Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 227 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 227


Setelah di nyatakan aqila baik-baik saja, dan hanya perlu banyak istirahat, tidak boleh banyak pikiran agar sakit kepala tidak kembali.

"Qila apa kamu ingin makan sesuatu? biar nanti kita singgah sejak tadi kamu belum menyentuh memakan apapun." khawatir arka tidak ingin aqila sakit menahan lapar.

"Tidak, aku ingin segera pulang, dan istirahat." sahut aqila.

"Baiklah jika seperti itu." arka kembali fokus mengemudi mobil menuju mansion.

Setelah tiba, arka keluar dan memutari mobil segera membuka pintu untuk aqila.

Dan pria itu pun memapah aqila seperti orang sakit yang belum pulih benar memaksa pulang.

"Ar, aku tidak separah itu hingga harus di papah seperti ini." protes aqila dengan perlakuan arka menurut nya berlebihan.

"Bukan begitu sayang, aku khawatir jika terjadi sesuatu yang tak di ingin kan, jadi aku harus berjaga-jaga." kata arka.

Aqila menghembus nafas kasar, pasrah dengan perlakuan yang di dapat sekarang.

"Ya, baiklah terserah kamu saja."

"Iya."

"Istirahat lah, akan aku bawakan makanan kamu kesini." pamit arka segera menuju dapur.

"Terimakasih, maaf sudah merepotkan kamu." jujur aqila tidak enak.

"Tidak perlu sungkan, aku suami mu sudah jadi kewajiban ku mengurus dan menjagamu, dan begitu pun sebaliknya." bijak arka membuat aqila terharu.

Wanita tersebut tak menjawab, dirinya merasa malu sudah bersikap egois pada arka.

Kamu pria yang baik Ar, aku jadi ragu sekarang. Aku harap setelah ini keputusan yang ku buat tidak akan pernah ku sesali. batin aqila memandang kepergian arka.

Di dapur arka meminta bantuan art menyiapkan makanan untuk aqila, dan dia memotong buah apel yang berada di dalam kulkas.

"Tuan, biar saja, makanan sudah selesai saya siapkan." ucap art tersebut.

"Tidak perlu bi, biar saya saja." tolak arka ingin melakukan nya sendiri.

Arka ingin menebus kesalahan yang di perbuat pada aqila. Dia juga memutar susu coklat untuk sang istri.

Aqila tak suka susu putih dan ingatan itu masih tersimpan jelas di otaknya, tak ada satu memori tentang aqila yang di lupakan.

Semua mengenai aqila di simpan rapat dalam lubuk hati nya.

Arka memindahkan piring berisi apel yang di potong dan juga susu ke nampang berisi makanan aqila yang di siapkan bibi.

"Sayang, bangunlah aku membawa makanan mu, setelah ini baru istirahat." kata Arka meletakkan nampang bawaannya di meja samping ranjang tempat tidur.

"Iya." jawab aqila.

Melihat pergerakan sang istri begitu lambat seperti malas-malasan, arka meraih tubuh aqila dan mengendong memindahkan ke sofa.

"Ar, kamu kagetin aja deh, kenapa gak bilang dulu sih." ucap aqila kaget dengan tindakan arka dadakan tadi.

"Emangnya kalau aku kasih tau kamu mau ngapain?" goda arka menaikan alis.

"Gak ngapain-ngapain juga sih, hanya saja aku sudah ada persiapan gak kaget kayak gini."

"Masa sih?" Arka senang melihat wajah aqila yang salah tingkah seperti ini mengemaskan.

Bahkan dia tak henti menggoda aqila sekarang.

"Benar, jangan bilang sekarang kamu lagi berpikir yang enggak-enggak bukan?" menyipitkan mata penuh curiga.

"Kalau iya kenapa? apa salah? aku suami mu dan kamu istri ku." jawab Arka santai.

"Ya, aku tau itu aku istri mu."

"Lalu?"

Arka menatap intens wajah aqila dan mendekati perlahan lebih dekat hingga tak ada penghalang antara kedua nya.

Wajah aqila terlihat jelas, sama hal dengan aqila dapat melihat jelas wajah arka.

