Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 230 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 230


Kakak kenapa? sejak tadi qila perhatikan tidak semangat gitu, ada masalah?" tanya aqila.

Setelah sarapan pagi, kakek adrian segera berangkat ke kantor dan arka kembali ke kamar mengerjakan beberapa kerjaan.

Hari ini dia tak ke kantor karena tak ingin meninggalkan aqila sendiri.

Farel mengacak kasar rambut tipis nya dan menatap sang adik.

"Kelihatan ya dari wajah kakak?" tanya balik farel bukan menjawab melempar pertanyaan.

"Sangat. Jadi apa yang terjadi sama kakak?"

"Kakak bingung deh apa yang harus kakak lakukan membuktikan jika cinta kakak padanya tulus. Semua cara sudah kakak lakukan, tapi kenapa tidak pernah benar di mata nya, bahkan tak pernah tersentuh dan memberi sedikit maaf." kata farel frustasi mengusap kasar wajahnya.

"Manusia tidak sempurna, dan akan dan pasti terus melakukan kesalahan tanpa di sadari ataupun di sadari. Begitu pun dengan kakak dek, kakak hanya manusia biasa yang memiliki banyak kekurangan, tapi kekurangan kakak masih mendingan dan bagus dari pada arka suami kamu ya dek."

Di sela ucapan farel masih saja menyelipkan kata narsis tak ingin jatuh di mata adik dan ipar sombongnya itu.

Aqila memutar bola mata malas mendengarkan ucapan sang kakak, mengeluh nya saja masih mengingat hal seperti ini.

Di pikir lagi, aqila semakin penasaran seperti apa masa lalu kedua pria bernama arka dan farel.

Sejauh dari penglihatan dan penilaian nya, kedua pria itu memiliki hubungan yang baik, meski sering berargumen tetapi itu bukanlah masalah besar.

Aqila mencoba mengingat, tapi semua usaha nya percuma tak ada sedikit atau garis lintasan apapun mengenai masa lalu melewati benak nya.

Semakin di paksa dan seketika kepala aqila terasa sakit.

"Auwh.... " aqila meringis sambil memengang kepala nya.

"Dek kamu kenapa?" panik farel dengan mimik wajah khawatir.

"Kepala qila sakit kak."

"Kita segera ke rumah sakit kakak tidak ingin terjadi hal buruk padamu dek."

"Tidak perlu kak, sebentar lagi juga hilang sakitnya." menyakinkan farel untuk tidak panik.

"Qila udah sering seperti ini beberapa hari kemarin jadi bukan masalah serius sekarang. Kakak tak perlu khawatir, oke." tatap aqila pada farel sedikit mulai merasa lega.

"Kamu serius dek? apa kemarin sudah di bawa cek ke rumah sakit? lalu dokter beritahu apa? tidak ada yang serius bukan? lalu kenapa kepala kamu sering sakit?" tubian pertanyaan dari farel terlihat betapa khawatir mencemaskan keadaannya dan itu membuat aqila terharu.

Aqila sejenak terdiam, memandang sosok pria yang begitu baik dan juga tampan meski sedikit cerewet, tapi tetap sayang.

Entah kenapa perasaan nya bahagia mendapat semua perhatian sang kakak yang tak pernah dia dapatkan selama hidup bersama kakek, karena yang di ketahui saat itu hanyalah kakek dan dia tak memiliki siapapun selain kakek adrian seorang.

"Qila akan jawab satu-satu." kata aqila menatap farel dan menarik nafas menghembuskan dan mulai bercerita.

"Kemarin qila sudah periksa bersama arka, dan kata dokter semua baik-baik saja tidak ada masalah serius, semua yang terjadi sama qila hanya karena efek sakit qila sekarang yang mencoba memaksa mengingat masa lalu atau terlalu banyak masalah yang di pikir kan hingga otak tak bisa menampung hingga menimbulkan hantaman kuat di kepala qila." jelas aqila panjang lebar dan farel mengangguk paham.

Melihat ekspresi wajah farel sudah tidak seperti tadi, aqila langsung mengubah topik.

Di pikir ulang kenapa jadi diri nya menjadi topik utama sekarang, bukannya tujuan awal topik utama nya masalah yang di hadapi farel?

