Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 198 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 198


Di ruang tempat berlangsung nya acara perusahaan tadi, mereka sudah menunggu hampir dua jam, pria dan wanita tersebut belum juga kembali.

Arka yang sudah penasaran ingin mendengar

penjelasan tiara menjadi tidak sabaran menunggu lagi.

"Kenapa sampai sekarang belum kembali? apa kak farel membawa nya pergi?" Tanya arka menoleh pada bian.

"Bisa jadi seperti itu, tapi aku yakin farel akan menanyai apa yang kita pikirkan sekarang." Jawab bian penuh keyakinan.

"Bagaimana kamu bisa seyakin ini, bagaimana jika tidak?" Sedikit keraguan arka dengan jawaban bian.

"Aku dan farel lahir dari rahim ibu yang sama, tumbuh besar bersama, susah senang kami lalui bersama, jadi sudah jelas jika aku sangat mengenal farel."

"Semoga yang kamu katakan benar, sekarang saya harus kembali ke perusahaan, saya duluan." Pamit arka.

Pria itu meninggal ruangan tersebut, tapi bukan untuk ke perusahaan nya, melainkan ke perusahaan aksa.

Berdiri menunggu di sana tidak akan mendapatkan apapun dari semua pertanyaannya di benak nya.

Dan jalan terbaik satu-satunya adalah mendatangi langsung.

Jika tiara wakil direktur, maka direktur utama pemilik perusahaan itu sendiri.

"Aku akan menghancurkan nya, seperti apa yang di lakukan. Karena dia anak-anak ku tumbuh tanpa figur seorang ibu, karena dia hidup tak seceria dulu, karena dia impian ku untuk hidup hingga kakek nenek bersama aqila sirna. Kau harus membalas besar ganti rugi dari setiap luka yang kau tancapkan." ucap arka menyimpan dendam mendalam yang tak bisa di obati.

Pria itu segera menelponnya seseorang.

📞:"Lakukan sesuatu untuk ku, cari tau semua tentang perusahaan aksa dan juga keluarga nya. Aku butuh hari ini juga, ingat jangan sampai ada data yang terlewat kan dari mereka satupun." Pesan arka tidak ingin ada yang terlewatkan.

📞:"Apa ada yang ingin kau lakukan pada mereka?" Tanya seseorang yang berada di seberang sana.

📞:" Hmmm, lakukan saja akan saya jelaskan nanti jika semua sudah kau kerjakan."

📞:"Oke, fine. Hari ini akan beres."

📞:"Hmmm."

Arka langsung mematikan sambungan telepon, dan memulai menyetir mobil.

...*****...

Tiara tidak sudi menatap farel, pria itu begitu menakutkan setelah apa yang di perbuat padanya.

Setiap berbicara dengan farel, tak ada sorotan mata menatap lawan bicara. Pandangan nya mengarah ke tempat lain.

"Jika, Bapak tidak ingin keluar tak masalah biar saya yang keluar." putus tiara beranjak bangun namun langsung di cegah farel saat wanita itu ingin melangkah.

"Aku tidak akan membiarkan kamu pergi sebelum menjawab pertanyaan ku, kenapa baru muncul sekarang? dan ada hubungan apa kamu dengan keluarga aksa hingga di beri jabatan tinggi seperti ini?" Tatap farel mencegah sebelum menjawab.

"Semua itu bukan urusan bapak, dan saya tidak memiliki kewajiban untuk menjelaskan apapun pada bapak, jadi mau berapa kali bapak bertanya jawaban saya akan selalu sama." Jawab tiara tanpa ragu, meski butiran bening terus berjatuhan dia tak gentar sedikit pun.

"Tiara sejak kapan kamu seperti ini, mana tiara yang aku kenal dulu lembut, perhatian, bijak, dan sopan. Bukan seperti sekarang ini sama sekali tidak aku kenali, kamu begitu keras kepala." Tutur farel mengungkapkan apa yang di lihat dari pertemuan setelah enam tahun tak berjumpa.

Tiara tersenyum kecut mendengar penuturan farel tentang kepribadian nya di masa lalu.

"Kenapa bapak mempertanyakan itu sekarang? apa sekarang bapak senang dengan perubahan saya?" Tanya tiara memberanikan diri menatap farel.

Terlihat jelas pria itu bingung dengan maksud perkataan nya.

"Maksud kamu apa? bagaimana saya bisa senang dengan perubahan kamu seperti ini membuat saya tidak mengenal lagi wanita yang saya cintai enam tahun yang lalu."

Degh....

