Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 228 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 228


Arka sudah bangun lebih dulu, karena dering ponsel terus bergetar dengan berat hati pria itu bangkit.

📞:"Asalamualaikum, apa twins A baik-baik saja?" tanya Arka.

Melihat nama penghubung di layar ponsel dan sepagi ini mama diana menghubungi nya, pikiran nya langsung mengarah pada keadaan kedua anaknya.

📞:......

📞:"Apa! lalu apa tanggapan anak-anak ma? mereka marah, sedih atau senang?"

📞:....

📞:"Alhamdulillah jika seperti itu arka lega. Dan aqila pasti bahagia mengetahuinya ini."

📞:....

📞:"Ya sudah Ma, nanti arka dan aqila akan kesana. Jika tak ada yang ingin di sampai kan lagi arka tutup dulu. "

Panggilan pun terputus.

Arka menaruh kembali ponsel di meja, dan menatap wajah wanita yang semalam baru saja membuat nya bahagia.

Tak pernah di sangka, tanpa kembali nya ingatan aqila dirinya sudah menyentuh penuh setiap inci tubuh aqila.

Pria itu bahkan sempat berpikir sejenak jika hal semalam mungkin tidak akan pernah terjadi, mengingat perkataan aqila menegaskan untuk tidak menyentuh nya sebelum kembali mengingat masa lalu nya.

"Komitmen mu begitu mudah runtuh, aku tak menyangka jika kamu sangat merindukan ini." arka membelai kecil rambut aqila.

Wanita itu tak terganggu, permainan semalam membuat nya kelelahan tak bisa mengimbangi arka, hingga terjatuh paling awal.

Meski tumbang di awal, arka tak mengakhiri dia tetap melakukan.

"Aku tidak akan membiarkan hal seperti ini terjadi kedua kalinya lagi. Aku mencintaimu qila, sangat mencintaimu." ungkap arka mengecup kening aqila.

Memeluk posesif dan memposisikan tidur dengan nyaman. Harum nya tubuh aqila selalu membuat nya candu meski itu dulu atau sekarang.

Tak butuh waktu lama arka sudah tertidur pulas.

*****

Tiara sudah bersiap untuk berangkat kerja, sebelum itu dirinya sarapan pagi dengan makanan yang di siapkan sendiri.

Mengoles selai nanas di roti lalu di beri satu tumpukan lagi agar lebih enak di makan, tiara juga memutarkan susu untuk nya.

Tiara menyendok dua sendok susu bubuk di kaleng, energen satu bungkus dan satu sendok gula, lalu di tuangkan air panas dan di campur aduk ratakan menjadi satu.

Ritual minum nya ini sudah menjadi kebiasaan sehari-hari di lakukan sebelum berangkat kerja.

Selesai sarapan dengan nikmat wanita itu bangkit dan keluar dari apartemen.

Tiara di buat terkejut melihat keberadaan farel di sini, dan dari mana pria itu mengetahui tempat tinggal nya.

"Sedang apa bapak di sini?" tanya tiara.

"Menjemput mu." jawab farel.

"Tak ada yang minta mendingan bapak pergi karena saya tak akan pernah ikut apapun ajakan bapak dari sekarang, sudah cukup kemarin tidak lagi dengan sekarang." tegas tiara.

"Ra, please beri saya satu kesempatan untuk menebus semua kesalahan saya padamu. Jika terus seperti ini bagaimana saya membuktikan cinta tulus saya." ujar farel memohon.

Tiara tak peduli dan berlalu jalan melewati mobil farel begitu saja.

Dia sudah muak dengan semua sikap dan kelakuan farel terus seperti ini.

Mobil farel mengikuti langkah tiara dengan lambat.

"Ra, ayo masuk. Aku janji gak bakal ngomong apapun. Kamu bisa anggap aku supir." tawar farel berusaha membujuk tiara.

Seketika langkah wanita itu berhenti dan berpikir sejenak tawaran farel terdengar menarik dan tidak ada salah mengikuti nya.

Lagian sekarang memesan taksi online tidak akan sempat, aktivitas pagi dari sekolah, kerja dan lain nya banyak orang mengunakan kendaraan untuk bepergian dan juga pasti akan sangat terlambat untuk tiba di tempat nya jika di pesan dari sekarang.

