Bab 224 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 224
![]() |
Waktu sudah menunjukkan pukul 12:25 siang, farel kini sedang
bersiap-siap bertemu tiara.
Setelah pertemuan kemarin, pria itu sudah memutuskan untuk
mengejar tiara apapun konsekuensi nya akan diterima nanti.
Penjelasan tiara sudah begitu jelas, dan bahkan kini farel
merasa menjadi pria bodoh, namun apa yang bisa dilakukan jika semua sudah lewat,
penyesalan selalu datang di akhir dan jika awal beda namanya, itu adalah
pendaftaran.
Farel begitu antusias, wajahnya tak henti menampilkan
senyuman dari ujung sudut bibirnya.
Wajah berseri-seri seperti seseorang yang sedang kasmaran.
"Senang farel demi cinta sejati mu." ucap farel
menyemangati diri sendiri.
Para karyawan melihat keluar nya atasan dari ruangan dengan
wajah terus tersenyum merasa aneh tidak seperti biasa.
"Ada apa dengan Pak Farel? kenapa aku merasa aneh
melihat nya seperti ini?" ucap salah satu karyawan yang sedang berkumpul
menunggu antrian fotocopy.
"Bukan lagi aneh, tapi sangat aneh. Apa suasana hati
nya sedang baik?"
"Sepertinya tidak, Pak Farel sedang jatuh cinta, lihat
saja wajahnya begitu ceria."
"Apa benar seperti itu? kamu tau dari mana? bukannya
kamu jomblo hingga sekarang?"
"Gini-gini juga pernah jatuh cinta kali, emangnya gue
loh."
"Sudah-sudah, kenapa jadi kalian yang ribut sih, kita
sedang bicara pak farel kenapa jadi merembet kemana-mana."
"Maaf, habis dia duluan pakai mancing ya udah di
ladenin saja.
"Situ ikan hingga di pancing?"
"Sudah, baru juga di bilang udah lagi. Mending bubar
semua lanjut kerja, gak usah gosip."
"Yang ngajak gosip siapa, yang di salahin siapa. Dasar
aneh."
Seperti itulah obrolan para staff pekerja farel yang selalu
berakhir menjadi lebih panjang dan lebar.
Tak lama kemudian, mobil yang di kendarai farel tiba di
perusahaan tempat tiara bekerja.
Sebelum mencari tiara, pria itu memarkirkan mobil di area
parkiran agar tak terkena masalah.
Seperti yang lalu, farel tak bertanya di resepsionis, dia
langsung masuk lagian perusahaan ini milik pak tua kakek angkat adiknya.
Farel langsung masuk ke ruangan tiara.
Tok... tok... tok...
Setelah mengetuk pintu, pria itu langsung masuk.
"Hay, Ra." Sapa farel.
Mendapatkan suara begitu familiar di telinga nya, tiara
menaikan kepala dan betapa terkejut dirinya melihat keberadaan farel.
Bagaimana bisa sekarang farel mendadak ada di ruangan nya,
apa tak ada seorang pun yang mencegah atau mengatakan apapun sebelum pria itu
kemari.
"Bagaimana bisa bapak berada di sini?" tanya tiara
tidak membalas sapaan hangat farel.
"Berjalan, tidak mungkin terbang kan?" jawab farel
yang membuat tiara memutar bolak-balik mata malas.
"Ya sudah terserah, sekarang saya minta bapak keluar
dari ruangan saya, dan jangan pernah kembali lagi." tegas tiara.
"Saya akan pergi, jika kamu ikut dengan saya."
ucap farel.
"Tidak akan! Mending sekarang bapak segera pergi atau
akan saya panggilkan security untuk mengusir bapak." ancam tiara serius
tak sedang becanda.
Dia sudah muak melihat kelakuan farel semakin hari terus
menjadi hingga membuat nya tak bisa melupakan masa lalu nya.
"Silakan lakukan saja, semua itu tak akan menggoyangkan
ku untuk pergi dari sini." yakin farel balik menantang tak takut dengan
ancaman tiara.
Tiara menekan tombol telpon yang terhubung pada security.
"Pak, segera ke ruangan saya." perintah tiara di
sebrang sana.
Tiara pun menatap tajam pria di depan nya ini, ancaman tadi
serius bukan main-main, dan farel masih tak menyangka jika tiara benar
melakukan itu pada nya.
