Bab 208 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 208
![]() |
Anggi yang kini duduk gabung bersama keluarga dirgantara
merasa suasana berbeda seperti ada sesuatu yang ganjal tapi tak di ketahui
kenapa? apa yang terjadi.
Pikiran tak menentu melihat semua yang berada di sekeliling
nya.
Sedangkan di tempat lain, arka masih tak berkutik ke mana
pun, setelah kepergian sosok wanita yang begitu mirip dengan aqila, dirinya
terus berpikir dengan semua yang terjadi pada aqila nya.
Arka yakin jika wanita di hadapan nya tadi adalah aqila
bukan anggi atau lainnya.
"Apa sebenarnya yang terjadi? Tidak mungkin aku salah
menilai, tapi kenapa aqila tidak mengingat ku?" Ucap arka bertanya-tanya
pada dirinya sendiri.
"Tunggu, bukannya tadi kakak ipar farel datang menemui
ku berbicara tentang wanita yang mirip dengan aqila, apa wanita itu.... "
"Ya, benar... itu pasti dia." Yakin arka lagi dan
lagi menjawab dari pertanyaan nya sendiri.
Pria tersebut mondar-mandir tak jelas, berpikir keras
memutar otak mencari jalan keluar dari keadaan yang sangat tak di sukai nya.
Mondar-mandir di tempat yang sama terus di lakukan tanpa
rasa jenuh dan lelah pada langkah kaki bergerak.
****
Di sisi lain farel pun sama di buat uring-uringan memikirkan
tiara.
Pria tersebut terus saja mengumpat serapah ada diri sendiri
atas apa yang di perbuat pada tempo hari awal pertemuan.
Farel kini benar sangat menyesal, perasaan rindu dan hasrat
nya saat itu tidak bisa di kontrol.
Entah setan apa yang merasuki nya saat itu, sungguh pria
tersebut itu sendiri tidak tau.
Satu hal yang dia tau dan ingat, minta maaf dan minta
penjelasan, lebih dari hal itu semua terjadi begitu cepat dan mendadak hingga
dirinya sendiri tidak tau kesalahan yang di lakukan dalam perbuatan nya sangat
besar, yang kini sangat di sesali.
Farel mengusap kasar wajahnya, otaknya kini sudah hampir
pecah terus memikirkan tiara.
Sungguh dia akui sekarang adalah pria bodoh, belum juga
mendapat maaf dari kesalahan nya di enam tahun yang lalu, ini malah melakukan
kesalahan yang baru di awal pertemuan, bukan kah itu namanya bodoh?
Sungguh sekarang keadaan tak berpihak padanya, dirinya pun
kini sedang di beri cobaan yang tak di ketahui apa bisa di lewati atau tidak.
Satu hal yang di harap kan, melewati semua secara tuntas
tanpa tersisa yang dapat menimbulkan masalah lain di kemudian hari.
"Kamu pasti bisa Farel, semangat... apapun kedepannya
yang akan terjadi jangan pernah menyerah untuk mendapat maaf dari nya. Ingat
semua kamu lakukan bukan mengemis cinta." Ucap nya menyemangati dirinya
sendiri.
Berhasil memenangkan diri dari kegalauan merana dalam hidup
nya, sekarang pria tersebut bangkit dari kasur.
Hampir saja dia melupakan kejadian hari ini, menuruni satu
persatu anak tangga, farel mengedarkan pandang melihat sekeliling di lantai
bawah mencari keluarga nya.
"Dad." Sapa farel setelah tiba di tempat.
"Iya, ada apa?" Tanya daddy.
Saat ini di ruang keluarga daddy, mommy, bian dan dewi
sedang duduk bercerita, menghabiskan waktu senggang seperti biasa di hari-hari
sebelumnya.
Namun kedatangan farel saat ini menghentikan percakapan
mereka, kini semua pasang mata mengarah pada pria tersebut.
Entah hal apa yang akan di katakan farel, sekarang sudah
berhasil membuat rasa penasaran mereka tak menentu.
Serius kah? atau sama hal dengan mereka berbagi cerita
kehidupan menyenangkan.
"Farel ketemu aqila."
Tiga kata keluar dari mulut farel berhasil membuat ke empat
orang tersebut kaget tak bisa berkata-kata, selain melebarkan kedua bola mata..
Pendengaran bermasalah, atau apa lainnya yang di dengar
barusan seperti bermimpi. Mungkin saja tadi adalah lelucon, tapi tak
menyenangkan.