"Baiklah, saya setuju." tiara berbalik dan membuka pintu kursi penumpang.

"Jalan kenapa tetap diam?" tanya tiara melihat farel tak juga menjalankan mobilnya.

"Iya."

Selama perjalanan tak ada perbincangan di antara mereka, sesuai janji farel tadi tidak akan berbicara apapun untuk membujuk atau sejenis lain nya yang mengeluarkan suara.

"Terimakasih, berapa yang harus saya bayar?" tanya tiara membuka dompet membayar ongkos.

"Ra please tidak perlu seperti ini juga, aku memang mengatakan kamu bisa mengganggap ku sopir, tapi tidak dengan menerima bayaran." ujar farel menatap sedih tiara.

"Ya sudah kamu masuk gih, saya pergi dulu. Assalamu'alaikum." salam farel melajukan mobil nya meninggalkan perusahaan.

Tiara sedikit merasa bersalah dengan tindakan tadi, tatapan farel pada nya begitu dalam menyimpan kesedihan yang tak bisa di ucapkan.

Apa sikap ku tadi sudah kelewatan ya? tapi jika di pikir seperti nya tidak, lalu kenapa tatapan nya begitu sedih? bagian mana yang salah? batin tiara bertanya-tanya.

Dalam perjalanan masuk ke dalam perusahaan, pikirannya tak henti berpikir tentang kejadian tadi.

Setelah mengantar tiara, farel tak langsung menuju kantor melainkan ke mansion pak tua.

Saat ini dia membutuhkan aqila di sisi nya, namun sebelum pergi dia singgah ke supermarket berbelanja sedikit buah dan cemilan kesukaan aqila.

Merasa sudah lebih cukup, farel kembali melajukan mobil dan langsung menuju mansion pak tua tempat aqila tinggal sekarang.

Ting... tong....

Ting... tong....

"Silakan masuk tuan." ucap art mempersilahkan farel masuk.

"Terimakasih, aqila mana?" tanya farel mengedarkan pandangan tak melihat keberadaan aqila atau pak tua itu.

"Nona aqila di kamar, sejak pagi belum keluar."

"Apa mereka masih tidur? atau jangan-jangan arka melakukan ritual nya?" gumam kecil farel bertanya masih bisa di dengar art tersebut.

"Ritual apa tuan?"

"Tidak, bibi bisa kembali saya akan membangun kan mereka. Ini bibi bawa." menyodorkan dua kantong kresek. " Oiya jangan lupa siapkan makan, mereka pasti sangat lapar." pesan farel sebelum benar pergi meninggalkan ruangan tadi.

Dia melangkah menaiki tangga, dan setiba di lantai dua pria itu kebingungan mencari kamar aqila, dia menepuk kecil jidat nya.

"Bodoh nya diri mu farel kenapa tidak bertanya dulu tadi, emangnya kamu tau di mana kamar aqila?" maki farel pada diri sendiri yang tidak sabaran ingin mencari aqila.

Pria itu pun kembali turun ke bawah mencari art dan menanyai letak keberadaan kamar aqila.

"Ada apa tuan? kenapa kemari lagi?" tanya art tersebut heran dengan kedatangan kakak dari majikan ini kembali lagi, padahal belum lama pergi.

"Dimana kamar aqila?" tanya balik farel.

"Oh itu toh, kamar nona aqila berada di paling ujung dari 3 kamar yang ada di sebelah kiri, sebelum dua kamar yang ada. "

"Terimakasih." farel berbalik dan kembali menuju kamar aqila.

Farel berjalan sesuai arahan art tadi mengatakan letak kamar aqila paling ujung dan sebelah kiri dari tiga kamar dan sebelum dua kamar.

Mansion milik pak tua terdapat 9 kamar di lantai atas untuk keluarga dan 6 kamar untuk tamu berada di lantai bawah.

Akhirnya farel menemukan kamar aqila sesuai arahan art.

Tok... tok....

Tok... tok....

"Qila, ini kakak dek ayo bangun ini sudah pagi." ucap farel mengetuk-ngetuk pintu.

Tok... tok....

Tok.... tok.....………(Bersambung  Bab 229)

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 228 Pernikahan Di Atas Kertas "