Bab 221 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 221
![]() |
Aqila terusik dari tidurnya ulah arka, pria itu mengecup
kening nya berkali-kali.
"By, aku masih ngantuk." aqila engan membuka mata.
"Sayang, ini sudah pagi. Ayo bangun kita makan dulu,
kamu perlu minum obat agar cepat pulih, lalu tidur lagi pun tak apa-apa asal
bangun dulu." ajak arka pada sang istri engan bergerak dari tempat nya.
"30 menit lagi." tawar aqila dengan suara serak
nya.
"No, 15 menit." tolak arka memberi negosiasi.
"20 menit, dill." tawar aqila lagi.
"No, Qila. 15 menit jika protes tidak ada." ucap
arka tak ingin di bantah lagi.
Semua yang di lakukan untuk kebaikan sang istri, dia tak
ingin aqila sakit. Mengingat amnesia nya belum pulih membuat nya siaga menjaga
dan mengurus aqila.
Pria itu tetap bersyukur meski amnesia, aqila bersikap baik
tanpa membantah semua ucapannya, meski ada satu hal yang belum bisa di lakukan
memberi hak yang sudah seharusnya istri berikan pada suami.
Aqila belum siap, mengingat kejadian kemarin sudah membuat
nya takut, di tambah dia masih belum mengingat apapun.
Dan wanita itu hanya mengizinkan arka menyentuh bagian luar,
tidak pada inti.
Meski berat hati arka menerima semua permintaan aqila, dia
tak ingin memaksa kehendak dengan keadaan aqila masih belum pulih total.
"Ya, ya, ya." sahut aqila dalam sekejap kembali
tertidur pulas.
Semalam dia dan arka tidur jam 3 pagi, menemani arka
mengerjakan kerjaan yang di minta kakek adrian.
Arka menceritakan tanpa di tutup kan semua yang di lakukan
dalam menghancurkan perusahaan kakek adrian waktu tempo hari, awalnya aqila
kaget, tak percaya, kesal dan sedikit kecewa, tapi setelah mendapat penjelasan
dari arka, akhirnya mengerti.
Dan tak tega melihat arka bekerja sendiri, dia pun membantu.
Sudah 15 menit, aqila belum juga bangun.
"Aqila ayo bangun, waktu mu sudah habis." ucap
arka membelai lembut rambut nya.
"Lima menit lagi." ucap aqila dengan suara serak,
masih belum sanggup untuk bangun.
"No, sekarang." tolak arka.
Dengan berat hati, aqila bangkit dari tidur nya, namun mata
nya masih merem, tak ingin di buka.
Arka melihat kelakuan istri nya merasa gemas.
Tak tega dan tak ingin aqila kenapa-kenapa jika berjalan
dengan keadaan masih mengantuk seperti sekarang ini, pria itu pun mengendong
aqila ala bridel style membawa ke dalam kamar mandi.
Pertama-tama Arka mengisi penuh air di bathtub dengan air
hangat setelah penuh dia berendam di dalam bersama sang istri.
Seketika aqila pun membuka mata, dan mendapatkan dirinya
kini sudah berada di dalam kamar mandi bersama sang suami.
"Kok kita di sini?" kaget aqila mengerutkan
kening.
"Bisa dong kan, aku yang membawa kamu kesini." jawab
santai Arka kembali menarik aqila masuk dalam pelukan nya.
"Oh."
"Ya."
Arka mengerat kan pelukan nya pada aqila, menghirup harum
rambut aqila berbeda dari dulu, tapi jika di ingat yang sekarang jauh lebih
enak dari sebelumnya.
"Sayang, aroma ini lebih menenangkan dari sebelumnya,
bagaimana bisa kamu memiliki selera yang bagus memikat hati pria seperti
ku?" Arka mempertajam indera penciuman nya menghirup lebih dalam.
Harum nya aroma shampoo aqila menenangkan, tapi menggila kan
hati pria hingga ketagihan.
"Memikat? mana ada seperti itu, aku tak tau cara
melakukannya, tapi jika selera? ya itu benar aku memiliki selera yang
bagus." jawab aqila bangga.
"Ya aku beruntung memiliki kamu sebagai istri ku,
bukan?" senyum goda Arka penuh kecurigaan bagi aqila yang melihat nya.