Ungkapan farel mendadak membuat wanita tersebut terkejut, jantung nya berdebar-debar tak berirama. Entah dia harus senang mendengar semua ini atau sebaliknya.

Tiara masih terdiam bingung harus bersikap seperti apa, bibir nya sesaat menjadi kaku untuk di gerakan.

Wanita itu sendiri tidak tau apa yang terjadi dengan dirinya sekarang.

"Lepaskan tangan bapak sekarang! Bapak sudah melewati batas, apa seperti ini cara menghormati seorang perempuan?" Tiara memberanikan diri bersuara. Dia tak ingin hanya karena ungkapan cinta menjadi lemah.

"Melewati batas apa yang kamu maksud Ra? saya tidak melakukan apapun yang menguntungkan, apa saya merenggut kesucian mu barusan, hah?" Tanya farel menaikan oktaf suara nya bingung terhadap wanita di depan nya.

Plak...

Satu tamparan telak mendarat di wajah pria tampan itu yang sudah sangat banyak menggores luka di hati nya.

"Kau memang belum merenggut nya, tapi kau sudah menodai saya dengan sentuhan mu!" Lantang tiara menginjak keras kaki farel dan berlari meninggalkan ruangan tersebut.

Farel meringis kesakitan, injakan tiara begitu kuat.

Tiara tak memperdulikan orang di tabrak, dia terus berlari tak sudi berada di tempat ini.

Setiba di parkiran langsung masuk ke dalam mobil.

"Ayo jalan Pak." Perintah tiara.

Hati dan pikiran sedang hancur saat ini, hingga melupakan seseorang yang menemani nya kemari.

Sopir memperhatikan sejak kembali nya tiara dari dalam tidak berhenti menangis jadi khawatir terjadi sesuatu dengan atasannya ini.

Dia pun melihat baju wanita tersebut berantakan dan beberapa kancing baju terlepas, berpikir buruk.

Sedangkan di kamar hotel, farel merutuki dirinya betapa bodoh tidak bisa mengendalikan diri.

Bagaimana bisa dia melakukan hal menjijikkan. Kata-kata tiara kini terus berputar menganggu benak nya.

Tujuan pria itu awal hanya ingin bertanya tidak lebih seperti apa yang terjadi, tapi semua berada di luar kehendak nya.

"Maaf, Ra. Aku benar-benar menyesal, tidak seharusnya aku melakukan ini padamu." Sesal farel menjambak kuat rambut nya sendiri.

"Kau kenapa sebodoh ini farel, tiara mungkin sekarang sudah sangat membenci mu." Sambung nya lagi kini tak bisa di pungkiri bendungan air tak bisa menampung lebih banyak lagi.

Pria itu menyesal air matanya pun menjadi bukti tanda penyesalan apa yang telah di perbuat terhadap wanita yang di cintai.

"Aku tidak boleh seperti ini, aku harus minta maaf pada tiara dan menjelaskan semuanya, apapun itu akan aku lakukan asal tiara memaafkan ku." Yakin farel mengusap air matanya dan bangkit dari duduk.

Di tempat yang berbeda bian dan dewi masih setia menunggu farel.

"Yan, di mana kak farel berada? kenapa sudah dua jam lebih belum juga kembali, apa ke-dua tidak berada di sini?" Tebak dewi menatap suaminya.

"Aku tidak tau itu, tapi semoga saja tidak benar." Sahut bian.

"Tidak benar apa nya?"

"Yang kamu bilang tidak berada di luar."

"Oh."

"Iya, emang nya kamu pikirin apa hayo?" Selidik bian menatap wajah cantik dewi.

"Gak mikirin apa-apa, kamu kali Yan." Bantah dewi.

"Serius?" Bian mendekat dewi hingga wajah keduanya berdekatan tak ada jarak.

Meski sudah tiga tahun menikah menjadi pasangan suami istri, dewi masih saja malu. Bian selalu berhasil menggodanya seperti sekarang ini.

"Kamu selalu saja cantik, beruntung nya aku memiliki kamu dalam hidup ku." Bian membelai lembut wajah dewi, hingga wanita tersebut tersipu malu dan bahagia bian mencintai nya meski tak bisa memberi momongan.

"Terimakasih Yan sudah mencintai aku hingga sekarang, maaf tidak bisa memberikan mu a_"

"Sudah. Aku tidak peduli hal itu asal kamu selalu di samping ku, soal anak kita bisa pikirkan nanti." Ujar bian mengecup sekilas bibir dewi………(Bersambung  Bab 199)

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 198 Pernikahan Di Atas Kertas "