Bab 213 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 213
![]() |
Keesokan harinya.
Anggi sudah bersiap menunggu kedatangan kenan, awalnya dia
tak ingin pergi bersama pria tersebut, sudah banyak alasan di berikan pada
kakek, namun tak ada satu pun yang di dengar.
Kakek adrian tetap saja memaksa, hingga mau tak mau tak ada
alasan lagi, dan mau tak mau dengan terpaksa berat hati dia mengiyakan
mengikuti kemauan kakek.
"Ada apa dengan kakek, kenapa berubah seperti
ini?"
"Huft... aku rasanya pengen lari dari situasi
ini." Ucap anggi.
Pagi-pagi kakek adrian sudah berangkat ke kantor di temanin
om toni. Dan dirinya di tinggal sendiri bersama art.
Tak lama kemudian, dengan kekesalan dan rasa malas pada
dirinya, pria yang di tunggu akhirnya tiba dan anggi segera keluar.
"Maaf, sedikit telat." Ucap kenan.
"Ya, tidak apa-apa." Sahut anggi.
Dan keduanya pun segera pergi, kenan membuka pintu melayani
anggi seperti seorang putri kerajaan.
Mempersilahkan masuk, dan saat pria tersebut ingin lebih
dekat ingin menggenakan seatbelt pada anggi, dengan refleks anggi memundurkan
wajahnya.
Wajah kenan saat ini begitu dekat dengan anggi, hingga
wanita tersebut tidak nyaman dan merasa takut.
Namun berbeda dengan kenan menikmati dan santai, malahan
melihat wajah anggi sekarang ini, pria tersebut ingin sekali mengurung dan
melahap habis.
Tapi semua itu langsung di tepis jauh untuk tidak melakukan
apapun sebelum mendapat hati anggi sepenuhnya.
"Kamu terlihat cantik jika seperti ini, jangan takut
aku tidak akan menyentuh mu jika belum ada cinta di hati mu untuk ku."
Ucap kenan menatap lekat wajah anggi.
Tangan nakal nya membelai lembut pipi anggi, namun tak ada
yang bisa di lakukan anggi untuk menepis sentuhan yang di berikan kenan.
Tubuh nya begitu dekat, jika dia bergerak sedikit mereka
akan lebih dekat dan bisa saja hal yang terlintas dari perkiraan nya sekarang
terjadi.
"Bisakah, anda sedikit menjauh dari ku." Pinta
anggi.
"Satu menit, aku ingin lebih dekat menatap wajah mu
seperti ini, tiga tahun aku mencintaimu, tiga tahun aku menahan diri untuk
tidak bertemu, dan tiga tahun pula aku tidak berdekatan dengan wanita manapun
karena hanya menjaga hati ini untuk kamu." Ungkap kenan.
"Aku jatuh cinta pada pandang pertama melihat mu
menghadiri acara pertemuan antar perusahaan. Dan di saat itu aku mengunci hati
ini untuk kamu seorang, tanpa berniat memberi kunci pada orang lain untuk
membuka, karena aku hanya ingin kamu seorang yang membukanya." Jelas nya
panjang lebar, menatap intens wajah cantik anggi yang berhasil memikat hati dan
pikirannya.
Wajahnya semakin dekat dengan wajah anggi, dan wanita itu
menjadi takut, sebab sekarang tak ada cela lagi antara keduanya.
Hidung mancung kenan kini sudah bersentuhan dengan punya
anggi, saat anggi ingin menepis agar terhindar, tangan langsung di cengkram
kuat.
"Apa yang ingin kamu lakukan, bukannya kamu baru
berbicara tidak akan menyentuh ku, lalu sekarang kenapa kamu melanggar
nya?" Tanya anggi gugup.
Semua rasa takut nya itu dia sembunyikan sebisa mungkin.
"Aku tidak akan menyentuh mu itu benar, tapi jika hanya
ciuman bukannya tak masalah? aku calon suami mu, apa salahnya aku merasakan
manisnya bibir calon istri ku sendiri."
"Tap_"
Kenan sudah lebih cepat membungkam bibir anggi dengan punya
nya, hingga tak ada kata lanjutan keluar dari bibir anggi.
Wanita itu terus berontak mengerakkan tubuh nya, bukan di
lepaskan, malah gunung kembar nya bersentuhan dengan tubuh kenan, hingga pria tersebut
menjadi lebih agresif dan merasakan sesuatu yang aneh.
Sentuhan kenyal tadi, membuat otak nya tak bisa berpikir
panjang.
