Bab 204 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 204
![]() |
Farel pun mulai menceritakan semua sikap dan perubahan aqila
tanpa satu terlewat kan, lagian untuk apa juga dia sembunyikan semua tak
menguntungkan nya.
Arka membuka lebar telinga, menyimak semua cerita farel dan
membuat pria itu yakin perempuan yang di temui kakak iparnya benar aqila, tapi
hal yang membingungkan nya sekarang cerita farel menegaskan jika aqila begitu
aneh saat di temui tadi.
"Jadi maksud kakak namanya sekarang adalah anggi?"
Tanya arka.
"Iya, kata security situ sih gitu. Tapi untuk jelas nya
bagaimana, kita bicarakan ini sama Daddy karena daddy pasti tau kebenaran
keluarga aksa."
"Ya sudah tunggu apa lagi sekarang kita langsung
samperin daddy saja, biar semua cepat terungkap." berdiri arka sudah siap
untuk pergi.
Terlihat jelas dari wajahnya tidak sabar ingin segera
menyelesaikan semua ini.
Farel pun sama hal dengan arka, kedua pria tersebut begitu
semangat berjalan keluar meninggal ruangan, namun saat menginjakan kaki di pembatas
pintu wajah mereka langsung berubah dingin.
Semua staff menunduk hormat takut melihat arka atasan mereka
dan juga farel yang di kenal keluarga nya tepatnya adalah kakak ipar.
Enam tahun ini sikap arka begitu mengerikan, hingga tak ada
satu staff yang berani membuat arka marah karena itu akan berakibat buruk
dengan kelangsungan hidup mereka.
Tak berlangsung lama kedua sudah berada di dalam mobil
masing-masing melajukan mobil menuju kediaman utama adijaya.
Arka menggunakan mobil Mercedes-Benz E-Class Cabriolet,
sedangkan farel menggunakan mobil Bugatti La Voiture Noire yang masing-masing
memiliki harga miliaran juta.
Dalam perjalanan ponsel arka berdering, dia pun memperlambat
laju kecepatan mobil untuk mengangkat panggilan di seberang sana yang tidak di
ketahui siapa penelepon nya.
📞:"Hallo." Sapa
arka.
📞:.....
📞:"Apa saja kerjaan
kalian? kenapa bisa telat menjemput twins, saya tidak mau mendengar apapun dari
kalian segera temukan anak-anak saya, jika tidak ingin hal buruk terjadi pada
kalian semua!" Marah arka.
Mendapat kabar anak-anak nya tidak di temukan di sekolah
oleh sopir dan kedua babysitter membuat nya geram dengan kecerobohan para
pekerja tidak becus dalam melakukan tugasnya.
Arka mematikan sambungan telpon sepihak, dan segera
menghubungi farel untuk mengabari menunda tujuan awal mereka, saat ini ada yang
lebih penting harus di urus itu adalah kedua anaknya.
Pria itu sangat khawatir dengan keberadaan twins A saat ini,
tidak bisa di pungkiri selama enam tahun hanya twins A yang dia punya sebagai
penyemangat hidup hingga sekarang ini.
Setelah mengabari farel, dia langsung memutar balik mobil ke
arah sekolah twins A, sama hal dengan farel yang khawatir dengan ponakan nya
ikut mencari.
...****...
Anggi begitu sabar menjelaskan kepada twins A, jika dia
bukan mommy nya.
Tapi penjelasannya di anggap tidak benar oleh kedua kembar
tersebut.
"No, mommy adalah mommy kita. Sekarang mommy ikut kita
pulang, daddy pasti senang." Bantah abi yakin di depannya mommy nya.
"Sayang, tante bukan mommy kalian." Anggi bingung
harus menjelaskan bagaimana lagi kepada kedua bocah ini tetap kekeh dengan
ucapannya.
"Mommy gendong." Arin merengek minta di gendong
tanpa peduli penjelasan anggi.
"Baiklah tante gendong." Pasrah anggi.
Wanita itu pun segera membawa arin ke dalam gendongannya.
Terlihat senyuman manis terukir jelas di ujung bibir bocah cantik yang bahagia
berada di gendongan anggi.
Arin bahagia dapat merasakan pelukan langsung dari sang
mommy setelah enam tahun tak bertemu.
Dan lagi perasaan anggi merasa hangat dan nyaman.
