Bab 207 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 207
![]() |
Tak ada tanda-tanda pergerakan pada wanita yang di maki saat
ini, berbaring santai dengan rambut tergerai panjang menutup setengah wajahnya.
Arka melihat itu jadi penasaran dengan rasa kesal bisa kapan
saja meledak.
"Hai apa kau budak! Saya sedang bicara sama kau!"
Dengan kasar pria itu menarik kuat lengan anggi, tanpa
memperdulikan rasa sakit yang saat ini di rasakan.
Sekuat tenaga yang di miliki menarik dan menghempaskan
wanita tersebut dari kasur ke lantai.
"Auwh." Anggi meringis kesakitan, akibat kuat nya
tarikan dan dorongan pria gila itu padanya.
"Sakit?"
"Sepertinya tidak. Wanita seperti mu biasa diperlakukan
kasar seperti ini bukan?" Ejek arka memandang benci pada wanita tersebut.
Kesabaran anggi sudah habis, diam nya sejak tadi hanya ingin
tau sampai di mana perbuatan pria tak berperasaan ini.
Dan ternyata perbuatan nya sudah tidak bisa di toleransi kan
lagi.
Pria tersebut begitu kasar, tak ada lembut nya sama sekali.
Terus menghakimi nya sesuka hati tanpa mendengar pembelaannya sama sekali.
Kepala yang masih tertunduk, perlahan di naikkan, seperti
jarum detik jam perlahan tapi pasti menunjukkan waktu yang di ingin kan, oleh
semua orang, sama hal dengan nya saat ini ingin melihat tampang pria arongan
tersebut.
Deg...
Tatapan tajam anggi menatap penuh kebencian pada pria
tersebut.
Keduanya saling pandang dengan arti tatapan berbeda.
Arka bergeming, tak tau harus menyikapi bagaimana dengan
situasi saat ini, semua seperti mimpi.
Wanita yang di rindu kan enam tahun ini sekarang telah
berada di hadapan nya.
Langkah kaki perlahan berjalan mendekati wanita tersebut,
tatapan penuh kerinduan yang tak terhingga terlihat jelas di raut wajah dan
ekspresi nya saat ini.
"Aqila, benarkah ini kamu sayang?" Tunduk arka
menggenggam erat tangan anggi.
"Kenapa baru sekarang kamu kembali? kemana selama
ini?" Arka menarik kuat, memeluk tubuh wanita yang amat di rindukan selama
ini.
"Apa kamu tau aku hampir gila dan mati tak ada kamu di
sisi ku, bahkan hari-hari yang lalui semua palsu agar aku bisa menempati janji
ku."
"Maaf aku menyakiti mu tadi, aku tak bermaksud apapun,
ku kira kamu perempuan lain yang berusaha mengambil hati twins A untuk
mendapatkan aku." Sambung arka menyesal dengan apa yang di perbuat tadi.
Jika dia mengetahui dari awal tak mungkin dia menyakiti
wanita yang amat di cintai, dan bahkan sangat dan sangat dia rindukan dari
apapun yang ada di muka bumi ini.
Hari-hari yang di lalui tak sekali dia tak memikirkan aqila,
di benaknya selalu terngiang nama dan wajah aqila di mana pun berada dan
lakukan.
Namun tidak dengan anggi, wanita itu terdiam mencerna dan
mendengar semua perkataan pria arongan. Dan sekali lagi nama yang sama di
ucapkan dan kini sudah berlebihan dengan ekspresi dan tindakan di luar batas
yang tak di sukai sama sekali seperti sekarang ini.
Memeluk setelah berbuat kasar, apa di pikirannya saat ini
tindakan itu tadi bisa di maafkan dengan sebuah kata maaf? rasa sakit dan bekas
tidak mungkin bisa hilang begitu saja hanya dengan satu kata maaf yang keluar
dari bibir nya.
Setiap perbuatan dalam tindakan yang lakukan harus ada
ganjaran dan balasan dalam menebus sebuah penyesalan.
"Lepaskan!" Lantang anggi muak dengan drama saat
ini.
"Kenapa? apa kamu masih marah dengan perbuatan ku tadi?
maaf aku benar-benar tidak bermaksud seperti itu, tidak mungkin aku menyakiti
wanita yang amat aku cintai."
"Aku mengaku salah, kamu bisa hukum aku apa saja asal
semua itu bisa membuat kamu memaafkan aku kembali." Mohon arka.
