Bab 229 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 229
![]() |
Cekrek...
"Ada apa sih kak nganggu aja orang lagi
istirahat." ucap Arka kesal suara farel begitu berisik.
"Hey, ini sudah pagi kenapa masih tidur, apa kau
melakukan ritual memaksa kehendak mu sendiri terhadap adik ku?" tuduh
farel langsung terobos masuk.
Menyadari jika saat ini aqila belum mengunakan sehelai
benang pun, dan hanya menggunakan selimut menutup tubuh polos nya, arka
buru-buru masuk menghentikan farel.
"Kak berhenti apa yang kau lakukan di sini? kenapa
pagi-pagi sudah merecoki kami, kenapa tidak kau urus saja cinta mu itu agar
segera menikah dan tidak menganggu." ucap arka.
"Hentikan omongan kosong mu itu, saya kesini tidak ada
urusan dengan mu, saya kesini hanya ingin bertemu aqila, adik saya. Apa ada
masalah?" tanya kesal farel pusing mendengar cerewet nya arka.
"Tapi tidak seperti ini, kakak bisa tunggu di luar biar
saya yang bangunin qila." kata arka meminta farel segera meninggalkan
kamar nya.
"Kenapa? saya ingin tetap di sini, nanti bukan nya di
bangunin malah asyik-asyikan enak berdua. Cepat bangunin atau perlu saya
saja?" tanya farel sudah siap melangkah dengan cepat arka langsung
menghentikan nya.
Arka tidak ingin hal itu sampai terjadi, meskipun itu kakak
nya sendiri, dia tak ingin ada yang melihat nya.
Aqila hanya milik nya seorang dan hanya dia yang bisa
melihat, dan merasa tidak boleh ada yang lain.
Berjalan mendekati ranjang dan membelai lembut pipi aqila
membangun nya.
"Qila, bangun sayang ada kakak mu di sini." ucap
arka pelan.
"Sayang, ayo bangun kita harus ke rumah mama diana,
menjemput twins A."
"Ar, aku lelah biarkan aku istirahat tubuh ku terasa
remuk dan sakit semua ulah mu yang begitu ganas, bukannya sudah ku katakan
hentikan tapi kamu terus saja melakukan nya." ucap aqila dengan suara
serak belum sepenuhnya sadar dan bahkan tidak menyadari jika ada farel di sini
mendengar perkataan nya.
Arka tersenyum kecut mendengar balasan sang istri dan
mendapat tatapan maut dari kakak iparnya.
"Ada apa?" tanya Arka berlagak tak tau apa-apa.
"Sudah ku duga kau lah yang selalu semangat dengan
ritual burung mu. Begitu enaknya kah hingga adik ku menyerah kau tetap
melakukan nya?" tanya farel menatap tajam siap menerkam hidup pria nafsu
di hadapan nya ini.
"Kau akan tau kak jika sudah menikah nanti, rasanya
begitu nikmat dan ingin terus melakukan lagi dan lagi bahkan jika bisa 24 jam
melakukan tanpa berhenti." jawab Arka terbuka tanpa ada yang di tutup kan
dari apa yang di rasakan.
"Pantas saja belum juga melakukan nya saya sudah merasa
panas hingga tak bisa mengontrol diri." gumam kecil farel tanpa sadar.
Arka melongo mengerti maksud perkataan farel.
"Kak kau lakukan dengan siapa? jangan bilang kau sudah
tak lagi perjaka ya? wanita mana yang sudah kau bobol? bagaimana nasib nya
sekarang?" tanya arka bertubi-tubi.
"Sungguh tak ku sangka kakak ipar yang ku kira
baik-baik dan selalu menghargai perempuan ternyata seperti ini aslinya."
ucap arka tak menduga.
"Jaga ucapan mu, saya masih perjaka. Tidak ada
perempuan yang saya bobol." protes farel meninju kecil lengan arka kesal.
"Terus perkataan kakak barusan apa?"
"Perkataan yang mana?" tanya balik farel.
"Merasa panas padahal belum melakukan maksud nya
apa?"
"Belum melakukan, bukan sudah, jadi kau harus bisa
bedakan itu. Sekarang cepat bangunkan aqila jika tidak biarkan saya."
