Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 215 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 215


Kenan tak menjawab perkataan anggi, dia terus menatap lapar wanita di depan nya begitu cantik.

Tak sekali pun pandangan nya berpindah, tatapan hanya terjatuh pada anggi, isakan tangisan sekarang tak membuat nya menjadi jelek malah menjadi imut.

"Kamu begitu cantik, aku jamin hari ini kamu pasti bahagia." nisik kenan tepat di samping telinga anggi dengan gigitan kecil di daun telinga nya.

Pria tersebut menghirup harum nya rambut anggi sungguh menggila kan nya, hingga dia tak bisa berpikir jernih.

"Hiks... hiks... hiks... sa_ya mo_hon." pinta anggi sudah banjir air mata.

"Hey, jangan menangis sayang, aku tidak menyakiti mu."

Kenan keluar dan memutari mobil dan segera membuka pintu untuk anggi.

Pria tersebut membuka seatbelt, lalu menggendong anggi alay bridal style.

Anggi terus berontak memukul dada bidang kenan minta di turunkan, namun selalu tidak di dengar kan.

"Turunkan saya, saya bisa jalan tidak perlu di gendong seperti ini."

"Diam lah, jika tidak ingin jatuh."

"Lebih baik saya terjatuh dari pada harus seperti ini."

Anggi lebih menguatkan pukulan nya.

Bukan menurunkan anggi, kenan berhenti menatap intens wajah anggi.

"Saya tidak akan membiarkan wanita yang saya cintai terluka sekecil apapun."

"Tapi anda sudah melukai saya."

"Apa melukai yang kami maksud seperti ini." Kenan langsung menyambar cepat bibir anggi sekilas.

"Manis, apa seperti itu?"

"Dasar kau pria bajin*an, bren*sek, kau bukanlah manusia, tapi kau iblis." maki anggi marah.

"Terserah katamu, aku tak peduli."

Kenan kembali berjalan. Setiba di depan pintu di sebuah ruangan, dia segera masuk.

Menurunkan anggi secara perlahan di tempat tidur.

"Apa kamu suka tempat ini?" tanya kenan yang sudah ikut berbaring di samping anggi.

"Menjauh lah kau dari sini!" teriak anggi tepat di telinga kenan.

"Sayang, jika kamu marah cantik nya akan bertambah. Aku menyukai itu."

****

Kakek adrian terdiam tak bisa berkata-kata lagi melihat bukti dan semua itu terlihat jelas bukan editan.

Pria tua itu benar-benar menyesal sudah menyimpan dendam begitu besar pada orang yang jelas tak bersalah.

"Maaf, saya sudah salah paham, dan karena saya keluarga kalian banyak menderita." menyesal kakek.

"Kami akan maafkan dengan satu syarat." kata bian.

"Saya terima syarat dari kalian, asal saya tidak di jauhkan dari aqila, biarkan dia tetap tinggal bersama saya, dan kalian bisa kapanpun mengunjungi nya atau bahkan ingin tinggal. Saya tidak memiliki siapapun selain aqila." ujar kakek adrian.

Sebelum bian mengatakan syarat , kakek adrian sudah dapat menebak.

"Siapa anda hingga mengatur kami seperti ini, ingat anda bukan siapa-siapa aqila, anda hanya orang asing dan kami keluarga kandung. Jadi saya peringatkan jangan sekali-kali berkata hal yang tidak akan kami setujui sampai kapanpun." tegas farel.

"Sudah farel." Menghentikan farel yang tak bisa mengontrol emosi jika berhadapan dengan kakek adrian. "Oke, saya menyetujui, saya mau hari ini juga kami menemui aqila dan bapak harus menjelaskan kebenaran nya."

"Tidak bisa hari ini." ucap kakek adrian.

"Kenapa?" kompak ke empat pria tersebut.

"Saat ini aqila sedang pergi bersama calon suaminya." jawab nya tanpa bersalah.

Arka mendengar penuturan pria tua itu menyebut calon suami, mendadak menjadi kesal, wajah nya seketika menjadi merah padam marah dengan tindakan semena nya.

Bukannya kakek adrian sudah mengetahui jika aqila memiliki suami dan anak, kenapa malah di jodohkan, sungguh pria tua gila. Itulah pemikiran yang berada di dalam benak Arka.

