Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 197 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 197


Tender proyek di menangkan oleh perusahaan dirgantara grup.

dan semua yang berada di ruangan tersebut memberi selamat atas keberhasilan arka.

"Selamat Pak." Tulus tiara mengakui kecerdasan sahabat dari suaminya dalam berbisnis.

"Terimakasih, saya harap setelah dari sini ibu tiara ada waktu sedekar ngobrol kecil karena ada hal yang ingin saya bicarakan." Balas arka menjabat tangan yang di ulurkan tiara memberi selamat.

"Jika hal yang ingin bapak bicarakan penting saya akan ikut, tapi jika tidak mohon maaf masih ada hal yang harus saya kerjakan." Jawab tiara terdengar sombong di telinga arka.

"Ibu jangan khawatir hal yang ingin saya bicarakan penting tidak ada kaitannya dengan masa lalu ibu kakak ipar saya." Jelas arka menyinggung Farel yang di ketahui hubungan mereka begitu renggang sulit untuk di perbaiki.

Tiara terdiam, kenapa pria itu bisa tau maksud perkataan nya, jelas-jelas dia tidak menyebut apapun tadi yang mengarah pada farel.

Wanita itu menatap curiga penuh selidik pada pria di depan nya.

"Apa yang bapak maksud? jangan asal bicara jika tidak mengerti." Terlihat jelas di wajah tiara tidak suka masa lalu nya terbuka lagi.

Farel melihat arka bicara dengan tiara menjadi penasaran hal apa yang di bicarakan mereka hingga belum selesai juga.

Pria itu pun sama hal nya dengan arka yang ingin berbicara dengan tiara.

"Maaf Ar, aku pinjam tiara nya sebentar ada hal yang ingin aku bicarakan." Ucap farel tanpa banyak kata menarik tiara meninggalkan ruangan tersebut.

Tiara tidak bisa menolak, dia tidak ingin menjadi sorotan jika terjadi keributan.

Dengan terpaksa dan berat hati mengikuti langkah farel membawa nya.

"Kenapa bapak membawa saya kesini?" Tanya tiara memandang sekeliling ruangan tersebut.

"Saya tidak ada niat buruk, jadi tidak perlu khawatir dan berpikir jauh seperti apa yang ada di otak mu."

"Lalu untuk apa Bapak bawa saya kesini jika bukan untuk berbuat jahat?"

"Tidak ada tempat lain yang aman selain di sini, saya hanya tidak ingin ada yang menganggu pembicaraan kita." Jawab Farel menyakinkan wanita yang masih ragu dengan jawabannya.

"Kenapa seperti itu? apa penting hal yang ingin bapak bicarakan hingga harus di sini?"

"Menurut saya penting, tapi tidak tau dengan kamu."

Tiara terdiam bingung harus berkata apalagi, berdua di kamar hotel dengan pria membuat nya tidak bisa berpikir positif.

Seumur hidup dia tak pernah mengalami hal seperti ini berdua bersama lawan jenis nya.

Entah kenapa bulu tangan nya bergidik ngeri, padahal saat ini farel tidak melakukan apapun. Kedua masih sama-sama diam.

Tiara mengambil langkah mencoba sedikit jauh dari farel, wanita itu perlahan berjalan mundur kebelakang dan hal itu di sadari farel.

Saat kaki ingin melangkah lagi, tangan farel langsung menahan tiara dan reflek perempuan itu berontak tanpa sengaja menarik lengan farel hingga kedua terjatuh di bawah kasur.

Tubuh farel menindih tiara, kedua saling pandang, terlihat jelas dari mata keduanya saling merindukan.

Farel menatap lekat wajah wanita yang kini sudah mengisi penuh hatinya.

Wajah tiara tak ada yang berubah, dari mata hidup dan bibir yang semakin kesini lebih menggoda.

Entah setan apa hingga kedua matanya menatap bibir mungil tiara.

Tiara tersadar dan berontak minta dilepas kan. Namun farel tak mengiyakan.

"Please bapak bangun sekarang." Pinta tiara tak di indahkan farel masih setia mengunci pergerakan tiara.

"Tidak, biarkan seperti ini sampai pembicaraan kita selesai." Sahut farel menatap jelas wajah tiara.

"Bapak jangan macam-macam dengan saya, atau saya.... "

"Teriak? Silakan teriak, saya tidak peduli malah saya akan mendukung kamu untuk berteriak." Ucap farel cepat memotong perkataan tiara.

"Sebenarnya apa mau bapak? kenapa Bapak menganggu hidup saya? apa belum cukup enam tahun yang lalu, apa sekarang bapak ingin lagi? Dendam apa sebenarnya bapak dengan saya?" Tanya tiara pasrah tidak bisa berontak, semakin berontak tekanan farel akan semakin kuat.