"Apa sebenarnya yang terjadi, kenapa perasaan ku
seperti ini? di peluk kedua bocah ini aku merasa hangat, tapi aku sama sekali
tak mengingat apapun." Monolog anggi.
"Tante lupa, tadi nama nya siapa sayang?" Tanya
anggi lupa menanyai nama keduanya.
"Abi, dan yang digendong mommy adalah arin." Sahut
abi.
"Abi, Arin, nama yang cantik seperti orang nya."
Ucap anggi entah kenapa mendengar nama tersebut seperti ada ketertarikan yang
tidak bisa di ungkapkan.
"Benar, nama yang cantik karena mommy yang
menamainya."
"Maksud Abi bagaimana?"
"Kata daddy, mommy yang kasih nama kita berdua sebelum
mommy pergi ninggalin kita, tapi sekarang mommy sudah kembali dan kita tidak
akan biarkan mommy untuk pergi lagi." Jawab abi seraya memengang erat
ujung bawah kiri pakaian anggi.
"Tapi, tante bukan mommy kalian, bagaimana kalau
sekarang tante antar kalian pulang?" Tawar anggi bingung harus melakukan
apa selain mengantar kedua bocah ini pulang agar dia segera terhindar dari kedua
bocah yang terus memanggilnya dengan sebutan mommy.
Wanita itu tak keberatan jika di panggil mommy oleh twins A,
malah hati nya merasa senang, tapi di sisi lain dia tidak ingin twins A sedih
jika kenyataan tak sesuai seperti apa yang diharapkan.
Skip di dalam mobil.
Sekarang twins A dan anggi sudah duduk rapi di belakang
kursi penumpang, pak sopir dari taksi yang mereka tumpangi menyetir mobil
dengan kecepatan sedang sesuai perintah anggi.
"Mommy, kenapa baru datang sekarang? kenapa tidak dari
dulu? apa mommy tidak sayang sama kita?" Tanya Abi.
"Jawab mommy." Desak arin." Apa karena kita
nakal jadi mommy pergi? kita janji gak bakal nakal lagi, asal mommy tidak pergi
tinggalin kita, arin sedih.
"Jangan sedih sayang, tapi kalau boleh tante tau kenapa
arin bisa menyimpulkan seperti itu?"
"Teman sekolah arin mommy, apa itu benar?"
"Tidak sayang, semua itu tidak benar." Jawab
anggi.
"Benarkah? terus kenapa mommy pergi tinggalkan arin dan
abi kalau bukan karena kita nakal? apa mommy berantem sama daddy?" Lagi
dan lagi anggi mengerutkan kening dari mana bocah sekecil ini memiliki
pemikiran seperti ini.
"Arin sayang, kenapa berkata seperti itu? apa ini dari
teman sekolah arin lagi?" Tanya anggi.
"Sudah pasti mommy, arin selalu mendengarkan perkataan
teman-teman nya dari pada abi kembaran nya sendiri." Ucap abi cepat sebelum
arin membuka suara.
Mendengar penuturan abi tentang arin, kini wanita tersebut
dapat menyimpulkan jika abi bawaannya lebih dewasa dari pada arin.
Tapi sangat di sayangi sifat abi yang berubah-ubah dalam
sekejap dingin dan hangat membuat nya sedih.
Anggi membelai lembut rambut
arin yang berada di dalam pangkuannya, entah kenapa dia
merasa dekat, perasaannya mengatakan sesuatu yang sulit di artikan.
"Tidak seperti itu mommy, arin juga percaya sama
abi." Protes arin dengan wajah gemasnya.
"Ya itu benar, tapi arin lebih percaya dan dengar
mereka kan, dari pada abi?"
"Sudah-sudah, kita sudah sampai ayo turun." Anggi
melerai kedua bocah yang tak kunjung berhenti dan sekarang taksi pun sudah
berhenti tepat di depan rumah yang begitu besar seperti milik nya di LN.
Twins A tak menyadari jika taksi yang membawa mereka pulang
sudah tiba, saking serius berbicara, jalan tak di perhatikan karena keasyikan
ngobrol.
Lalu mereka pun turun, pembayaran sudah di bayar nya melalui
aplikasi………(Bersambung Bab 205)

Posting Komentar untuk "Bab 204 Pernikahan Di Atas Kertas "