Kenan mengekspor habis rongga dalam mulut anggi, bahkan
meng*sap rakus bibir anggi, lidah nakal nya bermain kiri kanan menyentuh setiap
inci tanpa terlewat kan.
Bahkan tangan nya menahan kuat tengkuk anggi, agar lebih
leluasa melepaskan hasrat, tiga tahun dirinya hanya bisa memantau dari jauh
melihat perkembangan anggi.
Setelah cukup lama melu*at bibir anggi, pria tersebut
melepaskan panutan kedua nya, dan melihat bibir anggi yang kini sudah bengkak
seperti di gigit tawon dan itu tampak seksi di mata kenan.
Namun berbeda dengan anggi, wajahnya tersirat amarah yang
besar dengan perlakuan kenan yang sangat tak di sukai dan bahkan sangat di
benci.
Anggi menatap tajam kenan, mengepalkan kedua tangan, dan
ingin sekali menonjok habis pria tersebut hingga tak berdaya.
"Jangan menatap ku seperti itu, aku takut tidak bisa
menahan diri lagi." Ucap kenan mengusap sisa saliva belepotan di ujung
bibir anggi.
"Hentikan, saya tidak menyukai sikap anda seperti
ini." Menepis kuat tangan kenan.
"Tapi aku menyukai nya, dan aku akan membuat kamu
menyukai nya juga." Ucap kenan.
Pria itu segera menutup pintu, dan memutari mobil untuk
duduk di kursi mengemudi.
"Saya tidak ingin pergi dengan mu. Silakan pergi dan
nikmati sendiri!" Tegas anggi lalu membuka pintu.
Dan sayang sekali pintu nya sudah di kunci kenan, pria itu
sudah menduga hal seperti ini akan terjadi seperti wanita di luar sana jika
sedang marah keputusan yang akan di ambil tidak lain meninggal mobil dan
memilih sendiri.
"Cepat buka pintu nya! apa kau budek, saya tidak ingin
pergi dengan anda!" Marah anggi.
"Tenang lah, jangan marah bukanya ini hari baik kita
berdua kenapa kamu teriak, aku tidak ingin tenggorokan kamu sakit sayang."
"Tenang katamu? saya bisa gila jika terus bersama mu,
dan saya sudah memutuskan tidak ingin menikah dengan mu. Dan saya sangat
bersyukur sudah mengetahui sifat asli mu sebelum semua terlambat, kau sama
dengan pria di luar sana breng*ek." Maki anggi.
"Ya, keluar kan saja apa yang ingin kamu katakan aku
akan mendengarkan nya." Sahut kenan tak marah malah membiarkan saja.
Pria tersebut menghidupkan mesin mobil dan melajukan
kendaraan nya dengan kecepatan mendekati full.
Ocehan dan amarah anggi di anggap hanya musik, tak ada
tanggapan balasan yang di berikan nya.
Dua jam kemudian.
Mobil nya berhenti, tepat di sebuah vila, pemandangan
sungguh asri, dan begitu sejuk.
Pepohonan besar, daun lebat, dengan angin sepoi menambah
kesejukan dengan tiupan angin mengerakkan pohon-pohon menari dan suara berisik
kecil nya menjadi suasana hidup.
Anggi sempat terpanah, namun sekarang rasa itu telah hilang
dan berubah menjadi takut, apa tujuan kenan membawanya kesini.
"Kenapa kita kesini?" Tanya anggi.
"Bersenang-senang. Bagaimana apa kamu menyukai tempat
nya?"
"Tidak, saya ingin pulang sekarang."
"Kenapa? apa kamu masih takut? sudah ku katakan aku
tidak melakukan apapun selain ciuman, tapi jika aku tidak sadar itu beda
cerita." Kata kenan dengan senyum penuh arti.
"Cieh jangan harap, saya akan melaporkan semua kelakuan
anda sama kakek." Ancam Anggi.
"Jangan, aku mohon jangan sayang, bagaimana jika kakek
membatalkan pernikahan kita?" Mohon kenan.
"Bagus, saya tidak akan sudi menikah dengan anda."
"Apa tak ada sedikit rasa cinta mu untuk ku? sedikit
tidak banyak."
"Ya ada, sedikit rasa ingin membunuh anda dan besar
rasa benci, hingga saya tidak tahan berada di dekat anda."………(Bersambung
Bab 214)

Posting Komentar untuk "Bab 213 Pernikahan Di Atas Kertas "