Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 202 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 202


Tiara sedang mempersiapkan semua keperluan rapat, dan saat melangkah keluar dia berpapasan dengan pria yang sudah menancapkan duri begitu tajam hingga sulit untuk di cabut.

Awalnya wanita itu tidak memperdulikan dan tetap melangkah malas tau seperti tak melihat apapun di depannya.

Namun semua tak berlangsung lama, karena pria itu menghentikan pergerakannya.

"Tiara, ada yang ingin aku bicarakan, please jangan seperti ini." Ujar farel memohon.

"Maaf, tidak bisa. Silakan bapak pergi dari sini." Usir tiara tanpa menoleh terus melangkah tak memperdulikan farel membuntuti nya.

"Ra, sebentar saja. Aku janji tak lama." Mohon Farel.

"Percuma apapun perkataan bapak jawabannya akan selalu sama tidak bisa, jadi silakan tinggalkan tempat ini karena usaha bapak akan sia-sia saja."

"Aku tidak bisa pergi dengan perasaan yang terus menghantui ku setiap saat."

"Terserah aku tidak peduli dan semua itu bukan urusan ku."

Tiara terus berjalan hingga tiba di tempat yang di tuju.

Mata karyawan terus tertuju pada farel yang tak henti mengikuti tiara, dan hal itu tidak di peduli kan tiara.

"Yun, tolong siapapun yang bertamu hari ini langsung di tolak semua ya." Pesan tiara pada staff resepsionis.

"Baik Bu, tapi kalau boleh tau apa alasannya agar saya tak salah memberi informasi?"

"Hari ini akan ada rapat penting bersama direktur dan tidak bisa di ganggu oleh siapapun."

"Jika tidak ada pertanyaan lagi saya tinggal dulu masih ada yang harus saya urus." Sambung tiara.

Kepergian tiara dari ruang resepsionis, farel terus mengikuti tanpa menyerah meski sudah berulang kali di usir.

Pria itu tak memperdulikan semua ucapan dan tatapan karyawan yang terus menatap nya. Yang terpenting sekarang adalah di beri kesempatan bicara berdua, tidak lebih.

Lama kelamaan tiara menjadi risih dengan farel terus membuntuti nya. Wanita itu menghentikan langkah kaki secara mendadak hingga farel ikut berhenti.

Tiara berbalik dan menoleh pada farel dengan tatapan tajam, namun berbeda dengan farel menampilkan senyuman termanis menunjukkan ketampanan nya.

"Stop mengikuti ku! Apa Bapak tidak memiliki kerjaan lain? Saya risih jika seperti ini, saya banyak kerjaan yang harus di selesaikan, kantor sedang dalam masalah besar, jadi saya sangat memohon kepada Bapak tolong tinggalkan tempat ini sekarang, jangan mengganggu saya." Mohon tiara sudah lelah semua ucapannya tak di dengar farel dan malah semakin nekat.

"Aku akan pergi jika sudah mendapat maaf darimu." Tegas farel mantap dengan keinginan nya.

Tiara menghela nafas panjang, saat ingin berbicara, ucapannya langsung terhenti dengan datang nya seseorang.

Seketika tubuh farel membeku tak bisa berkata dengan apa yang di lihat di depan nya.

Pandangan nya melekat pada wanita yang begitu mirip dengan adik kesayangan nya, bahkan dia merasa wanita tersebut adalah aqila.

"Aqila, apa ini benar kamu dek? kakak sangat merindukan kamu, kemana kamu selama ini, kenapa baru kembali?" Farel langsung memeluk erat tubuh anggi hingga wanita itu tak bisa berbuat apapun.

"Dek, tau kah kamu selama ini kakak, dan keluarga begitu merindukan mu, terutama anak-anak mu Dek. Apa tak pernah terlintas di benak kamu untuk pulang menemui mereka? kenapa kamu bisa berubah seperti ini dek? apa karena Aksa tak tau diri itu hingga kamu seperti ini?" Marah farel melepaskan pelukan pada anggi dan menatap lekat wajah yang mendadak berubah masam tak terima.

Pria itu masih tak menyadari perubahan wajah anggi saking kesal dan terus cerocos, dia melupakan tujuan awal datang kemari.

