Bab 187 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 187
![]() |
Tak terasa tiga bulan telah berlalu. Tak ada tanda-tanda
menunjukkan keberadaan aqila, selama tiga bulan belakangan ini bian, arka dan
daddy bolak balik luar negeri yang mereka temukan dan bawah pulang hanyalah
kekecewaan untuk keluarga.
Harapan besar selama ini sirna begitu saja. Arka pria yang
sangat mencintai aqila ibu dari anak-anak nya tak kuasa berkata-kata.
Pria itu sudah begitu hancur saat ini, dia tak ingin
bernafas menghirup udara tanpa wanita yang di cintai, tapi semua tak bisa di
akhiri, ada anak-anak yang harus di jaga dan di urus yang membutuhkan sosok
figur seorang ayah.
Pria itu tidak bisa melakukan hal bodoh yang sekilas
melintasi benak nya.
Dia sudah berjanji sebelum aqila pergi untuk selalu menjaga
baby twins apapun keadaan nya.
Meski sedikit sulit untuk menjalani hidup dan merawat baby
twins seorang diri tanpa pendamping, pria itu berusaha memberi yang terbaik,
tidak ingin mengecewakan aqila di mana pun wanita itu berada.
"Sayang, dimana pun kamu berada semoga kamu baik-baik
saja, aku yakin kamu masih hidup. Terserah apa pendapat mereka tentang kamu,
aku akan selalu menunggu mu sampai kapanpun itu." Ucap Arka berjanji penuh
keyakinan.
Memposisikan bingkai foto aqila di tempat nya, pria itu
bangkit untuk mengecek keadaan baby twins.
Arka keluar dari kamar, dalam perjalanan pria itu bertemu
Mama yang ingin ke kamarnya.
"Ka, kamu mau kemana?" Tanya Mama berhenti
melangkah memandang sang putra yang otomatis ikut berhenti mendapat pertanyaan
darinya.
"Ke kamar baby twins Ma." Jawab Arka menampilkan
senyum tipis.
Wanita yang berada di hadapan nya itu tau senyum yang di
tunjukkan arka hanya lah senyuman palsu agar tak ada yang tau kesedihan yang di
rasakan.
Hati nya sakit melihat kebohongan yang di lakukan putra nya,
meski semua itu bertujuan baik untuk mereka, tetap saja kebohongan yang di
lakukan pasti menyakitkan diri nya sendiri.
"Tidak perlu berpura-pura kuat sayang, Mama tau apa
yang kamu rasakan sekarang. Mama hanya minta kamu ikhlas dan bisa menerima
semua ini, kasihan baby twins jika kamu terus-terusan sedih." Ucap Mama.
"Mama jangan khawatir, aku akan mengurus dan menjaga
baby twins sepenuh hati ku, mereka buah hati ku bersama aqila wanita yang aku
cintai. Tak akan aku biarkan mereka sedih atau kekurangan apapun selagi aku
hidup. Dan aku tidak akan mengecewakan aqila." Lantang arka.
Mama diana tak bergeming, ucapan sang anak begitu jelas
setiap kata-kata penuh penekanan.
"Mama sedih kamu seperti ini sayang, mama berdoa suatu
saat nanti ada seseorang memberi warna di kehidupan kamu." Batin Mama
sedih.
"Ya sudah kalau seperti itu Mama akan selalu mendukung
apapun yang kamu lakukan asal itu yang terbaik." Sahut Mama.
"Terimakasih Ma. Jika tidak ada yang ingin di bicarakan
lagi arka mau ke kamar baby twins." Ucap arka segera ingin pamit melihat
kedua baby nya.
"Iya, Mama rencana nya tadi mau ke kamar kamu ajak
duduk gabung sama papa dan mama, tapi tidak jadi kamu urus saja baby twins nya,
mereka lebih membutuhkan kamu."
"Nanti arka gabung setelah selesai dari baby
twins." Kata nya melihat besar harapan sang ibu menginginkan nya untuk
bergabung.
Arka tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya, tiga bulan
belakangan ini sudah membuat mereka jarang komunikasi selain berbicara mengenai
keadaan twins dan bertanya perkembangan pencarian aqila.
Dan sekarang pria itu mau berbagi waktu, mungkin dengan cara
seperti ini dia tidak terlalu sedih dan kepikiran.