"Jelas, saya akan membalas semua tindakan anda tadi
pada saya, tapi tidak di depan twins. Dan perlu anda ingat dan pahami dengan
sangat jelas, saya bukan aqila, nama saya anggi."
"Hentikan semua kegilaan mu." Sambung anggi dengan
tatapan penuh ketidaksukaannya pada pria gila tersebut.
"Tidak, kamu aqila istri saya bukan anggi atau lain
nya." Bantah arka tak percaya.
Anggi bangkit dan mendekati kedua bocah kecil yang terus
memperhatikan dia dan pria gila berbincang.
"Mari kita ke bawah, opa dan oma pasti sudah
menunggu." Ujar anggi tak menghiraukan perkataan arka.
Twins A tak banyak bicara, keduanya mengikuti perkataan
anggi yang sudah mereka anggap mommy nya.
Dalam perjalanan menuruni anak tangga, kedua bocah tersebut
menggengam erat tangan anggi.
"Mommy tadi kenapa daddy kasar sama mommy?" Tanya
polos arin tak tau apa yang terjadi sebenarnya.
"Tante tidak tau sayang, mungkin daddy arin lagi banyak
kerjaan yang tak bisa di kerjakan jadi seperti ini. Tante harap kejadian tadi
di lupakan dan tidak perlu di bahas lagi ya." Pinta anggi.
"Oh seperti itu, oke mommy."
"Kenapa nama mommy berubah jadi mommy anggi? kata daddy
nama mommy kita mommy aqila. Apa mommy mengubah nama?" Tanya abi yang sedikit
lebih mengerti ketimbang arin yang masih polos.
"Benar sekali, nama mommy abi dan arin mommy aqila,
bukan mommy anggi. Makanya tante sudah berulang kali beritahu jika tante ini
bukan mommy kalian." Jawab anggi tak ingin memberi banyak harapan pada
kedua bocah tersebut.
"Tapi kenapa wajah mommy mirip dengan wajah mommy
aqila?"
"Tante tidak tau sayang, tapi satu hal yang harus abi
dan arin ketahui, di dunia ini banyak orang yang memiliki wajah yang mirip
dengan kita. Misalkan wajah tante mirip dengan wajah mommy aqila, dan di luar
sana pun ada orang yang memiliki wajah yang mirip dengan arin dan abi, tapi
kita tidak ketahui di mana orang tersebut, mungkin kita bisa ketemu dan mungkin
tidak, semua tergantung pada sang ilahi, apakah ingin mempertemukan atau
tidak." Jelas anggi bijak panjang lebar.
"Oh, seperti itu. Jadi mommy bukan mommy aqila mommy
kita ya?" Tanya abi sudah lebih paham setelah mendengar penjelasan anggi.
"Benar sekali, tante bukan mommy kalian, hanya saja
wajah tante mirip dengan wajah mommy kalian, hingga timbul kesalahpahaman
seperti ini." Membenarkan ucapan abi.
Seketika wajah kedua bocah tersebut menjadi lesuh tak
bersemangat mengetahui kebenarannya, mommy yang di harapkan dan di dambakan
dalam setiap doa yang di panjatkan, bukanlah mommy sungguhan, tapi palsu.
Putus sudah harapan mereka yang menginginkan keluarga
lengkap seperti teman-teman di sekolah.
Menyadari perubahan kedua bocah tersebut, anggi tak bisa
berbuat banyak selain menghibur, bagaimana juga twins A harus tau kebenarannya
sekarang.
Anggi tak ingin semua ini semakin panjang dan melebar ke
arah yang tidak di ketahui kedepan nya bisa di hadapi atau tidak.
"Abi dan arin jangan bersedih, jika kalian ingin
memanggil tante dengan sebutan mommy, silakan. Tante tidak keberatan, malah
tante senang bisa memiliki anak-anak yang tampan dan cantik seperti
kalian." Ucap anggi sungguh.
Entah kenapa perasaannya menjadi tak menentu, seperti ada
rasa sakit melihat wajah sedih kedua bocah tersebut.
Namun semua masih belum di ketahui perasaan apa sesungguhnya
yang di rasakan sekarang.
"Kenapa perasaan ini kembali lagi? sebenarnya apa yang
terjadi padaku?"………(Bersambung Bab
208)
Posting Komentar untuk "Bab 207 Pernikahan Di Atas Kertas "