Bab 200 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 200
![]() |
Anggi menatap bingung ke arah security dari bawah hingga
atas yang sama sekali tak mengenalinya.
Wanita itu membuka dalam tas dan mengambil sesuatu entah apa
itu hanya dialah yang tau.
Menunjukkan sebuah kartu kecil seperti kartu Identitas pada
security, mendadak pria tersebut menunduk takut sudah melarang direktur utama
selaku cucu dari pemilik perusahaan.
Hal yang mereka lakukan karena tak tau pimpinan perusahaan
mereka siapa, dan mukanya sepertinya apa.
Kedua security yang tadi melarang Anggi pun bersuara meminta
maaf.
"Maaf, Bu. Kami mohon jangan pecat kami, kami mengaku
salah sudah bersikap sopan, tapi semua kami lakukan karena tak tau Ibu."
jujur security tersebut ketakutan tampak jelas di wajahnya memohon ampun atas
kecerobohan mereka.
"Tidak apa-apa, saya mengerti ini kali pertama saya
menunjukkan muka di perusahaan." Ucap Anggi tak mempersalahkan tindakan
kedua security tadi.
"Oh iya, apa tadi Bapak adrian selaku pemilik
perusahaan kemari?" Tanya Anggi kembali bersuara.
"Tidak Bu, sampai saat ini Pak adrian belum tiba, kami
sudah di beri perintah Ibu tiara wakil direktur untuk menyambut kedatangan
pemilik perusahaan."
"Ya sudah, sekarang saya akan ke ruangan, apa bapak
bisa membantu saya menunjukkan jalan?"
"Bisa, mari Bu silakan." Ucap orang tersebut
mempersilakan pimpinan perusahaan untuk di depan.
Security tersebut berdiri di belakang dan mulut nya memberi
arahan patokan jalan.
Anggi mengikuti semua petunjuk arahan yang keluar dari mulut
security, hingga tiba tepat di depan pintu ruang direktur.
"Terimakasih, Bapak bisa kembali bekerja." Ucap
Anggi tulus tak lupa dengan senyum manis yang di tunjukkan.
"Iya Bu, saya permisi."
Security tersebut pergi, dan Anggi segera masuk ke dalam.
Keberadaan nya sejak tadi sudah menjadi sorotan mata
pengawai perusahaan. Banyak pertanyaan yang mengganggu pikiran masing-masing
entah itu, kecantikan Anggi, kedatangan sambil menarik koper, dan lain lagi nya
masih banyak.
Cekrek...
Perempuan berparas cantik, bertubuh tinggi dan berkulit
putih dengan beribu gaya daya tarik membuat lawan jenis terpikat dalam sekejap
itu masuk setelah berhasil membuka pintu.
Derap langkah kaki memasuki ruangan terdengar jelas dari
hentakan sepatu yang di kenakan Anggi.
Wanita itu mengedarkan pandangan seluruh sudut melihat besar
dan indahnya interior ruangan. Semuanya pas dengan selera nya.
"Menarik dan cantik di pandang, selera kakek tak dapat
di ragukan lagi." Gumam kecil Anggi menyukai.
Sedangkan di tempat lain security yang mengantar anggi ingin
kembali ke tempat di cegah karyawan lain yang masih setia berdiri di tempat
menunggu seseorang dari kunci jawaban rasa penasaran mereka di benak
masing-masing.
Banyak pertanyaan yang di lempar kan mereka satu persatu
yang akhirnya menjadi tumpukan soal untuk security, hingga bingung harus
menjawab bagaimana.
Melihat diamnya tak merespon, mereka kembali mendesak, rasa
penasaran semakin besar dengan tak dapat apapun yang di inginkan.
"Pak, siapa perempuan cantik tadi? apa dia tamu penting
perusahaan? mungkin orang kepercayaan yang di minta pimpinan ke sini, atau....
"
"Jawab Pak, jangan bikin kita mati penasaran
begini."
"Iya nih, bapak diam seperti ini hanya membuat rasa
penasaran kami bertambah, bapak mau tanggung jawab?"
Seperti itulah putaran pertanyaan dari masing-masing
karyawan yang berada di tempat.
"Bagaimana mau di jawab jika Ibu dan bapak tak henti
memberi pertanyaan pada saya."
Semua langsung terdiam canggung, karena rasa penasaran tidak
sadar sudah mendesak tanpa memberi kesempatan untuk orang tersebut menjawab.
Melihat dan merasakan suasana sudah lebih tenang, orang
tersebut membuka suara menjawab masing-masing pertanyaan dari mereka.
"Perempuan yang saya antar tadi bukan orang
sembarangan, semua tebakan bapak Ibu tentang nya juga salah dan.... "
"Kalau tebakan kita salah, yang benar apa?"
"Jangan di potong dulu dong Bu ini juga mau saya
jelaskan, tapi sudah ibu potong."
"Maaf silakan bapak lanjutkan, kita tidak akan memotong
nya lagi."
