Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 217 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 217


Sekarang anggi beserta para pria lainnya sedang duduk di ruang keluarga di kediaman kakek adrian.

Awalnya anggi tidak percaya dengan penjelasan dan kejujuran kakek, namun setelah memikirkan kembali dia percaya dan tak marah atau kecewa.

Meski kenyataan dia bukanlah keluarga kandung kakek adrian dan bahkan parahnya kakek adrian pria tua menyebalkan yang menculik dan menjauh kan nya dari keluarga. Dan anggi tetap saja masih bisa memaafkan.

Sedikit rasa kecewa di hati anggi pada kakek adrian, namun apa daya nya setelah berpikir berada di posisi kakek adrian seorang diri tak memiliki keluarga atau apapun pasti sangat berat.

"Apa anggi memaafkan kakek?" tanya kakek menatap anggi yang terdiam duduk di samping arka.

Pria berstatus suaminya itu tidak pernah melepas genggaman nya pada jemari anggi.

Seakan jika di lepaskan anggi akan pergi kembali dan tidak bisa di gapai.

Pemandangan tersebut terus di perhatikan farel yang jengah dan muak melihat bucin nya arka tak mengenal situasi dan keadaan.

"Iya kek, sekarang kita mulai semua dari awal." jawab anggi.

"Anggi... eh maksudnya aqila mohon bimbingan agar bisa kembali mengingat masa lalu dan kembali menjalani aktivitas seperti biasa aqila dulunya, bukan aqila sekarang yang tidak dapat mengingat apapun." ujar atau aqila.

"Princess jangan khawatir daddy, mommy, kakak-kakak mu dan suami mu akan selalu ada membantu princess untuk sembuh." kata daddy Rama.

"Kakak dan istri kakak dewi sahabat qila akan ada kapan pun qila butuhkan." ujar bian.

"Kakak pun sama dan bahkan kakak akan mengantar jemput kamu ke kantor agar tak ada seorang pun yang menyakitimu." ucap farel.

Aqila bahagia betapa sayang nya keluarga kandung padanya.

"Terimakasih, sudah menyayangi qila, maaf belum bisa mengingat apapun."

"Itu sudah tugas kami princess jadi tak perlu minta maaf, daddy yang harusnya berkata seperti itu, maaf karena daddy tidak becus menjaga princess."

"Tidak, ini bukan salah daddy, semua ini sudah takdir tak perlu di sesali atau apapun lainnya." sahut aqila tak ingin daddy nya menyalahkan dirinya.

"Allah tidak akan memberi yang terburuk untuk umatNya, semua yang di berikan adalah terbaik, tapi kita saja belum menyadari hal tersebut. Qila harap apapun kedepan pun yang terjadi berhenti menyalahkan diri, karena qila tak menyukai hal itu. Tak sekali pun terlintas di benak qila seperti itu." bijak aqila membuat mereka tabjuk dan kagum.

Pemikiran aqila begitu dewasa, perpisahan selama enam tahun banyak membawa perubahan baik dan tidak ada buruk yang mereka lihat.

Mereka bahagia kakek adrian telah berhasil mendidik aqila hingga seperti sekarang ini.

Aqila menjadi wanita bijak dan lebih dewasa dalam menanggapi masalah apapun yang menyakiti nya di masa lalu yang jelas begitu dalam.

Daddy Rama meneteskan air mata saking terharu nya dengan perkataan bijak aqila.

"Daddy kenapa? apa ada yang salah dengan perkataan qila? maaf qila gak sengaja melakukan nya." khawatir aqila melihat kondisi daddy nya.

"Tidak perlu minta maaf, princess tak ada salah, ini air mata bahagia daddy yang merasa bahagia putri kecil daddy kini menjadi lebih dewasa." jujur nya.

"Terimakasih sudah mendidik putri ku seperti sekarang ini." tulus daddy Rama menatap kakek adrian.

"Sudah menjadi kewajiban saya, aqila bukan hanya cucu angkat, tapi cucu kandung bagi saya. Apapun yang saya lakukan semua untuk aqila." Balas kakek adrian.

"Cih cucu kandung ketemu gede kali." Sewot farel.

