Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 203 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 203


Kedua bocah tersebut tak henti berdebat, dan di lihat sejauh ini bocah perempuan itu menikmati aduh mulut melawan kembaran nya.

Abi tak lagi membalas ocehan arin karena sampai kapanpun dia tak akan pernah menang, terkecuali dalam pelajaran.

Mata nya kini mengarah satu titik pada seseorang yang sangat dia kenali, tatapan rindu tersirat jelas di kedua bola matanya.

Bocah itu tak menghiraukan kembaran nya.

"Mommy." Ucap Abi.

Ya, seseorang yang di lihat abi adalah anggi

Dan taman tempat istirahat kedua bocah itu berada di dekat perusahaan aksa.

Kebetulan saat ini wanita itu barusan keluar dari restoran samping perusahaan tak jauh dari taman.

"Abi bilang apa?" Tanya arin tidak mendengar jelas ucapan kembarannya.

"Mommy, itu mommy." Tunjuk abi pada seorang wanita yang berdiri sedikit jauh dari tempat mereka.

Dan pandangan arin kini mengarah sesuai jari telunjuk yang abi arahkan.

"Mommy. Ayo Abi kita samperin mommy." Ajak arin menarik tangan abi untuk ikut bersama nya.

Kedua bocah tersebut bangkit dari bangku tempat istirahat nya dan berlari sekuat yang mereka bisa untuk tiba di dekat orang tersayang yang sudah lama di nanti kan kehadiran nya.

"Cepat Arin, kalau seperti ini kapan tiba nya." Omel abi kesal langkah arin begitu pendek.

"Arin sudah cepat, tapi kaki nya tidak mau mengikuti langkah abi yang panjang."

"Bukan kaki nya, tapi arin nya tidak bisa cepat." Ketus abi benar-benar kesal.

Meski sudah seperti itu, abi tetap menggandeng tangan arin dan tidak ingin meninggalkan nya.

Setelah menutup telpon, anggi kembali melangkah namun langkah kaki nya terhenti.

Wanita itu berbalik dan menoleh ke belakang.

"Kenapa sayang?" Tanya Anggi berjongkok memposisikan tinggi nya sejajar dengan kedua bocah ini.

"Mommy." Ucap twins A kompak seraya memeluk Anggi.

Dan wanita tersebut bingung apa yang terjadi, membiarkan saja kedua bocah itu memeluk nya.

Entah kenapa pelukan twins A, begitu hangat di rasakan Anggi, seperti ada ikatan, tapi tidak di ketahui apa itu.

Pelukan, dan isakan tangis kedua begitu nyaman dan juga sedikit membuat nya merasakan sedih, dia dapat menyimpulkan ini adalah tangisan rindu yang begitu dalam.

Tapi rindu kepada siapa yang tidak dia ketahui.

"Mommy, kemana saja? arin rindu, arin sedih, arin takut, pokoknya semuanya." Ucap arin seketika membuat abi yang lagi sedih melepaskan rindu pada sang mommy berubah jadi kesal.

Arin lagi dan lagi mengubah suasana yang penuh haru menguras air mata mendadak hilang.

Berbeda hal dengan Anggi, wanita itu tersenyum gemas melihat tingkah kedua bocil di depannya begitu lucu.

"Arin, bisakah sehari tidak mengucapkan kata-kata bodoh?" tanya abi.

"Tidak, arin tak pernah berkata seperti apa yang dikatakan Abi." Bantah arin.

Terjadilah perdebatan seperti biasa yang terjadi pada twins A, dan selalu berakhir dengan Abi yang mengalah.

Hal tersebut membuat Anggi menjadi gemas dengan kelakuan mereka, entah kenapa hati nya begitu bahagia.

Berdirinya kedua bocah itu dengan pandangan tak bersahabat, terus di perhatikan Anggi.

Tatapan nya lebih melekat pada bocah perempuan tersebut yang memiliki wajah begitu mirip dengannya, seperti pinang di belah dua.

"Wajahnya begitu mirip dengan ku? siapa sebenarnya anak ini? kenapa aku merasa dekat dan nyaman saat di peluk mereka?" Monolog Anggi bingung dengan perasaannya sendiri.

...*****...

Arka begitu bahagia mendengar kabar dari orang suruhannya tentang perusahaan aksa yang kini berada di ambang kehancuran.