"Kenapa By?" menaik turunkan alis.
"Kamu cantik." ucap Arka.
"Ya, dari dulu."
"Tidak."
"Tidak? maksud kamu aku jelek gitu?" bingung aqila
dengan maksud perkataan Arka.
"Kamu tidak jelek, hanya saja.... " Arka
menggantung kan ucapannya menatap aqila sudah menjadi lebih penasaran.
"Hanya saja apa? katakan jangan membuat ku penasaran
gini By." desak aqila sedikit kesal di gantung seperti ini.
"Rahasia." jawab Arka puas melihat eksepsi kesal
aqila berhasil di kerjain.
Aqila kesal ternyata dirinya di kerjain arka, wanita itu
bangkit berpindah sedikit menjauh dari arka.
"Cieh yang ngambek jadi tambah cantik, jadi pengen aku
sayang." goda arka menoel hidung mancung aqila.
"Apaan sih By, aku lagi ngambek, gak usah godain
deh." ketua aqila.
"Ngambek nya jangan lama-lama ya sayang, nanti pria di
luar sana jatuh cinta loh, kan aku gak mau itu terjadi." kata arka.
"Hubby!" teriak aqila kesal bukan nya di rayu,
malah di goda.
Arka tak bisa menahan lebih lama, hingga tawa nya pun kini
pecah, wajah aqila benar-benar imut jika ngambek, pipinya menjadi naik.
"Iya sayang aku di sini, kenapa teriak-teriak
sih?"
Satu jam sudah kedua berendam di dalam bathtub dengan
obrolan dan candaan kecil membuat mereka lebih dekat.
Semua Arka lakukan dengan tujuan agar ingatan aqila kembali.
"Qila." panggil Arka dari ruang ganti.
"Iya, ada apa By?" sahut aqila.
"Kemari lah." pinta arka meminta sang istri masuk
ke dalam.
"Baiklah."
Setiba di dalam, arka memperlihatkan pada aqila tidak ada
pakaian yang bisa di kenakan sama sekali, di sini semua hanya ada pakaian
wanita.
Bahkan aqila sampai melupakan hal itu, bagaimana dia meminta
arka masuk memilih baju yang di suka jika tak ada pakaian yang bisa di kenakan.
"Maaf, aku tak mengingat nya, aku akan meminjam pada om
toni, kamu gapapa kan, pakai pakaian milik om toni dari pada gak sama
sekali." ujar aqila.
"Tapi qila, aku tak biasa menggunakan milik orang, aku
akan menghubungi sopir untuk mengantarkan beberapa pakaian ku kesini."
kata arka.
"Lalu sekarang apa kamu akan seperti ini?" tanya
aqila.
Arka hanya mengenakan handuk kecil menutup pusaka nya.
Otot kekar Arka, dan perut kotak-kotak membuat pikirannya
tak jernih, bawaan melihat hal itu selalu travelling.
"Iya, tidak mungkin aku menggunakan pakaian mu, tapi
jika ada yang pas sih aku bisa saja."
"Ya sudah pakai saja menurut kamu yang pas, aku tidak
masalah asal nyaman." ucap aqila tak mengerti maksud perkataan Arka.
Pria tersebut menyungging senyum penuh arti, langkah demi
langkah bergerak maju mendekati aqila.
Dan dengan reflek pula aqila memundurkan langkah kaki ke
belakang melihat pergerakan Arka mengarah padanya.
"Aku ingin mengenakan apa yang kamu kenakan, aku rasa
itu jauh lebih pas dan nyaman di tubuh ku." ungkap Arka terus melangkah.
"La_lu apa yang akan aku kenakan? kenapa tidak kamu
pilih dan lihat-lihat lagi mungkin ada yang cocok." gugup aqila mendengar
perkataan arka yang ingin mengenakan apa yang di kenakan sekarang.
"Kamu akan tetap mengenakanya."
"Bagaimana bisa?"
"Pasti bisa karena kita akan kenakan bersama."
jawab santai arka.
"Maksudnya satu baju, dua orang bersamaan mengenakan
gitu?" tanya aqila mencerna maksud perkataan arka.
"Pintar." Senyum arka mengacungkan kedua jempol
pada aqila………(Bersambung Bab 222)
Posting Komentar untuk "Bab 221 Pernikahan Di Atas Kertas "