Namun tak masalah bagi farel, dia tak takut.
"Bagaimana? apa sekarang masih menganggap perkataan
saya ini hanya omong kosong? sekarang bapak pilih, ingin keluar dengan cara
terhormat atau tidak terhormat?" tawar tiara menatap farel menaikan
turunkan alis.
"Tidak dua-dua nya." jawab farel, duduk santai di
sofa ruang kerja tiara.
Tiara menatap tak percaya pada farel, apa yang di pikir kan
pria tersebut hingga tak bereaksi Apapun.
Sungguh pria aneh, itulah yang di pikirkan tiara tentang
farel.
Tak lama kemudian, kedua security pun datang.
"Bapak farel terhormat saya ulangi untuk terakhir kali
nya, bapak ingin keluar secara terhormat atau tidak? jika ingin silakan keluar
punya kaki sehat bukan?" tawar ulang tiara merasa menang karena farel tak
memiliki pilihan lain untuk tetap bertahan.
"Terima kasih atas tawaran dan perhatian mu, saya akan
tetap stay di sini hingga kamu menyetujui." sahut farel.
"Baiklah jika itu keputusan bapak." ucap tiara,
beralih menatap kedua security tersebut." Pak silakan bawa keluar bapak
ini dari sini. Dia sudah sangat menganggu."
"Siap Bu."
"Mari Pak silakan tinggal kan ruangan ibu tiara."
"Apa kalian sudah bosan kerja di sini?" tanya
farel memberi tatapan maut kepada kedua security tersebut.
"Apa maksud bapak?"
"Apa kalian sudah bosan bekerja di sini? jika iya katakan
saja, saya akan mengatakan pada pemilik perusahaan." kata farel.
"Jangan dengar kan dia bohong, cepat bawa dia pergi
dari sini." suruh tiara tidak ingin di bantah lagi.
"Mari Pak ikut kami."
"Oke, kalian memang benar tak mengharapkan kerjaan ini
lagi, baiklah bersiaplah untuk menganggur." farel mengambil ponsel dari
saku celananya.
"Apa yang ingin bapak lakukan?" tanya penasaran
tiara.
"Menghubungi atasan mu." jawab farel.
Pria tersebut terus mengotak-atik layar ponsel nya.
"Bagaimana bisa? Bapak mengenal nya?"
"Bisa di kata seperti itu, bahkan sangat mengenal dan
juga sudah menjadi keluarga."
Keluarga? apa maksudnya? apa perusahaan ini punya keluarga
nya? tapi itu tidak mungkin, Marga keluarga nya jelas sangat berbeda. Lalu
maksudnya keluarga itu apa? batin tiara bingung.
📞:" Hallo Pak
tua." Sapa farel tak ada sopan santun nya pada orang di seberang sana.
📞:"Hey, bahasa mu
itu sungguh tak ada sopan-sopan nya sama orang yang lebih tua, apa ini ajaran
keluarga mu." balas orang di seberang sana kesal.
📞:"Terserah, saya
menghubungi bapak hanya ingin mengatakan kedua security perusahaan bapak bosan
bekerja, dan ingin berhenti, sekarang mereka sedang bersama sama saya, bapak
tidak masalah kan? lagian mereka tak pantas di pertahankan, masa ada tamu malah
di usir, bukannya itu kurang sopan?"
Obrolan Farel dengan orang di seberang sana sengaja di
lauspeaker agar di dengar.
Meski obrolan kedua tak baik, terdengar percekcokan seperti
perang, tetap saja mereka dapat mengenal suara yang sedang berbicara dengan
farel.
Pak Adrian? bagaimana bisa, tapi pembicaraan mereka seperti
sedang tidak akur? batin tiara.
Sedangkan kedua security tersebut sudah gemetar ketakutan
parah, mereka tak menduga jika semua akan seperti ini.
Pria di depan mereka ini ternyata begitu mengenal atasan
mereka, bahkan panggilan nya saja tak ada sopan sedikit pun, hal itu membuat
kekhawatiran meningkat.
Bagaimana jika setelah panggilan berakhir mereka kehilangan
pekerjaan? oh no hal itu tak bisa, mereka membutuhkan kerjaan ini.
Ya Tuhan bantulah kami………(Bersambung Bab 225)
Posting Komentar untuk "Bab 224 Pernikahan Di Atas Kertas "