Bab 223 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 223
![]() |
"Tidak seperti itu, meskipun dia tak mengenakan apapun
pada tubuh nya, aku tak akan pernah tertarik padanya sekecil apapun itu, di
mata ini hanya kamu yang seksi tak ada yang lain." yakin arka mengeluarkan
kata-kata manis nya.
"Masa sih, kok kedengaran nya seperti aneh, aku merasa
perkataan kamu tak sesuai dengan kenyataan deh." ragu aqila, lalu berjalan
meninggalkan arka begitu saja.
"Sayang, aneh bagaimana? aku tak berbohong." Arka
mengejar aqila yang sudah duluan berada di depan.
Aqila tak merespon ucapan arka tetap memilih masuk, tanpa di
sadari wanita itu kini sudah menjadi pusat perhatian para staff yang bekerja.
Namun hal tersebut masih belum di sadari aqila, pandangan
nya hanya tertuju ke depan pada satu arah, tak ada sedikit terlintas di benak
nya untuk mengedarkan pandangan kiri kanan melihat situasi setempat.
Mendadak langkah aqila berhenti dan arka melihat dari tempat
nya sekarang sedikit jauh dari tempat berdiri aqila menyungging senyum,
Pria tersebut berpikir jika istri nya itu berubah pikiran,
hingga berhenti.
"Sudah percaya kan, aku gak berbohong?" tanya
arka.
"Belum, dan gak semudah itu aku bisa percaya sama kamu
by. Aku mau semua staff di sini harus menggunakan pakaian yang sopan meski tak
tertutup semua, tapi itu sudah lebih baik dari pada seperti sekretaris mu. Apa
di otaknya berpikir ini tempat menggoda pria? masa di tempat umum seperti ini
menggunakan pakaian kurang bahan, aku gak habis pikir sama kamu by, kenapa
menerima orang seperti itu? apa kamu sengaja?" curiga aqila berpikir dari
sudut pandang nya melihat penampilan wanita tersebut.
"Astaghfirullah sayang, tega nya dirimu mencurigai
suami yang setia seperti ku, di benak ku setiap hari, jam, menit dan detik, aku
selalu memikirkan mu, bagaimana bisa aku melakukan hal yang kamu tuduh kan
itu." bantah arka tak terima.
"Bohong." Aqila kembali berlalu, namun langkah
seketika berhenti.
"Qila kamu mau kemana? ruangan ku bukan di arah
sana." ucap arka bingung arah mana yang ingin di tuju aqila sebenarnya.
Aqila berbalik menghampiri suaminya, dia sungguh malu dengan
tindakan nya tadi, banyak pasang mata ternyata yang melihat semua kejadian
tadi.
Qila betapa bodoh nya dirimu, bagaimana bisa kau melakukan
hal memalukan seperti ini, marah sih boleh, tapi gak permalukan diri kayak gini
juga. umpat aqila dalam batin.
Aqila menyesal karena rasa marah nya terhadap arka hingga
dia tak bisa mengendalikan emosinya.
Wanita itu pun bingung kenapa bisa seperti ini? padahal dia
masih tak mengingat apapun, bagaimana sudah merasa cemburu?
"Qila kamu kenapa? masih gak percaya?" tanya arka
yang menatap diam nya sang istri duduk di sofa kerja.
Arka yang berada di kursi kebesaran nya mengerjakan kerjaan
kantor tak begitu konsentrasi.
"Apa yang harus aku lakukan untuk membuktikan jika aku
tak berbohong? aku akan lakukan apapun itu asal kamu kembali percaya
padaku." sambung arka, bangkit mendekati aqila.
Meraih tangan aqila, menggenggam erat, menatap penuh cinta.
"Sayang, aku sangat mencintai mu, bahkan milik ku sudah
enam tahun berlabuh tak berlayar ke mana pun, karena setia menanti pada satu
penumpang." meraih sebelah tangan aqila menyentuh pusaka abadi yang
menjadi menegang karena pawang nya.
"Hubby apaan sih, gak lucu." Decak kesal aqila.
Hal barusan begitu membuat nya malu, bagaimana bisa dengan
mudah arka melakukan hal mes*m semacam itu yang tak pernah dia lakukan
sebelumnya.
"Aku gak bilang lucu, kamu sendiri yang mengatakan itu
barusan." ucap arka.
