Bab 235 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 235
![]() |
Arka mengendarai mobil dan aqila duduk cantik di sampai
kursi mengemudi.
Setelah melalui perdebatan masalah hukum menghukum arka
akhirnya mengalah, tapi mengalah sesaat pada waktu tiba akan kembali bereaksi
membatalkan hukuman tersebut.
"Bie, gimana reaksi anak-anak mengetahui aku mommy nya?
apa akan bahagia atau sebaliknya? aku jadi cemas mikirin ini?" ungkap
aqila perasaan yang di rasakan sekarang.
"Jangan cemas tidak ada yang perlu kamu khawatirkan
anak-anak akan bahagia." kata arka menenangkan wanita di samping nya yang
terus takut.
"Aku maunya gitu bie, tapi bagaimana jika semua tidak
sesuai ekspektasi bayangan kita, anak-anak malah marah dan membenci ku sebab
perkataan saat itu jika aku bukan mommy mereka." jelas aqila mengungkap
alasan kecemasan nya itu.
"Sayang, lihat aku." ucap arka menggenggam sebelah
tangan aqila.
Arka menurunkan laju kecepatan nya, dan menoleh pada sang
istri, memberi kepercayaan, ketenangan agar tidak menjadi kepikiran sebab itu
akan memicu rasa sakit di kepala aqila yang belum pulih menjadi sulit di
sembuhkan.
Aqila mengikuti perkataan arka, ia menatap pria tersebut.
Dan perlahan laju mobil itu pun tak bergerak lambat lagi melainkan tak
bergerak.
"Sayang, anak-anak kita anak yang baik, selama enam
tahun kepergian mu twins tak pernah melupakan mu, twins selalu mengatakan hal
ini padaku. Dimana mommy, kami rindu mommy. Kata-kata itu selalu twins lontar
padaku." kata arka berpindah menangkup kedua pipi aqila.
"Kamu serius bie? anak-anak berkata seperti itu? jadi
mereka tidak akan membenci ku karena perkataan tempo hari bukan?" aqila
memastikan masih terselip sedikit rasa cemas.
"Sangat... sangat serius sayang... aku tidak mungkin
membohongi wanita yang amat aku cintai secantik mu. "
"Gombal.... "
"Aku tidak gombal sayang, aku serius kamu cantik,
kecantikan mu tidak ada tandingan dari wanita manapun di luar sana."
"Itukan gombal nya makin bertambah. Tapi sebelumnya aku
mau ucapin makasih. Aku sedikit lebih tenang setelah mendengar perkataan mu.
Seandainya tak ada kamu di samping ku, aku tak tau bagaimana aku bisa menghadap
ini." jujur aqila tidak bisa membayangkan apa jadi nya dia jika arka tak
berada di sini.
"Tidak perlu berterimakasih itu sudah menjadi kewajiban
ku. Kebahagiaan mu adalah kebahagiaan ku juga."
Aqila terharu mendengar perkataan bijak dan romantis arka,
hati nya di buat melayang sesaat.
Beruntung di beri pria seperti arka di hidup nya yang amat
mencintai nya.
Semua terasa mimpi dan sulit untuk aqila percaya.
"Sayang, kenapa?" tanya arka melihat diam nya
aqila terus menatap nya.
"Kamu pria baik bie, aku beruntung di cintai kamu
seperti ini." aqila langsung memeluk arka.
"Qila kamu kenapa sayang?" bingung dan khawatir
arka dengan aqila yang mendadak memeluk nya.
"Aku baik-baik saja bie, aku bahagia di keadaan ku
seperti ini kamu tidak menyerah dan terus memperjuangkan ku." jawab aqila
belum ingin melepaskan pelukan nya dari arka.
"Ya, karena kamu adalah wanita spesial yang pernah aku
temui di muka bumi ini. Dan aku sangat... sangat mencintai mu, izinkan aku
secepatnya menanam benih di rahim mu sebagai hadiah buat twins."
Sontak saja aqila langsung melepas pelukan nya dan menatap
mencari kebenarannya dari kedua bola mata arka.
"Kenapa? apa ada yang salah?" tanya arka berlagak
bodoh dengan sikap aqila sekarang ini.
"Kamu yakin bie?"
"Yakin? yakin apa sayang aku bingung perkataan mu
ini." arka tidak paham.
Pria itu belum mengerti maksud aqila yakin ada salah? atau
yakin ingin adik. Perkataan yang keluar hanya mengatakan yakin?