Semua pasang mata yang sejak tadi menatap farel, kini lebih
memperdalam tatapan nya, hingga pria tersebut merasa aneh dengan tatapan
keluarga nya.
Perasaan perkataan nya tadi tidak ada yang salah, lalu
kenapa reaksi dan ekspresi mereka seperti ini? sungguh semua di luar nalarnya.
"Ada apa? kenapa menatap ku seperti itu?" Tanya
farel yang bingung mendapat tatapan maut tak suka dari mereka.
"Ayolah Rel, berhenti becanda hal seperti ini tidak
lucu dan tidak bagus di jadikan bahan candaan, kamu hanya akan membuat mommy
dan daddy sedih." Ujar bian.
"Apa? candaan? siapa juga yang sedang becanda? farel
serius. Tadi ketemu aqila di kantor kantor mafia tua bangka itu."
"What!" Pekik dewi kaget.
Saking terkejut nya, wanita tersebut tidak mengendalikan
oktaf suara nya.
"Jadi selama ini mereka menyembunyikan aqila? lalu
kenapa sekarang aqila tidak kemari menemui kita?" Sambung dewi penasaran
menatap farel kakak iparnya.
"Iya bisa di kata seperti itu." Jawab farel
kembali mengingat kejadian pertemuan tak terduga." Nah itu sekarang yang
membuat farel tidak tau kenapa aqila tidak menemui kita, tapi semua kunci
jawabannya berada di tiara."
"Tiara? maksudnya tiara siapa? tidak mungkin kan,
tiara.... "
"Ya, kamu betul. Tiara bekerja di kantor mafia tua
bangka itu." Ucap cepat farel.
"Oh, iya. Tapi kenapa tiara tega menutupi semua ini
dari kita, bukannya dia tau betapa khawatir dan cemas nya kita memikirkan
aqila."
"Entahlah, mungkin saja tiara memiliki alasan
sendiri." Sahut farel.
"Benar yang di katakan farel, kita tidak boleh menghakimi
seseorang karena dia tak memberitahu apa sebenarnya yang terjadi, mungkin saja
ada sesuatu yang membuat nya bungkam hingga tak bisa melakukan apapun."
Timpal bian bijak.
"Iya. Tapi apa tidak sebaiknya kita selidiki ini?"
Daddy dan mommy diam mencerna setiap ucapan dari mulut
ketiga orang tersebut.
Menyadari keadaan sang istri mendadak sedih, daddy Rama
segera merangkul tubuh istri nya memberi kehangatan dan ketenangan.
"Semua akan baik-baik saja, mommy jangan khawatir,
daddy janji akan menyelidiki semua secara tuntas." Menyakinkan sang istri
untuk tetap tenang, mengingat kondisinya sekarang sedang tidak baik.
Tak ada jawaban keluar dari mulut wanita paruh baya
tersebut, selain tatapan harapan yang di dipancarkan dari kedua bola matanya.
Mulut pun rasa nya tak mampu berkata apapun, hati dan
pikirannya kini berkecamuk tak menentu.
"Princess, mommy harap kamu baik-baik saja Nak, maaf
mommy tidak becus menjaga kamu, selalu saja kamu yang menerima semua
penderitaan dalam keluarga kita." Sedih mommy dalam batin nya.
"Daddy akan minta anak buah daddy untuk selidiki ini
terlebih dahulu. Farel coba kamu korek informasi dari wanita yang bernama tiara
itu... dan untuk bian coba kamu cari tau tempat tinggal aqila sekarang."
Perintah daddy memberi arahan.
"Dan untuk dewi, daddy minta handle semua kerjaan bian,
selama suami kamu sibuk dengan tugas nya." Sambung nya lagi.
"Baik, dad." Jawab Dewi.
Setelah mendapat tugas masing-masing dari sang daddy, farel
terdiam memikirkan apa yang harus di lakukan, bagaimana secepatnya dia mendapat
informasi, jika saat ini saja sulit untuk nya berbicara dengan tiara.
Mengingat masalah kemarin sudah sangat kelewat batas.
"Semangat farel, setiap usaha yang di lakukan pasti
akan ada hasilnya." Menyemangati diri sendiri yakin semua akan kembali
baik-baik saja………(Bersambung Bab 209)

Posting Komentar untuk "Bab 208 Pernikahan Di Atas Kertas "