Bab 211 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 211
![]() |
Farel kini sedang bersiap-siap, setelah bercerita pada
keluarga. Pria itu bergegas cepat ke kamar nya untuk menyiapkan diri serapi dan
setampan mungkin agar terlihat gagah di mata tiara.
Berdiri di depan lemari cermin memantulkan tubuh gagah nya,
ujung sudut bibir tak henti menunjukkan senyum yang mampu memikat hati wanita
di luar sama.
Tangan kanan nya menyisir rambut ke samping sedikit naik ke
atas seperti aktor Korea pada drama vincenzo.
Mata tak berpindah menatap pantulan dirinya pada cermin yang
menampilkan wajah tampan.
Tak henti pula dirinya memuji ketampanan nya sendiri,
seperti orang gila berbicara dan sesekali tertawa kecil, dan mungkin jika ada
yang melihat nya pasti akan mengira pria tersebut tidak waras.
Saking semangat dan bahagia ingin bertemu tiara, meski tak
yakin akan kah ada kesempatan untuk berbicara, dia akan berusaha sebisa
mungkin.
"Bagaimana caranya kali ini harus berhasil."
Menyemangati diri sendiri dengan tekad yang bulat.
Farel segera bergegas keluar dari kamar, sebelum meninggal
kediamannya, dia berpamitan pada keluarga.
"Daddy, Mommy, farel pamit dulu." Ucap nya seraya
mencium punggung tangan orang tuanya.
"Iya, Hati-hati di jalan, ingat jangan ngebut, mommy
harap farel pulang membawa berita yang di ingin kan." Ujar mommy penuh harap
menatap farel.
"Mommy jangan khawatir, farel tidak akan mengecewakan
mommy." Balas nya.
"Senang mommy dengar nya."
"Iya, kalau begitu farel berangkat,
assalamu'alaikum." Salam farel beranjak meninggalkan tempat nya saat ini.
Pria tersebut mengendarai mobil dengan kecepatan sedang,
sambil mendengar kan musik.
Dan sesekali pria tersebut akan ikut berjanji, suasana hati
nya sedang baik dan bahagia.
Tak lama kemudian setelah melintasi padat nya lalu lintas,
kini mobil yang di kendarai berhasil masuk di area kantor tempat kerja tiara.
Pria tersebut keluar menghampiri security, karena tak ingin
terjadi keributan seperti awal kedatangannya.
"Ibu tiara nya ada di tempat?" tanya farel.
"Iya, bapak yang pagi tadi datang buat kerusuhan kan?
untuk apa kemari lagi, mohon kerja sama nya, tinggal kan tempat ini
sekarang." Ujar security tersebut mengingat jelas wajah farel.
"Tidak seperti itu, tadi hanya sedikit salah paham,
saya jamin sekarang tidak akan terjadi lagi."
"Apa jaminan nya jika tadi hanya salah paham? bapak jangan
coba-coba membohongi kami."
"Saya tidak berbohong, kalau tidak begini saja bapak
ingat kan wajah saya, dan jika saya buat keributan di dalam, bapak bisa
melarang dan mengusir saya jika kemari lagi." Farel memberi kesepakatan
yang di angguk setuju security.
"Baiklah jika seperti itu. Silakan masuk."
"Terimakasih."
Saat kaki ingin melangkah, seketika gerakan tersebut
terhenti dengan ingatan sekilas melintas di benak nya.
Pria itu menoleh pada kedua security tersebut.
"Ada apa?" Tanya security bingung kenapa pria
berjas hitam tak jadi pergi.
"Ada sesuatu yang ingin saya tanyakan." Sahut
Farel.
"Tanya? mengenai apa?"
"Tentang ibu anggi." pandang farel menatap lekat.
"Tidak bisa." Tolak security tersebut.
"Kenapa? saya belum menanyai apapun, saya baru
mengatakan topik pertanyaan." Bingung farel merasa aneh.
"Saya tau, karena itu saya langsung menolak sebelum
pertanyaan keluar dari mulut bapak. Apapun mengenai ibu Anggi, saya dan mungkin
staff lain tidak tau."
"Kenapa? ibu Anggi atasan kalian, bagaimana tidak
mengetahui? apa kalian di minta menyembunyikan sesuatu yang tidak boleh di
ketahui orang luar jika ada yang datang bertanya?" Tanya tuduh Farel
seenak jidat berbicara.
