Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 205 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 205


Kecemasan dan ketegangan sudah menjadi satu, orang tua arka khawatir dengan kedua cucu kesayangan mereka, bolak balik kiri kanan tak menentu hanya menambah sakit kepala memuncak mencemaskan twins A.

Matanya terus mengarah pada pintu depan berharap keajaiban datang, meski tipis akan adanya, tapi tak ada salah berharap bukan?

Wanita paruh baya tersebut mondar-mandir tak jelas, sedangkan suaminya duduk di sofa, melihat kegelisahan pada sang istri yang sejak tadi bolak-balik di hadapan nya sudah sangat membuat kepala nya pusing dan ingin pecah.

Namun apa daya nya sekarang? selain menahan, menegur? semuanya percuma tidak bisa. Pria paruh baya itu hanya menghela nafas kasar yang ikut mencemaskan kedua cucunya, tapi tidak seperti ini juga dalam mengekspresikannya.

Melampiaskan dengan mondar-mandir bukan solusi, dimana dalam sekejap mampu menemukan keberadaan twins A. Melainkan hanya membuat orang terdekat pusing melihat kecemasan yang di tunjukkan.

"Mama tenanglah, jika terus seperti ini kepala papa bisa tambah sakit." Tegur sang suami lelah melihat tingkah istri nya.

"Bagaimana mama bisa tenang pa, sekarang twins A belum di temukan? mama khawatir jika terjadi hal buruk kepada mereka."

"Ya Tuhan Mama tidak bisa kebayang bagaimana jika semua itu benar? Pa cepat lakukan sesuatu jangan duduk anteng seperti ini." Omel nya tidak menghentikan langkah kaki nya.

"Mam.... "

Ucapan Papa beni terhenti.

"Assalamualaikum."

"Walaikumsalam."

Kedua pria dan wanita paruh baya itu mengarah kepada twins A.

Perasaan cemas dan khawatir melebihi apapun membuat mereka tak menyadari sosok wanita yang mengantar kedua bocah mengemaskan itu.

"Sayang, kemana saja kalian? kenapa tidak ada di sekolah? semua mencari kalian, bahkan daddy kalian sekarang sangat mencemaskan kalian." ucap mama diana menghampiri dan berjongkok mensejajarkan tinggi nya pada kedua cucunya.

"Pa, cepat kabari daddy mereka, twins A sudah di rumah." Lanjut nya menyuruh sang suami.

"Oma, kita tidak kemana-mana, dan kita juga tidak akan terluka karena mommy ada menjaga kita." ucap arin senyum berpindah memandang wajah cantik mommy nya.

Seketika dengan perkataan arin yang keluar, dan saat itu juga mama diana mengangkat kepala melihat wanita yang panggil arin mommy.

Deg...

Hampir saja wanita paruh baya itu terjatuh saking terkejut nya dengan apa yang di lihat.

Tak dapat di pungkiri lagi, wanita yang berada di hadapannya sekarang sangat mirip dengan menantu nya, seperti pinang di belah dua.

Tapi dengan siaga suaminya menahan hingga tak terjadi apapun.

Satu kata terucap dari mulut wanita paruh baya.

"Aqila."

Dan lagi dan lagi, bukan untuk pertama atau kedua kali mendengar nama yang di panggil orang lain untuk nya dengan aqila, tapi ini sudah menjadi kali ke tiga jika tidak salah mengingat.

Wanita cantik yang mengenakan blazer warna biru dengan dalaman putih dan rok hitam selutut memperlihatkan mulus nya betis dan bagian bawah kaki jenjang yang putih, pria nakal mana pun yang melihat akan tergoda iman nya melihat fashion anggi.

"Maaf tante saya bukan aqila, nama saya anggi. Ya saya akui banyak orang yang memanggil saya dengan panggilan aqila karena wajah kami mirip, katanya seperti itu. Tapi saya benar bukan aqila. Saya kesini hanya ingin mengantar pulang twins A." Jelas anggi tidak ingin terjadi kesalahan pahaman.

"Tapi, bagaimana mungkin? wajah kamu sangat mirip dengan menantu saya, hanya saja fashion kalian yang berbeda."

"Semua itu mungkin, di dunia ini banyak yang mirip dan contohnya saya salah satu orang yang mirip dengan menantu tante."

"Apa benar seperti itu?"

"Iya, tante."

