Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 218 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 218


"Apa sebelumnya kak farel seperti itu?" tanya aqila.

"Bisa di kata seperti itu, tapi sifat nya hanya kepada orang yang tak di sukai saja." jawab arka.

"Oh."

"Sayang, jika masih ada yang menganggu pikiran mu silakan tanya saja aku akan menjawab semua." ucap arka melihat aqila kembali terdiam.

"Apa kita ada nama panggilan sayang?" aqila menatap arka yang seketika tersenyum mendapat pertanyaan tersebut.

"Kenapa? apakah ada?" bingung aqila bukan mendapat jawaban malah di perlihatkan senyuman nya.

"Ya, kenapa mendadak kamu bertanya seperti ini?"

"Kenapa? apa tidak boleh? aku penasaran saja jika benar kita saling cinta pasti ada nama kesayangan, bukan?"

"Benar, kita saling cinta makanya punya nama kesayangan, apa kamu ingin tau?"

"Katakan saja aku ingin mendengar nya?" Aqila sudah tak sabaran ingin mengetahui.

Wanita tersebut memengang tangan arka, duduk berdampingan begitu dekat, namun sekarang kedua saling pandang.

"Aku selalu memanggilmu dengan panggilan sayang, dan kamu selalu memanggilku dengan panggilan hubby."

"Hubby?"

"Ya hubby, dan bahkan kamu tak pernah absen memanggilku dengan panggilan hubby, karena akan ada hukuman jika absen." senyum arka penuh arti.

"Hukuman? kenapa seperti itu, emangnya apa hukuman nya? kenapa aku bisa menyetujui nya dulu?" tanya aqila bertubi-tubi.

"Cinta, kamu sangat mencintai ku." jawab arka.

"Benarkah seperti itu? tapi kenapa aku tak merasakan itu?"

"Benar, bagaimana kamu dapat merasakan jika kamu tak mengingat apapun di masa lalu. Dan aku ingin minta satu hal sama kamu, boleh?" Pandang lekat arka pada sang istri.

Aqila menaikan alis mempersilakan arka untuk bertanya, dia menatap serius wajah arka yang tampak serius pula.

"Apa kamu trauma dengan kejadian tadi?" tanya arka pelan-pelan khawatir aqila akan memikirkan nya kembali dan mungkin akan membuat nya sakit.

Aqila terdiam, kejadian tadi pun kembali terlintas memutari otak, rasa takut kembali hadir dalam diri, kecemasan atas ketidakberdayaan nya tadi membuat hampir gila.

Keringat bercucuran di kening, tubuh aqila kembali sedikit gemetaran setelah tadi baik- baik saja, namun kini berbalik.

Menyadari perubahan aqila, arka menarik tubuh nya masuk kedalam pelukan nya.

"Tenanglah, jangan khawatir hal seperti itu tidak akan terjadi, aku berjanji tidak akan membiarkan siapapun menyentuh mu sekecil apapun itu." janji arka mengelus rambut lembut aqila.

"Apa yang akan kamu lakukan pada pria itu?" Aqila masih tidak berpindah dari posisinya sekarang.

Wanita itu masih belum ingin melepaskan pelukan nya dari arka, diri nya begitu nyaman dan kekhawatiran nya seketika hilang jika di dekat arka.

Obat langkah dan tak pernah di rasakan aqila sebelumnya.

"Aku akan memberikan nya hukuman yang setimpal dari apa yang di lakukan padamu. Sekarang aku minta kamu lupakan itu."

"Tapi.... "

"Sayang, lupakan semua yang terjadi, jika bisa kejadian tadi cukup kamu anggap mimpi buruk yang tidak pernah terjadi, sekarang kita istirahat saja, ayo." ajak arka seraya langsung menggendong aqila ala bridel style.

"Arka turunkan aku." protes aqila tak di indahkan arka.

"Hubby, bukannya sudah ku katakan tadi ada hukuman nya jika langgar." ucap arka menatap aqila dalam gendongan nya.

"Aku belum terbiasa, emangnya apa hukuman nya?" penasaran aqila.

Sedikit rasa penasaran wanita tersebut bagaimana bisa menyetujui hal bodoh seperti ini.

"Tapi kamu harus menerima jika aku mengatakan nya." tatap arka memastikan tidak ada penolakan dari aqila.

"Kenapa seperti itu?" aqila makin penasaran hingga tanpa sadar wanita tersebut mengalungkan tangan di leher sang suami.

