Bab 201 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 201
![]() |
Lagi dan lagi, anggi bersuara menyadarkan wanita di depan
nya entah kenapa apa yang terjadi terdiam seperti patung.
"Hallo, apa anda mendengar saya?" Melambaikan
tangan pada wanita tersebut.
"Ya, maaf... maaf.... " Tiga kata itu yang keluar
dari bibir tiara.
Wanita tersebut bingung tak tau harus berkata apa, otaknya
tak bisa berpikir apapun saat ini hingga hanya kata-kata itu yang terlintas di
benak nya.
Sikap aqila saat ini masih menjadi pertanyaan tersendiri di
otaknya. Dia merasa seperti bertemu teman baru, tapi sebenarnya adalah teman
lama.
"It's ok. Apa ada sesuatu yang ingin di
sampaikan?" Tanya Anggi.
"Iya, hari ini akan ada rapat dadakan dengan semua
karyawan mengenai dokumen rahasia perusahaan yang hilang dan juga harga saham
anjlok membuat perusahaan rugi besar." Jelas tiara.
"Apa? bagaimana semua bisa terjadi? siapa yang mencuri?
Pak adrian sudah mengetahui mengenai ini?" Kaget Anggi melempar banyak
pertanyaan pada tiara.
Penjelasan tiara kini berhasil membuat wanita berparas
cantik, bertubuh tinggi dengan rambut kepang satu, terkejut.
Pikirannya langsung mengarah jika ini ada kaitannya kakek
adrian dengan masalah perusahaan, tidak mungkin secara mendadak seperti ini.
Nomor om Toni tersambung tapi tak menjawab tidak seperti
biasa, yang di lakukan nya.
"Saya juga tidak tau Bu, dan hal itu sedang di selidiki
semua rekaman CCTV-nya sudah saya cek tapi tak menemukan apapun, tapi hal yang
aneh adalah hilang nya data rahasia perusahaan bersamaan dengan turun nya harga
saham. Dan saya sempat berpikir jika ini ada campur tangan dari musuh yang tak
suka dengan perusahaan kita." Jelas tiara menganalisa dari semua yang
terjadi.
Anggi terdiam sejenak berpikir perkataan tiara ada benar
nya, tidak mungkin semua ini serba kebetulan.
Tapi kemudian, dia mencemaskan kakek yang saat ini tidak ada
kabar, wanita tersebut khawatir terjadi sesuatu tak di ingin kan.
Mengambil ponsel di meja kerja dan segera menghubungi
seseorang di seberang sana, namun hingga saat ini pun telpon nya masing tak di
jawab.
Menghela nafas panjang, wanita itu benar-benar pusing apa
yang harus di perbuat. Saat ini seperti berada di lubang tak ada cahaya tak
bisa melihat apapun mencari jalan keluar dari kegelapan menyambut cahaya.
Tiara yang melihat kegelisahan dan kecemasan wanita yang
masih di anggap aqila tersebut bingung sebenarnya apa yang terjadi sehingga
seperti ini.
"Oh iya nama kamu siapa? saya belum sempat bertanya
tadi?" Tanya anggi lupa menanyai nama wanita tersebut.
"Saya tiara, wakil direktur di perusahaan ini."
jawab tiara, meski merasa aneh dengan aqila tidak mengenali nya tetap saja
menjawab.
"Jadi kamu wakil direktur di sini. Perkenalkan nama
saya Anggi Permata Aksa, direktur perusahaan, dan cucu dari pak adrian
delagregart aksa pemilik perusahaan ini." Ucap anggi memperkenalkan
dirinya, dan sontak saja membuat tiara terkejut.
Wanita itu masih tidak mengerti kenapa aqila memperkenalkan
dirinya dengan nama anggi cucu dari Pak adrian. Apa sebenarnya yang terjadi,
kenapa semua membingungkan seperti ini.
Tiara mengerutkan kening berdiri menatap anggi dari atas
hingga bawah melihat penampilan wanita tersebut banyak berubah dari postur
tubuh dan juga penampilan, tapi wajahnya tak ada yang berubah.
Tubuh anggi yang sekarang lebih berisi dan fashion nya
berbeda dari sebelumnya. Bahkan sekarang wanita tersebut menjadi ragu jika
anggi adalah aqila.
"Hey, apa yang terjadi kenapa diam?" Tanya anggi
tak mendapat jawaban setelah perkenalan nya.
"Maaf, Bu. Saya tadi sedang mengingat sahabat saya yang
begitu mirip dengan wajah Ibu." Jujur tiara.