"Stop! Anda siapa berani memaki kakek saya seperti itu? jika anda tidak tau apapun jangan seenak jidat menghakimi orang." Marah anggi tak terima kakek nya di katai seperti ini oleh pria yang tak di kenal.

"Dek, apa yang kamu maksud? kakek?" Tanya farel mengerutkan kening bingung.

"Ya, orang yang anda hina itu adalah kakek saya, adrian delagregart aksa. Jadi sebelum berbicara tolong di pikirkan ulang, dan saya tidak mengenal anda, bagaimana saya memiliki keluarga lain selain kakek adrian, karena semua keluarga saya telah meninggal saat kecelakaan." Jelas anggi memperjelas pada pria tersebut.

"Tidak, kamu salah dek. Pria bernama aksa itu tak memiliki keluarga, dia pembohongan kamu aqila adik kakak bukan orang lain seperti indentitas kamu sekarang ini." Tegas farel membantah semua penjelasan anggi tidak benar.

"Anda yang pembohong! Security... " Teriak anggi muak mendengar ucapan pria tersebut menjelekkan kakek nya.

"Iya Bu." Jawab security.

"Cepat, usir pria ini dari sini." Perintah anggi kepada dua security.

"Mari masuk, rapat akan segera di mulai saya tak ingin membuang waktu." Anggi menatap tiara lalu berjalan meninggalkan nya.

Sedangkan pria tersebut masih terkejut dengan sikap aqila yang berubah 180°, tak pernah terlintas di benak nya jika sang adik bisa berbuat kasar pada nya, bahkan kata-kata yang terucap dari bibirnya begitu tajam tidak seperti aqila yang di kenal.

Farel merasa tak ada sikap aqila yang dulu lemah lembut, dan setiap perkataan semarah apapun tak pernah sekasar ini.

Farel tak bergerak sedetik pun dari tempat nya setelah di arahkan security mengusir dari dalam sana.

...*****...

Twins A sedang menunggu jemputan, tapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan di jemput hingga keduanya memutuskan untuk jalan kaki.

"Abi, arin cape. Istirahat yuk, disana ada taman." Tunjuk arin tak kuat berjalan lebih jauh lagi.

"Iya, kita istirahat dulu." Setuju abi tak tega dengan Arin.

Kedua nya akan melanjutkan perjalanan setelah mengumpulkan tenaga nya kembali.

"Arin rindu mommy, kapan kita bisa ketemu mommy, arin mau seperti teman-teman lain punya mommy yang setiap pagi antar ke sekolah dan pulang di jemput." Ucap arin sedih.

"Abi juga mau bukan cuman arin, abi mau seperti teman lain di sayang dan di perhatikan mommy."

"Kenapa mommy pergi tinggalkan kita Abi? apa kita nakal ya jadi mommy pergi?" Tanya arin.

Bocah perempuan itu pernah mendengar teman sebangku nya berkata, orang tua tidak akan betah jika memiliki anak-anak nakal.

Dan sekarang yang berada di otak nya apakah dia dan saudara kembarnya nakal?

"Abi tidak tau itu."

"Kenapa tidak abi tanya saja sama mommy?" Ucap polos arin.

"Bagaimana caranya arin? abi gak pernah ketemu sama mommy, bagaimana mau tanya?" Kesal abi dengan ucapan bodoh kembaran nya ini.

"Kata Oma, abi lahir duluan berarti abi sudah ketemu sama mommy, kan arin lahir setelah abi." Lagi dan lagi ucapan polos arin berhasil membuat abi kesal bagaimana memiliki kembaran sebodoh ini.

Tidak ada anak bayi yang baru lahir bisa bicara dan mengenal ibunya. Sungguh arin luar biasa dalam memberi pertanyaan hingga bocah pria itu ingin memberi hadiah yang tak akan bisa di lupakan seumur hidup nya.

Abi gemas dengan tingkah kembaran nya selalu berhasil membuat nya kesal, tapi tak pernah membuat nya mengeluarkan kata-kata kasar menyakiti perasaan arin, karena dia tak ingin kembaran nya bersedih.

"Iya, Abi lahir duluan, tapi tak berselang lama arin lahir kan? kenapa tidak arin saja yang tanya mommy kenapa suruh abi?" Ucap abi membalas memberi pertanyaan bodoh arin tadi………(Bersambung  Bab 203)

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 202 Pernikahan Di Atas Kertas "