Tenaga nya sudah terkuras banyak melawan farel, sekarang hanya keajaiban yang diharapkan tidak ada yang lain.

Farel tak tega melihat tiara seperti ini, tangisan wanita itu membuat hatinya sakit.

"Jangan menangis, saya tidak bisa melihat kamu seperti ini. saya janji tidak akan membuat kamu terluka lagi." Janji Farel mengusap air mata di wajah tiara.

"Tapi sekarang Bapak melukai saya."

"Saya tidak melukai kamu Ra, saya hanya ingin lebih dekat seperti ini dengan kamu, terserah apa yang kamu pikirkan tapi biarkan seperti ini sejenak." Ungkap farel sudah lama memendamnya perasaan rindu nya.

Dia akui dia adalah pria bodoh di muka bumi ini, tak pernah menyadari cinta gadis yang begitu besar, tulus dan setia mencintainya.

"Tapi saya tidak ingin seperti ini."

"Tidak apa-apa biar saja." Ucap farel.

Pria itu membelai lembut pipi tiara." Kamu selama di mana Ra, kenapa baru sekarang muncul dan kenapa kamu bekerja di perusahaan Aksa group?"

"Bukan urusan Bapak, dimana pun saya bekerja itu hak saya, peduli apa Bapak dengan saya? dimana saat saya membutuhkan pembelaan... eh salah maksud nya keadilan, dimana Bapak saat itu? tidak ada, Bapak malah membela perempuan itu dari pada saya, bahkan bapak tega membentak saya depan umum padahal semua orang disana tau jika saya tidak bersalah. Yang salah adalah wanita bapak, bukan saya... Da_"

Belum selesai mengeluarkan semua rasa sakit hati nya, bibir nya sudah di bungkam dengan bibir farel.

Pria itu tidak sanggup mendengar isakan dan keluh kesah tiara.

Farel menghi*ap bibir bawah tiara tanpa henti, dan wanita itu terus berontak namun tak juga di lepas kan.

Tangan nya menekan dalam tengkuk tiara, pria itu sudah tidak bisa menahan diri, dia sangat merindukan tiara.

Tiara terus berontak, dan tangan farel kini tak bisa di kendali kan menjadi liar.

Tangan farel sudah berpindah membelai sembarang bagian dalam tubuh nya.

Pria itu berhasil membuka pengait b*a milik nya, dan tiara semakin takut. Hanya tetesan bening yang menggambarkan perasaan nya saat ini, suara tak bisa keluar jika masih di bungkam.

Farel seakan buta dan hilang akal dengan apa yang di lakukan sekarang sudah membuat tiara takut.

Dua kancing baju tiara kini berhasil di buka paksa, dan panutan bibir kedua tak juga di lepas kan, bahkan pria itu tak sekali memberi jedah untuk mengisi pasokan oksigen.

Tiara tidak ingin sesuatu berharga yang di jaga di renggut begitu saja meski pria itu adalah pria yang di cintai.

Wanita itu mengigit kecil lidahnya, dan melepaskan panutan meringis kesakitan.

"Apa yang kamu lakukan Ra?" tatap farel melihat wajah wanita tersebut sangat kacau, kantong matanya menjadi bengkak dan hitam seperti mata panda.

"Saya mohon jangan lakukan, saya tidak ingin Pak, lepaskan saya." Tangisan tiara pun pecah tak bisa di tahan lagi setelah tadi di bungkam sekarang wanita itu bersuara.

"Maaf, saya tidak bermaksud seperti ini." Farel tersadar dan kaget melihat apa yang di perbuat.

Bibir tiara kini menjadi bekak seperti di gigit lebah, baju yang di kena kan sudah berantakan bahkan kancing baju wanita itu terlepas karena farel menarik terlalu kencang.

Pria itu itu bangkit dan menarik lembut tiara untuk duduk di ujung tempat tidur, dan merapi kan baju yang berantakan.

Wanita itu masih saja menangis meski tidak seperti awal.

"Ra, maaf aku memang pria brengsek, aku pria tak tau diri, tapi satu hal yang harus kamu tau aku tidak ingin merusak mu. Semua itu di luar kendali ku, aku terlalu merindukan mu hingga tidak menyadari apa yang ku perbuat." Ungkap farel tidak memahami dirinya sendiri.

"Pergi!" Hanya satu kata keluar dari bibir tiara.

"Maksud kamu apa Ra? aku tidak mungkin meninggalkan kamu seperti ini." Tolak farel tidak ingin meninggalkan tiara.

"Please, tinggal kan aku sendiri." Pinta tiara ingin menyendiri menenangkan diri.

"Tidak, sekali tidak akan tetap tidak! Aku tidak akan meninggalkan kamu Ra." Tolak farel tidak menuruti permintaan tiara………(Bersambung Bab 198)

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL 

Posting Komentar untuk "Bab 197 Pernikahan Di Atas Kertas "