"Sekarang giliran kakak ceritain kronologi awal masalah kakak dengan dia hingga tak bisa memaafkan kakak meski sudah banyak pengorbanan yang di lakukan?"

****

Tiara merasa bosan tak melakukan apapun di ruangan nya, semua kerjaan sudah dia kerjakan dan sekarang tidak ada hal yang bisa di lakukan selain duduk seperti seorang pengangguran.

Jari-jari lentik nya mengetuk kecil meja dan lengan tangan kiri menjadi penopang dagunya.

Pikiran nya kini entah sudah kemana yang jelas tak terarah.

"Seandainya qila masih hidup semua tak akan serumit ini, mungkin aku dan.... "

"Tidak... tidak... tiara kamu mikir apa sih, kenapa jadi gak jelas seperti ini. Sadar tiara dia adalah pria yang membuat hidup mu terpuruk, bahkan sudah menancapkan duri yang tak bisa di cabut kembali. Karena dia sekarang kamu seperti ini, sadar tiara jangan lemah dengan semua perjuangan nya." ucap tiara pada diri sendiri untuk sadar dari lamunan tak jelas nya.

Wanita itu pun segera bangkit dan tidak ingin duduk bengong. Dia keluar dari ruangan memutar minum lalu kembali dengan secangkir teh hangat dan juga beberapa cemilan di tangan nya.

Mood nya tidak sedang baik saat ini, tiara menjadi bingung dengan perasaan nya sendiri.

Tiara meletakkan secangkir teh dan cemilan yang ambil ke meja.

Dan duduk santai layak nya seorang bos menikmati waktu kosong nya.

"Seperti ini jadi bos, sangat membosankan. Kerjaan sudah beres dan tidak bisa melakukan apapun, selain menyibukkan diri dengan urusan sendiri." ucap tiara kembali mengemil cemilan di tangannya.

Beberapa menit menikmati waktu kosong nya, pintu ruangan nya di ketuk dari luar pertanda ada orang.

"Masuk." perintah tiara dari dalam.

"Ada apa?" tanya tiara menatap seorang wanita yang kini sudah berada di hadapan nya.

"Pak adrian meminta Ibu ke ruangan nya sekarang." jawab orang tersebut dan wajah tiara mendadak kaget mengetahui jika pemilik perusahaan berada di kantor sekarang.

Wanita itu menggerutu Ki kebodohan nya, hampir saja kecerobohan nya ini membawa dia langsung ke dalam masalah.

"Sejak kapan? kenapa saya tidak mengetahui ini? lalu kenapa pak adrian tidak langsung menghubungi saya kenapa mengabari kamu menyampaikan ini?" tanya tiara bingung.

"Sejak 30 menit yang lalu, saya tidak tahu bu. Saya hanya menjalankan tugas."

"Hmmm, baiklah kamu bisa kembali saya segera kesana."

Tiara menghembus nafas panjang dengan perasaan bingung sebenar nya apa yang terjadi.

Dia merasa aroma yang tak bersahabat seperti akan terjadi sesuatu yang tidak beres.

"Bapak memanggil saya?" tanya tiara berdiri tegak di hadapan kakek adrian.

"Duduk lah, ada hal yang ingin saya tanya kan." kata kakek adrian.

"Terimakasih." Tiara menjatuhkan bokong pada kursi.

"Apa hubungan mu dengan farel?" tanya kakek adrian terus terang pada tiara hingga wajah wanita itu seketika terkejut mendapatkan pertanyaan nya.

Tiara menelan kasar saliva bingung harus menjawab apa? kenapa mendadak kakek adrian ingin tau? apa sebenarnya hubungan farel dengan atasannya ini?

Wanita itu masih terdiam dengan tumpukan pertanyaan di benak nya. Entah kenapa dia merasa semua ada kaitannya dengan sosok wanita yang mirip dengan aqila.

Rasa penasaran membuat mulut nya gatal ingin tau.

"Ada hubungan apa pak farel dengan pak adrian?" batin tiara bertanya-tanya………(Bersambung  Bab 231)

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 230 Pernikahan Di Atas Kertas "