"Bukan itu maksud ku." bingung aqila harus
menjelaskan bagaimana.
"Jadi seperti apa? kenapa tidak kamu jelaskan
saja."
"Aku gak tau gimana cara jelasin." jujur aqila.
"Bagaimana bisa, emangnya apa yang terjadi?" tanya
arka kini ikut bingung karena aqila.
"Sudah, lupakan saja. Aku tak ingin kamu melakukan hal
itu lagi."
Mendengar penuturan aqila, arka kini paham apa yang membuat
aqila seperti ini, tak bisa menahan rasa gemas dengan tingkah lucu aqila,
senyum pun terukir di ujung sudut bibirnya.
Arka benar-benar bingung dengan aqila yang sekarang, amnesia
nya benar-benar membuat dia seperti berhadapan dengan orang baru, meski orang
tersebut sudah di kenal lama, tapi sifat nya tidak dan itu sama hal seperti
dirinya sedang beradaptasi dan mengenal sifat orang yang di jumpai.
"Jadi ini yang membuat kamu tak bisa menjelaskan?"
tanya Arka menatap gemas aqila." Tak perlu malu sayang, ini bukan hal
besar hingga membuat mu seperti ini, jika kamu mau, kamu bisa melihat nya juga
tak perlu memengang nya lagi."
"Dasar mes*m, aku gak mau." Tolak aqila segera
melepaskan genggaman tangan kedua nya.
"Kenapa? emangnya tidak boleh? kamu istri ku, sah-sah
saja dong. Lagian yang ku katakan semua tadi benar." Arka kembali meraih
tangan aqila.
"Sayang, jika ingatan mu tak juga kembali, apa kamu tak
akan melayani ku?" Tanya arka wajahnya kini menjadi lebih serius.
Hal yang di bahas sekarang masalah hidup dan mati ular piton
nya.
"Kenapa mendadak bertanya seperti ini?" tanya
balik aqila, jujur dirinya sendiri bingung dan tak tau harus menjawab pertanyaan
arka bagaimana.
"Kenapa? apa tidak boleh? aku suami mu dan kamu istri
ku, jadi sudah seharusnya aku bertanya, bukan?"
Deg....
Jantung aqila terasa berhenti berdetak.
Jujur dirinya seperti berada di tengah hutan sekarang yang
sedang mencari jalan keluar agar terbebas dari bahaya mengancam keselamatan
hidup.
Entah kenapa otaknya mendadak berhenti, kedua bola mata nya
pun tak sanggup menatap wajah arka yang sangat ingin mendapatkan jawabannya.
Apa yang harus aku katakan, aku tak bisa memberi kepastian
apapun, apa aku harus jujur? tapi bagaimana jika dia kecewa, berusaha dan
mengikuti perkataan nya sekarang saja aku sedang berusaha. batin aqila.
"Qila kamu dengar aku kan?" tanya arka menatap
wajah cantik aqila tak mengucapkan sepatah katapun menjawab pertanyaan nya.
"Maaf." Hanya satu kata yang di ucapkan aqila saat
ini.
Mulut nya begitu berat dan otaknya seakan mencegah dirinya
untuk tidak mengatakan apapun.
Hanya tatapan bersalah yang aqila tunjukkan dan itu
terpancar jelas dari kedua bola mata nya.
Hati nya masih belum bisa melakukan hal yang sudah menjadi
kewajiban istri pada suami.
Arka pun sudah dapat menebak dari ekspresi aqila sekarang,
genggaman tangannya pun perlahan di longgar kan, tatapan pun kini tak lagi
menatap aqila.
Kecewa? sudah pasti kecewa hati dan perasaan suami mana yang
tidak kecewa mendapatkan istri nya masih belum siap melakukan kewajiban yang
sudah menjadi kewajiban nya.
Jika ingatan mu belum pulih dan tak bisa kembali lagi, apa
kamu tak akan pernah melakukan nya? kenapa tidak kamu mencoba nya qila, bukan
seperti ini. kecewa Arka yang tak bisa mengatakan langsung pada aqila.
Dirinya pun memilih bangkit dan kembali duduk di kursi
kebesaran nya………(Bersambung Bab 224)
Posting Komentar untuk "Bab 223 Pernikahan Di Atas Kertas "