"Benar kah? apa sebegitu miripnya hingga kamu bengong?
dan siapa nama sahabat yang kamu kata mirip dengan saya?" Tanya anggi
penasaran entah kenapa dia ingin tau.
Dorongan dari mana wanita itu ingin tau, padahal sudah jelas
itu bukan urusan dan masalah nya.
"Ya wajahnya begitu mirip, tapi hanya beda fashion.
Lagian sahabat saya sudah lama hilang." Raut wajah tiara seketika berubah
mengingat aqila sampai sekarang tidak ada kabar.
"Hilang? maksudnya gimana? apa sahabat kamu di culik
atau?" Menggantung kan ucapannya menatap tiara.
"Di culik, kejadiannya sudah lama sekitar enam tahun
yang lalu." Jawab tiara membenarkan.
"Enam tahun yang lalu? Apa ini hanya kebetulan?"
Monolog anggi merasa aneh.
"Oh, saya turut sedih, saya berdoa semoga ada keajaiban
untuk sahabat kamu." Tulus anggi.
"Terimakasih Bu."
"Bagaimana dengan rapat? apa bisa dilakukan?"
"Ya, sekalian saya ingin memperkenalkan diri pada semua
karyawan, saya rasa mereka perlu tau karena ini pertama kali saya datang."
Setuju anggi menyampaikan pendapat nya.
"Baik kalau begitu saya permisi mengurus semua ini agar
tak ada seorang karyawan pun tak menghadiri rapat." Ujar tiara pamit undur
diri dari tempat meninggalkan ruangan.
Anggi mengangguk mempersilahkan, dan tiara pun mundur.
Dalam perjalanan kembali ke ruangan wanita tersebut tak
henti memikirkan anggi cucu dari pemilik perusahaan yang memiliki wajah mirip
dengan aqila yang sampai saat ini belum juga di temukan.
Lintasan pertanyaan begitu numpuk di benak tiara hingga tak
memperhatikan jalan di depan.
Jika saja tak mendapat teguran dari seseorang, mungkin saat
ini dia sudah menabrak.
...*****...
Sejak pertemuan kemarin dengan tiara, farel sudah seperti
orang gila yang dihantui rasa bersalah.
Setiap pergerakan jarum jam, pria itu terus merutuki
kebodohan yang di lakukan. Rasa bersalah sudah seperti layang-layang terus
terbang mengacaukan pikiran hingga tak bisa fokus dalam hal apapun. Setiap
kegiatan yang di kerjakan langsung terlintas wajah tiara.
Rasa bersalah yang di rasakan sekarang sudah seperti
kesalahan besar tak ada duanya dari apapun.
"Jika terus seperti ini aku bisa gila, semua yang ku
lakukan selalu saja terlintas wajah tiara." Frustasi farel mengacak rambut
dengan kuat.
"Apa sebaiknya aku langsung ke kantor tiara, mungkin
dengan seperti ini aku bisa sedikit tenang dan tidak kepikiran seperti orang
gila." Ucap farel beranjak bangun dari duduk nya.
Kini pria itu sudah berada di dalam mobil melajukan
perjalanan menuju kantor tempat tiara bekerja.
Melintasi perjalanan dengan rame nya kendaraan berlalu lalang,
kemacetan tidak menjadi suatu hal mengangetkan lagi buat farel seperti sekarang
ini yang terjadi.
30 menit kemudian lalu lintas kembali normal, perlahan mobil
mulai melaju menunjukkan pergerakan.
Farel menyetir dengan kecepatan sedang, pandangan nya mengarah
pada satu titik tak berpindah kemana pun.
Pikirannya di penuhi dengan satu nama yaitu tiara, wanita
yang berhasil mengisi penuh otaknya selama enam tahun dan sekarang semakin gila
hingga meluap.
Tak lama kemudian, mobil nya tiba tepat di depan kantor
Aksa. Kantor tempat tiara bekerja.
Membuka pintu mobil, dan keluar dengan gaya cool seperti
biasa gaya yang di tunjukkan membuat kaum hawa yang melihat histeris dengan
ketampanan nya.
Namun bagi pria itu hal tersebut biasa, dan tak pernah di
ambil pusing dengan kehebohan yang mereka buat karena kedatangannya.
Farel terus melaju melangkahkan kaki ke depan, hingga tiba
di depan resepsionis.
"Saya ingin bertemu Ibu tiara." Ucap farel………(Bersambung
Bab 202)

Posting Komentar untuk "Bab 201 Pernikahan Di Atas Kertas "