Jantung aqila mendadak berdebar begitu cepat bertatapan dan dekat seperti ini.

Entah kenapa melihat dari dekat seperti ini arka terlihat begitu tampan, bibir yang tipis, hidup mancung dan bulu mata yang lentik seketika membuat nya terpanah.

Tatapan aqila yang berpindah-pindah menatap wajah arka, terus di perhatikan pria tersebut.

Arka dapat mendengar debaran jantung aqila begitu cepat, hal tersebut membuat nya tersenyum bahagia.

Rencananya kini perlahan berhasil.

Pria itu langsung menyambar bibir aqila, tak ada penolakan apapun dari aqila, hingga dia melanjutkan lebih dalam.

Tangannya menekan tengkuk aqila untuk lebih leluasa dalam permainan panutan bertukar saliva.

Meski masih belum ada balasan dari aqila, setidaknya tidak ada tolakan itu sudah jauh lebih penting dan bagus bagi Arka.

Lama saling bertukar saliva, tangannya kini sudah berpindah sembarang tempat.

Melepaskan gaitan b*a milik aqila, bermain di semangka dengan penuh gai*ah dan kini baru sempat tersalurkan kembali.

Enam tahun hasrat dan gai*ah nya pada wanita hilang seketika dengan hilang nya keberadaan aqila penyemangat hidup nya itu.

Aqila yang tak pernah merasakan hal seperti, jujur ini pertama bagi nya setelah amnesia.

Sentuhan Arka membuatnya seakan melupakan semua yang di katakan untuk tidak menyentuh nya.

Sentuhan arka begitu memabukkan hingga dia menyukai dan tanpa sadar mengeluarkan suara menambah gairah dan semangat arka ingin lebih dari apa yang di perbuat sekarang.

Aqila melingkari lengannya pada leher arka, dan tentu hal itu seperti mendapat lampu hijau dari aqila yang menyukai semua sentuhan nya.

"Bi.... "

Arka mengh**ap rakus semangka aqila dan satu nya di remas.

Aqila tak munafik, ternyata sentuhan yang memabukkan hingga melupakan semua masalah yang ada sesaat adalah sentuhan dan permainan ranjang.

Bahkan kini aqila ingin lebih dari sentuhan ini, dia ingin merasakan yang berbeda.

"Apa boleh?" Arka menatap aqila dengan tatapan sayu.

Aqila tak menjawab melainkan mengangguk menyetujui dengan bahasa tubuh.

Tak ingin melewati kesempatan yang tak mungkin terulang lagi.

Arka memindahkan aqila dan kedua nya pun mulai melakukan olahraga sehat yang biasa di lakukan pasangan suami istri, dan arka yang memimpin sebab aqila tak tau bagaimana cara melakukan nya karena tak mengingat apapun atau amnesia.

Leher aqila sudah di penuh tanda kepemilikan yang berarti aqila hanya milik nya seorang.

Awalnya aqila merasa geli, namun perlahan dia merasa nikmat yang tak pernah di rasakan sebelumnya.

Aqila meremas kuat seprei saat merasakan sesuatu yang terobos masuk ke gua.

Pria itu sedikit kewalahan karena milik aqila kini sudah mengecil hingga adik nya tidak bisa masuk, tapi dia tak menyerah begitu saja melakukan terus menerus hingga akhirnya berhasil.

"Auwh. Sakit Ar," Aqila menjerit kesakitan saat penyatuan berhasil.

"Tahan sayang. Nanti juga tidak sakit, kita harus sering melakukan nya agar tak menyempit dan menyakiti mu seperti sekarang ini," kata Arka di sela aktivitas nya.

Aqila tak bisa menjawab apapun, permainan arka membuat nya tak bisa berpikir selain mengeluarkan suara *******.

"Akhhhhh.... "

"Ar, a-k-u... a-k-u.... "

"Nikmati sayang, enam tahun aku puasa dan sekarang biarkan aku buka puasa dengan puas, pahala nya besar menyenangi suami."

Arka tak lagi mempedulikan Aqila, dia terus melakukan dengan semangat 45.………(Bersambung  Bab 228)

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 227 Pernikahan Di Atas Kertas "