Bagi nya semua belum seberapa dari apa yang di perbuat pada keluarga nya.

"Ini bukan akhir, tapi awal kehancuran." Ucap Arka dengan senyum devil nya membuat ruangan ikut merasakan hawa menakutkan dari senyuman tersebut.

Namun semua tak berlangsung lama, pria itu mengambil bingkai foto aqila yang di pajang di meja kerja nya.

"Sayang, sudah enam tahun aku hidup tanpa mu, rasanya seperti mimpi tidak ada kamu di sisiku lagi. Di mana pun kamu berada aku akan selalu mencintai mu sampai akhir nafasku." Janji Arka mengusap bingkai aqila dan memeluk.

Pria itu akan menjadi lemah dan rapuh jika sudah mengingat aqila, keberanian dan jiwa psikopat nya akan memudar dan lenyap begitu saja.

Cairan bening terus berjatuhan dari pelupuk mata nya mengingat momen-momen indah yang mereka lewati bersama, meski singkat sangat berarti dalam hidup arka.

Ketukan pintu dan tanpa izin dari nya, seseorang dari luar sudah masuk terobos.

Pria itu ingin memaki orang tersebut yang sudah berani dan masuk tanpa izin nya, tapi semua tak jadi setelah mengetahui siapa yang seseorang itu.

Dan dengan cepat Arka menyeka sisa air mata di wajahnya. Dia tak ingin ketahuan saat ini sedang bersedih.

"Hay Kak, tumben kesini, apa ada sesuatu?" Tanya Arka pada farel.

Seseorang tersebut tadi adalah farel, dan pria itu pun tau jika arka sedang menyembunyikan kesedihan nya. Hal seperti ini sudah sering dia lihat selama enam tahun ini, tapi tak pernah sekali pun pria itu menunjukkan kesedihan nya pada semua orang, cinta arka begitu besar dan tulus pada aqila adiknya.

Farel memandang wajah sembab arka yang baru menangis, semua tak bisa di sembunyikan lagi karena ada tetesan air mata yang tersisa di wajah arka yang lupa di bersihkan.

"Setelah ini tak akan ada kesedihan lagi untuk mu Ar, aku dan semuanya akan mendapatkan aqila kembali." Batin farel.

Setelah kejadian tadi di perusahaan aksa, pria itu kembali membuka data lama yang pernah dia simpan di ponsel.

Dan sesuai dugaan nya, jika semua ini adalah rekayasa.

Wanita yang begitu mirip dengan aqila memang benar aqila bukan orang lain yang di kenal dengan anggi indentitas yang di kenakan sekarang.

Bapak aksa adalah nama yang lebih di kenal orang di kalangan perusahaan dari pada bapak adrian.

Meski sekarang data pribadi lama sudah di hapus dan tidak di temukan lagi, tapi farel masih menyimpan dan tak pernah di hapus sekecil pun.

Dan ternyata semua itu berguna di saat sekarang untuk mencocokkan dan mencari tau suatu kebenaran.

"Saya punya kabar baik untuk kamu mengenai aqila." Ucap farel.

"Maksud kakak apa? kabar aqila seperti apa yang di ingin di sampaikan?" Tanya arka penasaran terlihat jelas dari wajahnya tidak sabaran.

"Tadi sebelum kesini saya ke perusahaan aksa, perusahaan yang di tempati tiara bekerja saat ini...."

"Apa kaitannya dengan perusahaan itu dengan aqila? dan kenapa kakak kesana?"

"Sabar dong, saya belum juga selesai berbicara sudah kamu potong." Ucap farel kesal, karena Arka sudah memotong ucapannya.

"Ya, maaf silakan lanjutkan." Arka mempersilahkan farel kembali berbicara.

"Tadi saya ke perusahaan aksa, ingin bertemu tiara, tapi di sana saya juga bertemu seseorang yang sudah lama kita nantikan kehadiran nya dan itu adalah aqila." Jelas farel sontak membuat Arka kaget refleks memukul meja kerja nya.

"Kakak serius? kakak sedang tidak becanda kan?" Arka tidak tau sekarang harus bahagia atau tidak sebelum memastikan kebenarannya………(Bersambung  Bab 204)

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 203 Pernikahan Di Atas Kertas "