"Bicara apa bapak? saya berkata benar tidak seperti apa
yang bapak tuduhkan, ibu Anggi baru sekali berkunjung ke sini dan tiba pun baru
pagi tadi."
"Sekali? bagaimana mungkin?" Kaget Farel tidak
percaya dengan apa yang di dengar.
Informasi dari security tersebut membuat otak farel tidak
bisa menerima.
Kini sudah banyak pertanyaan melintasi di benak nya.
"Mungkin, karena inilah kenyataan yang terjadi."
"Baiklah jika seperti itu saya masuk dulu."
Dalam perjalanan ke dalam, pikirannya tak henti berpikir
tentang semua yang terjadi pada aqila.
"Sebenarnya apa yang terjadi? kakak harap kamu
baik-baik saja selama enam tahun ini, maaf kakak tidak becus melindungi
kamu." Monolog Farel sedih.
Pria itu melewati resepsionis, dan langsung mencari tiara,
dia yakin pasti hal pertama yang akan di ajukan mereka mengenai apakah sudah
buat janji atau belum? Dan hal itu sudah jelas belum.
Farel berjalan tanpa dosa dan rasa takut, dalam perjalanan
mata nya memperhatikan setiap sudut ruangan mencari keberadaan tiara saat ini.
Dan saat itu pun mata nya menemukan sosok wanita yang dicari
dan juga di rindukan.
Wanita tersebut sedang berbicara dengan salah satu karyawan.
Berjalan menghampiri tiara menjadi suatu keberanian Farel.
"Tiara." Panggil farel, dan wanita tersebut
mendengar namanya di sebut menoleh asal suara itu berada.
"Mas farel." Kaget tiara, bagaimana bisa pria itu
kembali lagi.
"Ly, kita bicarakan lagi besok." Ucap tiara.
"Tiara, aku minta maaf, beri aku satu kesempatan untuk
memperbaiki semua ini. Aku akui perbuatan ku sudah melewat batas, aku hampir
saja mengambil kesuc_"
"Stop, aku tidak ingin membahas hal itu, jika sudah
berbicara silakan tinggalkan tempat ini." Sela tiara tidak ingin mendengar
lanjutan ucapan farel.
"Tidak, aku tidak akan pulang sebelum mendapat maaf
dari kamu." Tegas farel penuh tekad.
"Terserah Mas, saya tidak peduli. Jangan pernah ikuti
saya karena saya tak menyukai itu." Memperingati farel, dan kembali
berjalan.
Namun peringatan tiara di anggap angin lewat bagi farel,
pria itu tetap mengikuti kemana pun pergi nya tiara.
Larangan tiara tadi, di anggap sebuah perintah yang patuh di
kerjakan seperti sekarang yang di lakukan.
"Mas! Saya tidak suka di ikuti seperti ini, bisakah mas
pergi, saya tidak ingin bertemu atau menjalin hubungan apapun dengan mas, saya
harap mas mengerti dengan keputusan saya ini dan tidak terus memaksa keinginan
mas yang apa-apa harus di ikuti." Ujar tiara memberi jeda menatap tajam
Farel lalu kembali melanjutkan.
"Mas mungkin orang kaya dan apa saja yang di ingin kan
pasti dengan mudah di miliki, tapi satu hal yang harus mas tau dan ingat selalu
kekayaan tidak bisa menebus dosa atau kesalahan fatal yang di lakukan mas pada
orang lain, dan satu lagi... jika bisa? orang itu memiliki pikiran yang sempit
yang selalu memikirkan uang dan uang. Dan saya bukan orang seperti itu, jadi
mas salah, saran saya mas pulang jangan siakan waktu berharga mas."
Langkah tiara kembali terhenti.
"Saya tidak tau apapun tentang ibu Anggi yang mirip
dengan aqila, ini kali pertama dia berkunjung, jika ingin mengorek informasi
silakan sewa detektif cari sendiri tanpa melibatkan saya." Setelah
berbicara tiara benar-benar pergi meninggalkan farel berdiri mematung tak percaya.
Pandangan farel mengarah pada tiara yang berjalan menjauh
dari tempat berdiri nya sekarang………(Bersambung Bab 212)
Posting Komentar untuk "Bab 211 Pernikahan Di Atas Kertas "