Pria tersebut masih tidak bisa menerima dan memaafkan kakek adrian begitu mudah seperti lainnya lakukan.

Perasaan nya masih kesal dan marah pada pria tua tersebut.

Malah farel bingung memikirkan kenapa dan apa alasan ketiga pria tersebut mudah memaafkan tua bangka itu.

Apa tak terlintas di benak mereka untuk memberi pelajaran atas kesalahan yang di perbuat? Farel benar-benar tidak tau apa yang ada di jalan pikir mereka.

"Kakak." panggil aqila menatap farel.

"Ya, ada apa adik kakak yang cantik, apa qila merindukan kakak yang tampan ini?" sahut farel narsis.

"Tampan dari mana kalau hingga sekarang masih lajang, gak ada cerita tampan tak ada pasangan, adiknya saja sudah menikah, tapi kakaknya belum, mungkin gak laku." sela kakek adrian sedikit sinis.

"Qila kakak bingung kenapa kamu begitu betah berada di dekat orang seperti nya sudah tua, kejam pula dan lebih parah pemimpin mafia." ucap farel.

"Sudah-sudah kenapa jadi ribut sih, kak jangan bicara seperti itu sama kakek, bagaimana juga kakek sangat berjasa bagiku, kakek lah yang mencari dan mendatangkan dokter hebat dari seluruh negara untuk menyembuhkan ku. Jika tidak, aku tidak akan duduk kumpul bersama kalian sekarang ini." ungkap aqila.

"Tidak, itu sudah menjadi tugasnya, karena dia telah menculik mu Qila, jika tidak semua yang di lakukan saat itu akan kami lakukan, keluarga kita tidak kekurangan uang jadi bisa melakukan seperti apa yang di lakukan nya." jelas farel menekan setiap kata yang di kata kan nya.

"Tapi kak.... "

"Sudah dek, tak perlu kamu membela nya, penilaian kakak sampai kapan pun tak akan berubah mengenai nya." sela farel cepat.

"Farel kenapa kamu jadi seperti ini, tidak perlu melampiaskan rasa kesal mu pada aqila hanya rasa tidak suka kamu pada kakek adrian. Apa yang di katakan qila benar adanya, belum tentu jika kita melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan kakek adrian qila bisa sembuh. Dan mungkin bisa saja qila tiada karena ketidakcocokan tangan atau orang yang merawat atau apapun lainnya itu, ingat semua bisa saja terjadi jika yang kuasa sudah berkehendak." ceramah bian bijak panjang lebar.

Bian tak suka jika ada yang meninggi kan suara pada adik kecilnya itu, di matanya dan sampai kapanpun itu aqila tetap adik kesayangan nya meski sudah memiliki suami dan anak.

"Kalian lanjutkan obrolannya, saya dan qila ke atas dulu, qila perlu istirahat setelah melewati musibah." ucap arka tidak ingin sang istri sedih dengan farel yang saat ini emosinya tidak bisa di kontrol.

"Ya, istirahat lah, kakek khawatir jika aqila terus berada di sini kesehatan nya akan memburuk." sahut kakek.

Arka pun merangkul sang istri menuju kamar.

Skip kamar.

"Apa kamu baik- baik saja?" cemas arka.

Kondisi aqila yang amnesia membuat arka khawatir.

"Iya." singkat aqila kembali diam.

"Kak farel memang seperti itu, tapi dia orang yang baik, hanya saja saat ini dia masih belum bisa memaafkan kakek, tapi secepatnya pasti akan memaafkan jadi kamu jangan khawatir. Biarkan semua membaik dengan berjalan nya waktu." ujar arka menenangkan sang istri.

Meski tak ada kata yang keluar dari mulut aqila, pria tersebut dapat menebak jika pikiran aqila pasti terganggu dengan ucapan farel ipar gila nya itu.

"Dasar ipar bodoh, kau sangat menyebalkan, karena kau istri ku seperti ini, tidak akan saya maafkan kau gila." batin arka memaki serapah farel pria bermulut pedas tak laku………(Bersambung  Bab 218)

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 217 Pernikahan Di Atas Kertas "