Bab 216 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan
Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang
yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena
jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 216
![]() |
Tak lama kemudian mobil arka tiba di villa dan di sana pun sudah
terparkir rapi mobil yang dapat di tebak jika itu mobil yang di tumpangi aqila
dan pria tersebut.
Arka langsung bergegas masuk ke dalam tanpa menunggu
rombongan dari belakang yang di buat nya tertinggal jauh.
Langkah kaki nya terhenti mendengar jeritan teriakan
seseorang begitu familiar di telinganya.
"Aqila!" teriak arka berlari mencari suara tak
lain pemilik nya adalah istri nya sendiri.
Sedangkan di dalam kamar, anggi terus berontak, tubuh nya
sudah tak bertenaga lagi, dan kenan tak henti memaksa kehendak terhadap nya.
"Percuma, kamu teriak di sini tak ada siapapun selain
kita berdua. Nikmati saja aku jamin kamu akan menyukai dan mungkin akan
ketagihan dan menginginkan lagi dan lagi." senyum nakal kenan.
Pria tersebut menindih anggi, kedua tangan nya mengunci
pergerakan wanita tersebut.
"Kau pria sinting, pria bajin*an, pria bren*sek
psikopat gila." maki anggi benci dengan situasi yang tak dapat membuat nya
melakukan sesuatu untuk melindungi dirinya sendiri.
"Ya, semua itu karena kamu, kamu membuat ku seperti
ini. Cinta ku begitu besar hingga aku hampir gila menahan hasrat yang sudah
lama ku pendam dan hanya ingin melakukan padamu." balas kenan.
Dengan kasar tangan nya langsung merobek pakaian yang di
kenakan anggi.
"Tolong! siapapun di sini tolong!" teriak anggi
dengan tangisan tak berdaya.
Tenaganya benar-benar sudah habis, teriakan nya pun tak
sekeras awal, dan mungkin tak bisa di dengar orang luar.
Tangan nya meremas kuat gunung kembar anggi dengan kuat,
bibir nya mengh*sap rakus tengkuk memberi tanda cinta kepemilikan cinta abadi.
"Awh, sa___ki__t. Hiks.... hiks... hiks... sa__ya
mo_"
Kenan langsung membungkam bibir anggi dengan rakus, lidah
nya menari-nari di dalam seperti berenang di kolam, tangan liar nya meraba
setiap inci tubuh anggi.
Dengan sekuat tenaga anggi berusaha melawan, saat pria gila
tersebut ingin menyentuh bagian inti.
"Awh." Anggi mengigit lidah kenan, hingga menjerit
kesakitan.
"Apa yang kamu lakukan anggi?" marah kenan karena
anggi menganggu permainan nya.
"Tolong!"
"Tolong! "
"Diam lah, kamu hanya buang tenaga tidak akan ada yang
bisa menyelamatkanmu, ini villa pribadi milik keluarga ku jadi tak sembarang
orang yang berkunjung kemari." jelas kenan.
Pria itu kembali melakukan hal yang sempat terhalang akibat
anggi.
Arka sudah mencari setiap ruangan villa, dan hanya satu
ruangan yang belum.
Berlari dengan langkah panjang.
Dan langsung mendobrak dan ternyata pintu pun tak di kunci
dari dalam.
Hal mengejutkan bagi arka melihat istri nya di lecehkan di
hadapan nya sendiri.
Rahang arka mengeras, gigi giginya bergemulutuk, tangannya
mengepal sembari menatap tajam dan aura pembunuh terlihat jelas di wajah arka
yang begitu marah tersulut emosi mendalam.
Arka berjalan mendekat, menarik tubuh pria tersebut menjauh
dari Anggi dan langsung memberi pukulan maut yang tidak akan di lupakan hari
ini dan kedepannya.
Arka terus dan tak henti memberi pukulan bertubi-tubi hingga
tak memberi jeda, tak ada kesempatan pria tersebut untuk membalas, Arka membabi
butakan orang di hadapan nya sekarang seperti memukul ring tinju latihan jika
kesal pada seseorang.
"Berani nya kau menyentuh istri ku! matilah kau
bajin*an. Tak ada kata ampun untuk kau!" geram Arka begitu marah.
