Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 222 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 222


Di meja sudah ada kakek adrian, aqila dan juga arka. Ketiga orang tersebut menyantap sarapan pagi dengan nikmat.

"Bagaimana sudah selesai?" tanya kakek adrian menoleh pada arka.

"Sudah." singkat arka.

"Aqila sudah tau kelakuan kamu ini?" tanya lagi kakek adrian.

"Sudah, bahkan aqila bantuin saya." jawab arka.

"Apa? kenapa bisa?" kaget kakek lalu mengarah menatap aqila.

"Aqila kenapa membantu pria licik ini? Qila sadar tidak, suami mu ini sudah hampir menghancurkan perusahaan kita, bagaimana jika benar-benar hancur?" tanya kakek.

"Tapi kek, bagaimana juga arka suami qila, dan bukannya sudah kewajiban qila menolong suami?"

"Ya Qila benar menolong suami adalah kewajiban, tapi jika suami seperti ini, di biarkan saja tak perlu di tolong."

"Ayo lah kek, lupakan saja yang terjadi, bukan nya sekarang semua sudah membaik jadi aman dong." kata aqila.

"Tidak semudah itu, lanjutkan makan." ucap kakek menghentikan obrolan dan fokus menyantap hidangan makanan mereka.

Aqila dan arka sudah bersiap-siap untuk pergi ke kantor, namun kali ini bukan ke perusahaan kakek adrian melainkan ke perusahaan dirgantara.

Arka tak ingin meninggalkan istri nya sendiri, dia ingin aqila menemani nya selama pemulihan dan juga berjaga-jaga mengingat kejadian tempo hari yang bisa saja anak buah pria yang di hajar babak belur itu balas dendam.

Dan hal seperti itu tidak ingin arka biarkan sampai terjadi.

"Kek, Qila dan arka pamit dulu." Salim aqila mencium punggung tangan kakek nya.

Dan di ikuti arka yang terpaksa melakukannya.

"Hati-hati, kau pria licik jaga cucu ku baik-baik jika terjadi sesuatu dengan nya, terima resikonya." ancam kakek adrian menatap arka.

"Ya kakek tua, itu sudah tugas dan kewajiban saya, tanpa di bilang." balas arka sedikit kesal dengan ucapan kakek adrian memanggil nya pria licik.

"Sana... sana... pergi, renungkan baik-baik kapan ingin membawa cicit ke sini." kata kakek adrian.

"Iya kek, qila dan arka akan pikirkan. Assalamu'alaikum." Salam aqila.

"By, apa rencana kamu? kapan kamu menjelaskan ini pada twins A?" tanya aqila membuka suara saat berada di dalam mobil.

Sejak tiba di dalam mobil kedua nya sama-sama diam, salah satu dari mereka tak ada yang membuka suara, hanya keheningan yang mereka ciptakan selama perjalanan.

Musik pun tak di putar, arka fokus menyetir sedangkan aqila memikirkan ucapan kakek adrian yang meminta segera membawa twins A.

Entah kenapa ucapan kakek menganggu pikiran nya saat ini hingga tak ada yang di pikirkan lagi.

Aqila menghembus nafas kasar dan berpindah arah menoleh pada kaca jendela mobil.

"Qila kamu kenapa?" arka menoleh aqila yang tetap memilih diam.

"Sayang." panggil ulang arka lebih menekan pada kata yang di ucapkan.

Aqila menoleh, tapi bibir nya masih rapat tak mengucap sepatah kata pun.

"Kenapa? apa yang menganggu pikiran mu hingga begini?" tanya arka cemas melihat wajah suntuk tak semangat aqila berbeda sebelum berangkat.

"By, kapan kamu memberitahu twins A?" tanya balik aqila.

"Apa ini yang menganggu pikiran mu sayang?"

"Hmmm, aku rindu twins A, By."

"Baiklah secepatnya aku akan membawa twins A untuk tinggal bersama kita, sekarang jangan di pikirkan lagi oke."

"Secepatnya itu kapan by? aku ingin tau." desak aqila.

Arka berpikir kapan waktu yang bagus menceritakan semua ini, mengingat kedua bocah itu memiliki karakter bertolak belakang seperti magnet membuat nya takut.

"Ar, katakan jangan diam begini." melihat diam nya arka, wanita itu kembali bersuara, namun kali ini tak ada panggilan sayang melainkan nama aslinya.

