
dan memeluk erat mommy nya.
"Maafkan abi dan arin mom, kita berdua harus berbohong
dulu jangan salahkan kami tapi salahkan saja keluarga mommy mereka lah yang
meminta kita melakukan ini." batin abi yang tidak ingin di salahkan jika
mommy nya marah.
"Surprise sayang, mulai hari ini dan seterusnya kita
akan selalu bersama. Aku mencintai mu, terima kasih sudah mau menjadi istri dan
juga ibu dari anak-anak ku." batin arka menatap bahagia pada istri dan
juga kedua anaknya yang saling pandang tanpa ada kata yang terucap di bibir
masing-masing.
"Memiliki kalian adalah anugrah terbesar dalam hidup
ku. Mungkin rencana yang Engkau berikan awal begitu tersiksa dan sulit untuk di
terima, tapi pada akhirnya semua akan berbalik sehingga melupakan jika kita
sebelumnya pernah tersiksa begitu dalam."………(Bersambung Bab 238)
Posting Komentar untuk "Bab 237 Pernikahan Di Atas Kertas "