Meski kini wajah kenan sudah babak belur dan ujung bibir pun
mengeluarkan darah, arka tetap tak puas. Melihat anggi gemetar hebat dengan
kejadian barusan sangat membuat hati nya sakit.
"Istri? heh dia belum menikah, dia masih single dan
akan menikah setelah aku menanam benih, tapi kau menggagalkan semua rencana
ku." balas kenan tanpa rasa takut dengan keadaan nya sudah babak belur di
hajar arka.
"Dia istri ku, nama asli nya aqila bukan anggi, bapak
adrian mengubah namanya karena aqila lupa ingatan! kau paham itu!" teriak
arka memukul kuat hidung mancung kenan dan seketika saat itu pula langsung
terjatuh pingsan.
Arka mengambil ponsel dan menghubungi seseorang untuk
mengurus kenan, pria tersebut harus menanggung semua yang sudah di lakukan.
Setelah beres, dia mendekati anggi yang masih ketakutan, dan
semua perkataan arka di dengar jelas.
"Kamu tidak apa-apa sayang?" khawatir arka duduk
di tepi kasur.
Dan anggi langsung memeluk arka dengan kuat, tangisan nya
pun kembali pecah.
"Hiks... hiks... hiks.... terimakasih, jika kamu tak
ada saya tidak tau apa yang akan terjadi dengan saya sekarang." tangis
anggi.
Arka membalas pelukan anggi.
"Tenanglah, aku akan selalu ada di sisi kamu kapan pun
itu, kamu istriku sudah kewajiban ku melindungi mu, maaf karena aku lalai dalam
kamu jadi seperti ini."
"Ini bukan salah kamu, tapi salah dia." sahut
anggi.
"Tenang kan dirimu, kita pergi sekarang." kata
arka.
"Tapi, pakaian ku."
Anggi menghentikan arka dan menoleh padanya yang masih setia
mengenakkan selimut menutup diri nya yang sudah bersih.
Arka mengedarkan pandangan kiri kanan melihat pakaian anggi
berserakan dan robek dan semua itu ulah pria bajin*an itu.
"Tunggu sini, aku akan mencari pakaian untuk mu, siapa
tau di sini ada pakaian yang bisa dikenakan." ujar arka.
Anggi mengangguk paham menyetujui.
Tak menunggu lama arka datang dengan menenteng pakaian untuk
anggi.
"Kenakan ini."
"Aku akan pakai sendiri."
"Tidak, biarkan aku saja." Tolak arka.
"Tapi."
"Percayalah."
Meski masih ada keraguan, tapi anggi tetep mengikuti
perkataan arka.
Melihat tubuh sang istri penuh dengan warna merah di setiap
inci tubuh, pria tersebut tersulut emosi dan ingin rasanya membunuh pria yang
terpapar lemas tak berdaya tersebut.
"Apa yang kamu katakan tadi benar? aku aqila istri mu,
tapi kenapa aku tidak bisa mengingat apapun." tanya anggi.
"Kamu tidak mengingat nya, karena kamu lupa ingatan,
tapi itu tak masalah aku akan membantu kamu mengingat semuanya."
"Kalau aku tetap tak mengingat nya bagaimana?"
"Ya sudah kita buka lembaran baru saja."
"Mulai sekarang aku akan tinggal di rumah bapak
adrian." membelai lembut rambut anggi setelah membantu mengenakan pakaian.
"Apa twins A akan ikut?" Tatap anggi sedikit sudah
lebih tenang.
"Untuk sekarang belum, tapi secepatnya akan ikut."
sahut arka.
"Kenapa seperti itu? apa ada masalah? kenapa tidak hari
ini?" tanya beruntun anggi sedikit kecewa.
"Tidak ada masalah, kamu tenang kan dirimu dulu,
setelah semua beres aku janji akan mengajak twins A." janji arka.
Anggi menatap arka mencari kebohongan, namun tak ada
kebohongan di kedua bola mata nya itu. Dan wanita itu pun mulai mempercayai
nya.
"Baiklah jika menurut mu itu yang terbaik."
"Iya, sekarang kita pergi ayo." Menggandeng Anggi
meninggal ruangan………(Bersambung Bab 217)
Posting Komentar untuk "Bab 216 Pernikahan Di Atas Kertas "