"Bagaimana jika besok saja, besok adalah jadwal terakhir ujian twins A sekalian kita kasih Sepreais, kamu setuju?"

"Serius gak bohong kan?" aqila memastikan takut arka menipu nya.

"Serius. Sudah lebih tenang bukan?" tanya arka menatap nya.

"Ya, mendingan." senyum aqila.

Tak lama kemudian, keduanya telah tiba di perusahaan.

Arka keluar dan memutari mobil membuka pintu untuk aqila.

"Silakan nona putri." tunduk arka seperti seorang pelayanan memberi hormat pada majikan nya.

"Terima kasih pelayanan tampan." balas aqila menggoda arka.

"Sama-sama." ucap arka lalu tertawa kecil merasa geli dengan kelakuan nya.

Kehadiran aqila kembali dalam hidup nya benar-benar merubahnya dalam sekejap.

"Kenapa By?" Tanya aqila bingung dengan Arka mendadak tertawa.

"Aku merasa kehidupan ku kembali berwarna. Setelah kepergian mu enam tahun yang lalu, aku hanya merasakan warna hitam tak ada warna lain, tapi sekarang semua telah berubah aku kembali merasakan warna pelangi itu dengan kehadiran dan datang nya kamu dalam hidup ku." ungkap Arka bahagia.

"Maaf, karena aku kamu tersiksa, aku harap secepatnya ingatan ku dapat kembali." ucap aqila penuh harap dapat mengingat masa lalu nya.

Wanita itu sangat penasaran seperti apa masa lalu nya, namun sejauh ini usaha aqila memaksa untuk mengingat tetap tak bisa.

"Ini bukan salah mu, tapi ini salahku tak bisa melindungi mu dengan baik. Aku janji sekarang dan seterusnya hingga ajal datang, Aku Arka Dirgantara akan melindungi Aqila Dewi Kharisma Dirgantara dengan baik meski nyawa taruhannya." Janji Arka penuh keyakinan.

Terimakasih sudah mencintai ku begitu dalam, tapi kenapa aku belum mengingat apapun tentang masa lalu, apa aku benar mencintai mu sebesar kamu mencintai ku? kenapa aku ragu dan tidak percaya. Tapi kenapa aku tetap saja menuruti semua perkataan mu untuk ku. batin aqila bingung perasaan apa yang dirasakan sekarang.

Aqila ingin percaya dengan apa yang di lihat dan di alami secara nyata, tapi semua itu tak semudah yang di bayangan, otak dan hati bertolak belakang memberi kesan tersendiri hingga dia kadang bingung langkah apa yang harus di ambil.

Di satu sisi, dia merasa nyaman berada di dekat Arka seperti sekarang ini, mengingat pertolongan yang di berikan arka melindungi nya dari pria bajin*an itu.

Dan di sisi lain, ia ragu jika kenyataan tak sesuai dengan yang di rasakan dan dilihat sekarang.

"Pagi, Pak Arka." sapa seorang wanita yang mengenakan rok di atas lutut terlihat begitu pendek, dan baju menampakkan dua gunung kembar karena tak rapi dalam mengancing.

"Hmmm." balas arka hanya deheman.

"Siapa yang datang bersama bapak? apa saudaranya? wah mukanya begitu mirip, pasti ini adiknya kan?" tebak nya mengira aqila adalah adik arka.

"Urus saja kerjaan mu jangan banyak bicara, apa saya mengaji mu untuk berbicara tak jelas seperti ini, hah? dan perlu saya ingatkan wanita di samping saya bukan saudara atau adik seperti yang kau katakan. Wanita di sebelah saya adalah istri saya, mommy kandung nya twins A." jelas arka menekan kalimat akhir perkataan nya.

"Bukannya istri bapak su_"

"Bukan urusan mu, jika masih ingin bekerja di sini, cepat pergi dari hadapan saya." tegas arka bingung kenapa sekretaris satunya ini banyak tanya dan ingin tau masalah orang.

"Dasar perempuan gila, sukanya urus masalah orang saja." geleng kepala arka bingung.

"Kenapa masih di pertahankan? apa karena seksi atau.... " Menyipitkan mata menatap tajam pria di samping nya dengan tatapan membunuh………(Bersambung  Bab 223)

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 222 Pernikahan Di Atas Kertas "