Security tersebut menatap bergantian semua karyawan kepo,
yang menghalangi langkah nya kembali bekerja.
"Perempuan tadi adalah cucu dari pemilik perusahaan
Aksa Arga Group, tepatnya dia direktur utama di sini. Kedatangan nya mencari
Pak adrian apa sudah kemari atau belum, dan lebih nya silakan cari tau sendiri
atau bertanya langsung karena saya tak tau." Jelas security tersebut
panjang lebar lalu meninggal mereka.
Terkejut pasti sudah jelas, wajah mereka nampak seperti
orang bodoh antara percaya atau tidak dengan semua yang di dengar.
Kepergian orang tersebut pun tidak mereka sadari, hingga
tiara yang dari kejauhan melihat kumpulan staff rame-rame di satu tempat yang
sama menjadi penasaran menghampiri.
"Ada apa ini? kenapa pada kumpul di sini? apa terjadi
sesuatu?" Tanya tiara dengan suara tegas nya.
"Benar Bu, sedang terjadi sesuatu yang menggemparkan,
dan kami yakin ibu akan sama hal dengan kami yang terkejut." Ujar salah
satu staff dan itu adalah sekretaris tiara.
"Maksudnya bagaimana, saya akan terkejut? apa ini
sesuatu yang penting hingga kalian sebegitu yakin?" Ragu tiara mencari
kebenaran dengan menatap bergantian bawahannya.
"Sangat yakin Bu. Karena hari ini kami yang berada
disini mendapat kejutan tak terduga dengan kedatangan orang tertinggi di
perusahaan."
"Maksudnya, orang tertinggi apa? kapan? di mana? kenapa
saya tidak melihat apapun?" Tanya tiara mengedarkan pandangan tidak
melihat apapun yang di katakan mereka.
"Tadi Bu, sekarang berada di ruangan direktur."
"Apa!" Pekik tiara kaget hingga tak bisa
mengontrol suaranya.
Saking pusing nya dengan masalah yang di alami perusahaan
hari ini, wanita itu melupakan kedatangan pemilik perusahaan.
Tapi anehnya kenapa dia tak di beritahu tentang ini?
"Kenapa tidak ada yang mengabari saya soal ini? dan apa
begini penyambutan kalian pada direktur tadi?" Tanya tiara.
"Oh ya, bagaimana kalian bisa tau jika itu direktur
perusahaan? bukannya kalian tak pernah melihat orang nya?" Tanya lagi
tiara menaikan alis bingung dari mana mereka mengenali dan mengklaim jika benar
itu pimpinan mereka.
"Security." Hanya satu kata yang terucap.
"Ya sudah sekarang semua bubar kembali bekerja, saya
akan ke ruangan direktur. Oh ya satu lagi kita akan adakan rapat dadakan,
kabarin semua staff 30 menit lagi rapat di mulai." Ujar nya di angguk
mengerti mereka.
Dan tiara pun langsung bergegas pergi menuju ruang direktur,
perasaannya sedikit deg-degan.
Namun langkah tak terhenti di situ saja, dia tetap
memberanikan diri untuk masuk.
Tok... tok... tok...
Tiara mengetuk pintu.
"Masuk." Jawaban dari dalam tidak membuat nya
menunggu dan langsung segera masuk.
Cekrek....
Dan
Degh....
Degh....
Debaran jantung tiara kini berdebar dua kali lebih cepat
dari biasa. Namun hal ini bukan karena debaran cinta atau lain yang berhubungan
dengan pria.
Debaran nya terjadi karena terkejut dengan apa yang di lihat
di hadapan nya sekarang. Bagaimana wanita tersebut berada di sini? di ruang
direktur? apa dia adalah....
Tiara benar-benar tidak bisa berpikir lagi, selain menatap
intens wanita yang sangat amat dia kenal.
Namun berbeda dengan anggi yang mendapat tatapan aneh dari
tiara memicingkan mata dengan raut wajah bingung.
Wanita itu tak mengenali tiara dan itu sudah begitu nampak
jelas di wajah anggi saat ini.
"Maaf, ada apa? kenapa menatap saya seperti itu? apa
ada yang aneh di wajah saya? atau penampilan saya berantakan?" Tanya anggi
seketika membuat tiara melongo tak percaya ucapan seperti apa yang di katakan
sekarang.
Bagaimana wanita di depan nya ini berkata seolah-olah tak
mengenali nya, apa terjadi sesuatu?
Dan pandangan apa yang di berikan ini, tatapan orang asing
yang baru pertama kali bertemu.
"Apa yang terjadi dengan qila? kenapa aku merasa qila
tak mengenali ku?" Monolog tiara masih setia menatap anggi meski sudah di
beri pertanyaan tetap tak berkutik dari diam nya………(Bersambung Bab 201)
Posting Komentar untuk "Bab 200 Pernikahan Di Atas Kertas "