Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 236 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 236


Farel menahan aqila untuk masuk, dan arka paham setelah mendapat kedipan mata dari pria tersebut.

Ada beberapa hal yang belum mereka lakukan sehingga harus mengulur waktu sebentar untuk menjadi sempurna.

"Kak aku mau masuk kenapa di halang seperti ini?" tanya aqila aneh dengan sikap sang kakak.

"Gak usah kita di sini saja dek." balas farel.

"Ngapain di sini? kakak ada-ada aja deh, pokoknya aku mau masuk, awas kak." usir aqila menggeser farel dari hadapan nya tapi pria tersebut tak juga pindah.

"Kakak awas." aqila menjadi kesal karena farel berdiri tegak di posisi nya.

"Bie, lakukan sesuatu jangan berdiam diri saja di situ, aku ingin masuk menemui anak-anak." ucap aqila menengok arka diam tak membela nya.

"Sayang, biarkan saja ikuti mau kak farel gimana mungkin ada sesuatu yang ingin di jelaskan apa alasan nya meminta kita tetap berada di sini, benar seperti kak farel?" tanya arka seraya mengedipkan satu mata nya.

Aqila menatap sang kakak."Apa benar seperti itu kak? lalu apa alasannya, katakanlah aku ingin mendengar nya." kata aqila ingin tau alasan farel.

"Dasar adik ipar gak guna, awas aja lo ya tunggu pembalasan gue." batin farel menatap musuh arka dan pria yang di tatap tersebut bodoh amat tidak peduli.

"Kak farel kalau gak mau cerita aku masuk nih ya." ancam aqila semakin kesal harus berdiri lagi.

Padahal saat ini tubuh nya masih merasa lelah akibat olahraga ranjang yang di pimpin komandan arka setiap permainan.

Permainan keduanya pun tidaklah singkat, waktu yang di perlu kan begitu banyak dalam mencapai nilai sempurna.

Saat di cegah masuk oleh sang kakak dengan alasan tak jelas membuat ia kesal dan semakin kesal bukan main.

Aqila tidak ingin mengatakan pada farel jika dirinya saat ini sedang tidak fit karena ia yakin kakaknya ini pasti akan kepo bertanya hal yang akan membuat nya malu dengan pertanyaan dari mulut nya tanpa filter.

Mengingat kemarin farel mengunjungi nya, dan arah pembicaraan ngelantur kemana-mana membuat aqila tidak ingin hal tersebut kembali terulang.

"Aku benar-benar lelah, kaki ku rasanya tak mampu berdiri lebih lama lagi." batin aqila.

"Tunggu dek, " tahan farel.

"Ada apa lagi kak buruan bicara aku benar-benar ingin masuk sekarang."

"Lima menit lagi, kita tunggu paket kakak tiba lalu kita bisa masuk sama-sama, kakak bosan tunggu sendirian." bohong farel bingung harus mencari alasan apa, di otak nya hanya terlintas itu.

Percaya atau tidak, ia akan berusaha menyakinkan aqila dan tentu ia akan melibatkan arka agar aqila percaya.

"Paket? astaga kakak aku pikir alasan apa ternyata hanya hal beginian, please lah kak gak usah alay kayak gini." ucap aqila tidak percaya hanya hal sepele seperti ini sampai ia di cegah.

"Sayang, jangan berkata seperti itu kasihan kakak mu kita tunggu saja lima menit, jika belum datang kita tinggal kan saja." bujuk arka.

"Tapi bie, ngapain harus di tunggu di depan ada satpam gak mungkin kurir nya kesasar bukan?" aqila masih tetap ingin masuk.

Di tempat lain, tepatnya di ruang keluarga semua persiapan yang sempat tertunda kini telah beres.

"Cepat kabarin farel semua sudah beres." ucap mommy sari memerintah bian.

"Sudah mom, tapi belum di balas apa bian hampiri saja nanti jika di tanya kenapa, bian akan menjawab menunggu dewi dan twins." jelas bian.