"Tenang Ar." Bian menepuk lengan arka agar tetap tenang.

"Apa bapak sadar dengan apa yang di katakan barusan?" tanya arka.

"Iya, apa ada masalah?" tanya kakek adrian berlagak seperti orang bodoh tak mengetahui apapun.

"Jelas sangat masalah, aqila istri saya, ibu dari anak-anak saya, bagaimana bisa bapak mengatakan aqila pergi bersama calon suami sedangkan kami masih berstatus suami istri, dan tidak ada kata pisah atau lain apapun itu karena bapak mencuri nya." kesal arka dengan sikap tak bersalah pria tua itu.

"Tapi kalian sudah lama tak bersama, apa itu masih pantas dikata suami istri."

"Kenapa tidak? atau jangan-jangan bapak sengaja melakukan ini karena dendam terhadap saya atas kejadian menimpa perusahaan bapak?" tebak arka melihat muka tebal kakek adrian menampilkan tak bersalah seolah semua hanya kebetulan.

"Anak yang cerdas, tanpa di katakan sudah mengetahui. Saya kasih waktu dua hari selesai kan masalah yang kau buat, saya tidak ingin terjadi masalah lebih serius dari ini jika tidak ingin ada masalah baru."

"Oke, sekarang cepat katakan dimana aqila berada?"

Entah perasaan apa, mendadak hati dan pikiran nya gelisah, khawatir terjadi hal buruk pada aqila.

"Saya tidak tau kemana mereka pergi."

"Bagaimana bisa?"

"Tapi jangan khawatir saya bisa melacak keberanian aqila sekarang." kata kakek adrian.

"Caranya?" tanya arka.

"Apa bapak meletakkan alat pelacak pada barang yang di kenakan aqila?" tanya bian.

"Ya benar, saya khawatir dengan keselamatan aqila untuk itu saya melakukan ini."

"Tunggu apa lagi, buruan lacak keberadaan istri saya." perintah arka tidak sabaran.

Kakek adrian mengambil ponsel dari saku celana dan mulai melacak keberadaan aqila berada.

Betapa terkejut dirinya mengetahui aqila berada di sebuah villa, dan bahkan dia sangat mengetahui vila tersebut privat tak ada seorang pun yang mengunjungi karena itu villa keluarga milik kenan yang biasa di gunakan untuk liburan pengantin yang berencana memberi momongan.

Melihat wajah panik dan gelisah kakek adrian, mereka yakin ada sesuatu yang tidak beres.

"Ada apa? di mana aqila berada sekarang?" tanya arka.

Kakek adrian bangkit dengan buru-buru, dia menyesal telah memaksa anggi untuk pergi bersama pria gila itu.

"Bapak mau kemana?" tanya arka ikut berdiri karena tak mendapat jawaban apapun dari kakek adrian.

"ikut lah. Jika ingin tau keberadaan aqila sekarang." jawab kakek adrian terus melangkah.

"Apa terjadi sesuatu pada aqila? cepat kata kan jangan membuat kami takut jika bapak tak berkata apapun." desak arka.

"Ya benar aqila dalam masalah, berhentilah mengoceh jika tidak ingin terlambat." Lantang kakek adrian lalu kembali melangkah pergi dan di ikuti ke empat pria tersebut.

Mereka mengikuti pergerakan laju mobil kakek adrian mengarah, saat ini mereka masih belum mengetahui posisi aqila.

Satu jam mengendarai, mobil belum juga berhenti, kini arka pun sadar dan paham rute perjalanan ini tak asing bagi nya.

Dan ternyata benar dugaan nya, jika ini rute perjalanan menuju ke sebuah villa, dan tanpa menunggu lagi, pria itu menancap gas lebih cepat dan menyalip mobil kakek adrian yang sejak tadi memimpin.

Pikirannya pun sudah tak bisa di ajak kompromi lagi, dia khawatir jika pria yang di kata calon suami oleh pria tua itu melakukan sesuatu pada aqila.

Semoga kamu baik- baik saja sayang. batin arka………(Bersambung  Bab 216)

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 215 Pernikahan Di Atas Kertas "