...****************...
"Dua ponakan aunty yang tampan dan cantik, kita semua
punya kejutan untuk kalian berdua, tapi sebelum itu aunty minta abi dan arin
harus ikut rencana kita semua tentu nya harus kompak gak boleh ribut,
oke." ujar dewi.
Semua sudah berkumpul di ruang keluarga, persiapan dekorasi
telah selesai dan sekarang hanya menanti kedatangan aqila.
Mereka sudah mendapat kabar dari arka lima menit lagi tiba
di lokasi.
"Hadiah apa? kenapa harus mengikuti rencana aunty apa
ini berbahaya?" tanya abi.
"Tidak sama sekali, ini bisa di bilang rencana
kejutan." jawab bian cepat menanggapi bocah pria tersebut.
"Kejutan? kejutan apa? untuk siapa? apa orang itu
begitu spesial hingga harus di beri kejutan?" abi kembali bertanya.
"Ya, orang itu spesial untuk kita semua dan tentu lebih
spesial untuk daddy abi dan naya." jawab bian.
"Maksud uncle apa? kenapa bisa berkata seperti
itu?"
Arin bocah perempuan itu diam, matanya melihat setiap sudut
ruang yang di dekor sangat indah.
"Seandainya kejutan ini untuk mommy qila, arin akan
sangat bahagia. Ya Allah arin rindu mommy, arin ingin bersama mommy cepat
sembuh kan penyakit mommy. Arin tidak butuh mainan, tapi mommy." batin
arin sedih dan air mata nya pun mengalir begitu saja.
"Arin kenapa nak?" kaget mama diana melihat cucu
perempuan nya menangis.
Semua mata kini tertuju pada arin.
"Cucu nenek yang cantik kenapa? kok tiba-tiba
menangis?" tanya mommy sari lembut mengelus rambut arin.
"Mommy." ucap arin dengan bibir bergetar sangat
merindukan mommy nya.
"Sayang jangan sedih, mommy pasti pulang menjemput arin
dan abi, nenek janji itu sekarang arin harus tersenyum." ucap mommy sari.
"Kapan nek pasti nya? arin rindu."
Abi melihat kembaran nya sedih meneteskan air mata menjadi
tidak tega, meski arin selalu membuat nya kesal dengan mulut petasan dan
kekonyolan yang ucapkan, bagaimana juga arin tetap kembaran nya.
"Arin jangan sedih, abi akan bilang sama daddy
secepatnya bawa arin ketemu mommy. Abi janji itu." ucap bocah pria itu.
"Bagaimana cara nya abi? daddy tidak pernah menemui
kita?"
"Abi akan menghubungi daddy, kita punya telpon
bukan?"
"Ya, abi benar, ayo kita hubungi sekarang."
semangat arin tidak sabaran.
Melihat kedua bocah tersebut begitu semangat, semua ikut
tersenyum.
"Arin, abi tunggu." cegah daddy rama cepat.
Kedua bocah berbalik. "Ada apa kakek? " kompak
keduanya.
"Tidak perlu menghubungi daddy kalian." kata daddy
rama.
"Kenapa kakek?"
"Daddy dan mommy kalian sebentar lagi akan datang, jadi
tidak perlu."
"Datang? jadi pesta kejutan ini menyambut kedatangan
mommy qila?"
"Iya, kejutan. Jadi bagaimana sekarang apa kedua cucu
opa ini mau kerja sama memberi kejutan menyambut kedatangan mommy qila
atau?" daddy rama menjeda menatap kedua bocah tersebut.
"Mau kakek." kompak cepat keduanya semangat.
"Lihat lah cucu nenek ini betapa semangat mendengar
kata mommy nya." ucap mommy sari menggeleng kepala.
"Jam berapa mommy datang?" tanya arin.
"Sebentar lagi."
"Tidak sepertinya sekarang mereka telah tiba."
seru farel.
"Apa? kita belum menyusun apapun saat ini? bagaimana
mereka sudah tiba?" semua menjadi panik karena belum sempat berbicara
apapun pada twins.
"Serahkan semua pada farel, mom. Farel akan mengalihkan
perhatian aqila dan kalian bisa urus kerjaan yang tertunda."
Farel langsung meninggalkan ruang keluarga dengan langkah
panjang………(Bersambung Bab 236)
Posting Komentar untuk "Bab 235 Pernikahan Di Atas Kertas "