"Yaudah, tadi nama nya siapa?" Tanya mama diana menatap anggi.

"Anggi tante nama saya."

"Oh Anggi, mari Nak anggi duduk dulu. Sepertinya anak-anak masih ingin bersama kamu."

Sebenarnya niat anggi setelah mengantar twins A, akan pergi mencari hotel penginapan, tiba di Indo hingga sekarang ponsel om Toni masih saja tidak merespon. Sedangkan dia tak tau tempat tinggal kakek nya, ini pertama kali dia datang.

Tapi keadaan tidak mendukung dan tidak berada di pihaknya, tangan twins A kini sudah memengang erat menarik tangannya untuk ikut masuk bersama mereka.

"Ayo, Mommy masuk. Arin mau ganti baju, tapi mau nya mommy yang gantiin, no suster lagi."

"Abi juga, no suster." Timpal abi pun sama ingin di manja mommy nya.

Anggi tak bisa menolak permintaan kedua bocah mengemaskan ini, dia menatap meminta persetujuan oma dari twins A tersebut, apakah mengizinkan nya atau tidak.

Mama diana mengangguk setuju, wanita paruh baya itu tak keberatan. Dapat di lihat di wajah Anggi wanita yang begitu mirip dengan aqila sangat menyayangi twins A, tatapan nya seperti bukan tatapan biasa, melainkan tatapan yang memiliki arti tersendiri.

"Ya sudah tante temani, ayo." Ajak Anggi.

Twins A pun menarik tangan anggi menuju letak kamar mereka berada.

Tak lama kemudian, arka sudah tiba di mansion.

Setelah mendapat kabar jika twins A sudah kembali, tanpa berbicara panjang lagi panggilan pun langsung di putuskan segera pulang.

Dan farel pun merasa lega, dia tak ikut arka ke mansion dirgantara, pria itu ingin langsung balik ke mansion utama adijaya untuk mengabari perihal yang di temui hari ini.

"Assalamualaikum."

"Pa, Ma, mana abi dan arin?" tanya arka.

"Tenang dulu, ayo duduk tidak usah khawatir berlebihan seperti itu, mereka baik-baik saja." Sahut mama diana.

Arka mendengar jawaban santai mama nya menganggap masalah ini hanyalah masalah sepele melongo tak percaya apa yang di pikirkan mereka, hingga tak ada sedikit kekhawatiran dengan twins A.

Pria itu mengerutkan kening dengan menggeleng kecil kepala nya.

"Apa mama sadar dengan apa yang mama ucapkan sekarang?"

"Iya, sangat sadar, emangnya kenapa? apa ada yang salah?" Berbalik tanya pada arka.

"Di mana hati mama sebagai oma saat twins A hilang? apa kalian menganggap ini hanyalah lelucon? arka tidak habis pikir sama kalian yang tidak terlihat khawatir sama sekali." Kecewa arka.

Wanita paruh baya itu bingung arah pembicaraan arka yang sudah ngelantur tidak jelas ini sepertinya mengalami sedikit salah paham.

"Arka dengar, kamu sudah salah paham.... "

"Tidak, Arka tidak salah paham, semua sudah jelas."

"Pa, mana abi dan arin sekarang?" tanya Arka pada Papa nya.

"Mereka di kamar nya sedang ganti baju, dan di sana juga ada.... "

"Arka ke atas dulu." Sela arka cepat tidak ingin mendengar lanjutan perkataan apapun.

Kepergian arka, kedua orang tersebut hanya bisa memandang pria yang buru-buru menaiki tangga menghampirimu twins A.

Tidak bisa mereka bayangkan bagaimana reaksi arka nanti jika melihat sosok wanita yang begitu mirip dengan aqila istri nya di kamar anak-anak.

Apa akan sama dengannya? atau sebaliknya? dan keduanya pun tidak berniat untuk menyusul melihat apa yang akan terjadi.

"Pa, lihatlah anak mu itu selalu gegabah dalam menyimpulkan, apa wajah mama ini seperti orang jahat yang tidak memiliki hati? mama sangat khawatir tadi mengetahui hilang nya cucu kita, tapi dengan enteng nya anak kurang ajar itu menghakimi mama yang buruk." Omel mama pada suaminya pasrah harus menerima luapan amarahnya………(Bersambung  Bab 206)

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 205 Pernikahan Di Atas Kertas "