"Boleh juga, sana susulin gih. Kita semua akan ke berakting sesuai rencana tidak mengetahui kedatangan mereka." kata mommy sari.

Kini ke empat orang tua tersebut meninggalkan ruang keluarga yang sudah di dekor indah sebagai kejutan kedatangan aqila.

Mereka duduk santai berbincang kecil di ruang tamu seolah-olah tidak terjadi apapun.

Sedangkan bian sudah menghampiri mereka dengan ekspresi wajah sedikit kaget atas kehadiran aqila sekarang.

"Dek kamu di sini?" tanya bian lalu memberi kode pada kedua pria tersebut semua aman.

"Iya dan kak farel menahan ku sejak tadi."

"Ya sudah kita masuk sekarang kakak gak mau adik kecil kakak ini banyak ngoceh nanti ngadu sama yang lain kakak juga yang kena imbas." putus farel untuk tidak mengulur waktu lagi.

"Kenapa tidak sejak tadi sih kak, kalau kayak gini buang tau." omel aqila kesal merasa di kerjain farel.

"Maaf dek kakak jadi gak tega lihat kamu seperti ini."

"Huftt." aqila menghela nafas banyak sabar menghadapi kakak nya yang satu ini sedikit sulit di tebak.

Hendak berjalan masuk, tapi langkah mereka terhenti mendengar suara mesin mobil berhenti di depan pekarangan mansion.

Aqila merasa tak asing dengan mobil yang datang di mansion mertuanya.

"Mobil ini seperti kenal? tapi apa mungkin itu milik kakek? bagaimana kakek bisa berada di sini?" batin aqila ragu.

Ke empat orang tersebut memandang serius dan farel sedikit terkejut melihat keluar nya seseorang yang di rindukan itu selama ini selalu menghindari nya.

Pria itu tidak percaya dengan apa yang di lihat semua seperti mimpi.

Wanita yang di cintai itu datang bersama kakek tua, dia masih tidak habis pikir bagaimana cara kakek tua itu mengajak tiara ikut.

Bian dan arka menyadari perubahan pada wajah farel hanya tersenyum, mereka mengetahui masalah percintaan farel.

Namun tidak dengan aqila tidak mengetahui apapun.

"Lihatlah dia sudah seperti melihat artis." bisik arka pada bian tidak habis pikir dengan farel.

"Kakek, bagaimana bisa kakek di sini?" kaget aqila lalu menoleh pada ketiga pria tersebut.

Aqila mengerutkan kening melihat wajah ceria farel tidak henti tersenyum melihat tiara.

"Ada apa dengan kakak? astaga apa wanita yang di ceritakan kakak kemarin itu tiara? pantas saat itu kakak ke kantor ternyata masalah ini." batin aqila mengingat dan menyimpulkan apa yang dilihat sekarang.

"Apa aku harus membantu kaka bersama tiara? tapi aku tidak tau detail masalah keduanya, bagaimana jika aku salah langkah bisa habis nanti bukan tambah baik malah buruk."

"Bie, kakek?"

"Bukan aku sayang, mungkin saja kakek ke sini ada urusan." jawab cepat arka paham arah pertanyaan aqila.

"Masa sih?" aqila menyipitkan mata curiga pada arka.

"Serius sayang, mana mungkin aku membohongi istri cantik ku ini." bohong arka." maaf sayang aku berbohong semua ini kejutan." batin arka menatap balik aqila dengan senyum tampan.

"Tapi kenapa aku kurang yakin? awas jika kamu membohongi ku bie siap-siap setahun gak aku kasih jatah." ancam aqila.

"Astaga sayang kenapa jadi kejam gini sih, aku benar gak tau."

"Hmmm, awas aja kalau iya."

Aqila meninggalkan ketiga pria tersebut menghampiri sang kakek………(Bersambung  Bab 237)

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 236 Pernikahan Di Atas Kertas "