Arka berhenti sejenak dan menatap lekat sang istri, kecantikan aqila tak ada dua nya, wanita itu selalu berhasil membuat jantung nya berdebar-debar tak karuan.

"Katakan, kenapa menatap ku seperti itu?" desak aqila.

"Kamu cantik, pantas aku tak bisa melupakan mu sedetikpun, wajah ini berhasil menghiasi benak ku, sifat mu seperti malaikat membuat hati tak bisa berkutik dan selalu menempatkan mu paling utama." ungkap Arka.

"Dih gombal."

"No, aku serius. Kamu sangat cantik dan bahkan sekarang aku jadi berpikir jika di dunia ini tak ada seorang pun yang dapat menandingi kecantikan istri ku."

"Apaan sih." aqila di buat malu dengan perkataan manis Arka, hingga wanita tersebut menyembunyikan wajahnya di dada bidang Arka.

"Sayang apa yang kamu lakukan? aku tidak bisa melihat kecantikan mu jika seperti ini."

"Tidak, hentikan gombalan mu itu dulu." tolak aqila.

"Aku tidak gombal sayang, aku serius dan ini ungkapan jujur."

"Menggemaskan, semakin kesini aku menyadari banyak perubahan pada kamu selama enam tahun ini, aqila yang dulu pemberani telah hilang. Sekarang hanya ada aqila yang dewasa dan manja." monolog Arka kembali berjalan dan membaringkan tubuh aqila perlahan dengan hati-hati seakan jika sedikit gerakan kasar akan menghancurkan nya.

Aqila masih enggan membuka mata, dia malu hanya untuk sekedar melihat wajah Arka, pria itu berhasil membuat nya salah tingkah dan bahkan membuat nya seakan melayang dengan kata-kata manis nya.

Arka pun ikut berbaring di samping aqila, tangan nya di jadikan bantal untuk aqila.

"Sayang sampai kapan kamu akan membuka mata nya?" tanya Arka.

"Sampai kamu mau berjanji tidak akan gombal lagi." jawab aqila.

"Aku tidak gombal sayang semua yang ku katakan benar, kenapa kamu tidak percaya?"

"Ya sudah kalau tidak mau, aku gak bakal buka mata."

"Terserah kamu saja, aku akan lebih puas memandang wanita cantik ku tanpa ada gangguan." goda Arka.

Aqila mendengar kata wanita cantik pun jadi penasaran, wanita mana yang di maksud arka.

"Hahahaah... apa yang kamu pikirkan sayang, kenapa membuka mata? apa kamu sedang cemburu?" tanya arka di sela tawa nya.

"Siapa yang cemburu, aku saja belum mengingat apapun bagaimana bisa cemburu." protes aqila.

"Benarkah? tapi kenapa membuka mata mendengar cewek cantik jika itu bukan cemburu?"

"Itu... ituu.. a_ku hanya penasaran saja, emangnya tidak boleh? bukannya aku istri kamu dan kita saling cinta, jadi apa salah jika aku ingin tau?" gugup aqila.

"Apa bisa di percaya?"

"Ya, kenapa tidak? lagian untuk apa pula aku berbohong?"

"Mungkin saja, hati seseorang tidak ada yang tau bukan?" menaikan alis dengan sedikit senyum di wajahnya menggoda aqila.

Entah kenapa mendadak jantung nya menjadi tak karuan, senyuman arka menghipnotis dirinya, hanya menampilkan senyuman kecil saja hati sudah seperti ini, bagaimana jika lainnya sungguh hal tersebut tidak bisa di bayangkan aqila lagi.

"Apa kamu mulai terpanah dengan ketampanan suami mu ini? tidak mungkin tidak? banyak wanita di luar sana mengagumi ketampanan ku, bahkan rela aku tiduri." ungkap arka menyombongkan diri.

"Lalu apa kamu meniduri nya?" tanya aqila dengan nada tidak bersahabat dan kedua bola mata sudah menatap tajam pria di hadapan nya.

"Pertanyaan seperti apa itu, mana bisa aku meniduri mereka, jika aku hanya mencintai istri ku dan bahkan cinta mati hingga tak bisa hidup tanpa nya, jika hidup aku tak memiliki semangat arah tujuan melangkah." jawab arka dan aqila mendengar itu menjadi terharu merasa menjadi wanita beruntung di cintai begitu besar meski sudah enam tahun tak bersama………(Bersambung  Bab 219)

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 218 Pernikahan Di Atas Kertas "