"Ets, tak perlu saya bisa sendiri." cegah arka
menatap kesal farel yang mengalihkan topik mereka.
Padahal saat ini dia penasaran wanita mana yang membuat
kakak ipar nya jatuh cinta dan bahkan hampir melakukan ritual.
Skip meja makan.
"Dek, apa arka begitu ganas hingga kamu kelelahan
seperti ini?" tanya farel.
"Uhukkk... uhukkk.... "
Aqila tersedak mendapat pertanyaan yang menurut nya tak harus
di pertanyaan lagi.
"Minum dulu." arka menyodorkan gelas berisi air
dan aqila menerima menghabiskan nya.
"Berhentilah bertanya seperti ini pada istri ku? jika
kau ingin merasakan nikahin saja wanita yang hampir membuatmu melakukan
ritual." ucap arka bingung sejak tadi farel terus mengajukan pertanyaan
yang sama.
Kakek adrian yang mendengar keributan di meja makan
menghampiri mereka.
"Ada apa ini? kenapa pagi-pagi sudah ribut
begini?" penasaran kakek bingung, tapi hati nya juga bahagia melihat
suasana hangat yang tak pernah di rasakan sebelum nya.
"Tidak, mari kek duduk kita makan bareng." ajak
aqila mengalihkan topik.
"Iya kebetulan kakek sangat lapar." ucap nya
menjatuhkan bokong di bangku.
Aqila menyendok makanan untuk kakek seperti biasa takaran
yang di lakukan selama tinggal bersama.
"Oiya qila bagaimana, kapan kalian akan membawa cicit
kakek kemari?" tanya kakek menatap aqila berganti pada arka.
"Hari ini." jawab cepat arka.
"Kamu serius Ar? tidak becanda kan?" tanya aqila
memastikan masih ragu dengan apa yang di dengar barusan.
"Aku tidak becanda sayang, aku serius."
"Masih ada orang di sini, jika ingin bermesraan sana ke
kamar, tapi harus ada batasan jangan memaksa kehendak sendiri, kasihan qila
badan nya jadi remuk karena keganasan burung mu." ucap farel tanpa filter.
"Uhukk... uhukk.... "
Ucapan farel yang depan-depan menyebut aset berharga pria
seketika membuat kakek tersedak.
"Hey pria tak laku apa yang kau katakan? kenapa begitu
kasar ucapan mu itu?" marah kakek adrian kesal.
"Mana yang kasar pak tua, aku berbicara fakta dari apa
yang ku lihat dan ku dengar. Tak perlu sok jaim seperti itu." balas farel.
Mulut farel saat ini tak bisa di kendalikan dengan baik.
"Pantas kau tak laku semua itu karena mulut mu begitu
tajam seperti beling, jadi tidak aneh hingga sekarang hampir memasuki kepala
empat masih belum nikah." ejek kakek adrian.
"Tak apa dan masih mending saya bukan? dari pada pak
tua." ucap farel tak tinggal diam.
"Sudah, kenapa jadi ribut seperti ini sih. Kak selesai
kan makanan kakak, bukan nya tujuan kakak kesini ingin curhat sama qila?"
tatap aqila pada farel.
"Iya."
Tak ada perbincangan lagi, semua makan dengan damai.
Sesekali arka menyuapi aqila meski sudah di tolak pria itu tetap memaksa hingga
aqila menerima.
Pertunjukan yang di perlihatkan arka membuat farel jengah
merasa arka pria tak memiliki rasa malu selalu saja melakukan hal yang di suka
tanpa memperdulikan tempat umum itu sekali pun.
Pria ini memiliki urat malu atau tidak sih? kenapa dengan
bangga nya mempamerkan kemesraan nya, di pikir hanya dia saja yang bisa
melakukan? lihat saja aku pun akan melakukan dan membalas kau nanti. batin
farel berjanji.
"Kenapa kak? apa kau ingin di suapi juga?" iseng
arka menggoda farel.
"Idih najis." bergidik geri dengan sikap arka………(Bersambung
Bab 230)
Posting Komentar untuk "Bab 229 Pernikahan Di Atas Kertas "