Pria itu pun sudah mengatur jadwal untuk menyibukkan diri di
kantor dan sisanya untuk mengurus baby twins, entah itu akan berhasil atau
tidak arka akan berusaha.
Awal nya pasti akan sangat sulit menjalani kehidupan,
apalagi lari dari kenyataan seperti ini. Tapi tidak ada pilihan lain, tidak
mungkin harus berdiam diri di tempat tanpa bergerak sana sini.
Cekrek...
Pintu kamar baby twins terbuka dan pria itu masuk mendekati
box bayi.
Arka menatap baby twins dengan tatapan sendu. Bayi sekecil
ini, lahir secara prematur sudah berjauhan dengan ibu kandung.
Tak bisa di bayangkan jika dia berada di posisi twins pasti
sangat menyedihkan.
"Sayang, Daddy janji akan selalu ada melindungi kalian
berdua meski nyawa taruhannya. Daddy tidak akan membiarkan kalian kekurangan
kasih sayang atau lainnya. Selagi jantung daddy masih berdetak, hidup daddy
hanya untuk kalian dan juga mommy kalian, mommy aqila." Ucap Arka janji
mengelus pipi chubby sang putri sangat gemoy.
...*****...
ππΎπ
Di tempat yang berbeda jauh dari Indonesia, wanita itu masih
berbaring lemas tak berdaya, tiga bulan berlalu tidak ada perkembangan
menunjukkan keadaan nya.
Bahkan sudah banyak dokter dari dari seluruh negara yang
ahli dalam bidang ini tetap saja tidak bisa membuat wanita itu cepat sadar.
Semua dokter yang menangani wanita tak berdaya berbaring
lemas di ranjang hanya dan selalu berkata hal yang sama.
Banyak lah berdoa, karena sekarang tidak ada pengobatan
apapun untuk kesembuhan wanita tersebut, yang perlu di lakukan berdoa memohon
keajaiban.
Pria tua itu tidak pernah putus asa, banyak cara yang di
perbuat demi kesembuhan wanita malang ini, tapi masih belum ada perkembangan.
"Kasihan kamu Nak, begitu nyaman nya kamu dengan posisi
seperti ini hingga tidak ingin bangun. Cepatlah bangun, kakek janji setelah ini
akan mengembalikan kamu kepada suami dan anak-anak mu. Apa kamu tidak kasihan
kepada bayi kembar mu mereka pasti merindukan mu." Ucap pria tua itu
menatap sendu pada wanita malang tersebut.
Pria tua itu masih belum bisa berdamai dengan masa lalunya,
tapi dia sadar dendamnya tidak ada sangkut paut nya dengan wanita ini.
Seharusnya yang menanggung semua ini adalah anak dari Bapak
adijaya bukan cucunya.
"Pertama kali melihat kamu kakek sudah jatuh hati, kamu
anak yang cantik dan kakek yakin kamu juga anak yang baik." Ucap nya lagi.
"Jika kamu sadar nanti apa kamu bisa memaafkan kakek?
Apa kamu masih ingin bertemu dengan kakek? Semua tidak mungkin, setelah apa
yang saya lakukan ini."
"Toni!" Teriak pria tua itu memanggil orang
kepercayaan nya.
"Iya Tuan." Sahut pria bernama Toni berlari
menghampiri kakek adrian.
"Diri kan kembali perusahaan yang berada di jakarta dan
segera renovasi dan rekrut pengawai baru. Tambahkan nama di tengah perusahaan
dan sementara kamu pimpin perusahaan hingga semua aman dan saya akan turun
tangan langsung memberi kejutan pada mereka." Jelas panjang lebar kakek
adrian pada toni.
"Kalau boleh tau kenapa di dirikan lagi Tuan? bukannya
sudah lama di tutup, kenapa secara mendadak seperti ini? apa Tuan punya rencana
kedepannya?" Tanya toni penasaran.
"Lakukan saja jangan banyak tanya, kau akan tau nanti,
jadi segera kerjakan jika tidak ingin di tendang dari sini." Tatap kakek
adrian tajam memberi tatapan mematikan pada bawahan yang kepo.
"Iya Tuan, maaf segera saya kerjakan sekarang."
Tunduk toni takut tidak berani menatap wajah tuan nya.
"Sana jangan diam di situ segera pergi." Usir nya
melihat pria itu masih belum meninggalkan ruangan.
"Iya Tuan ini mau pergi." Pria itu tunduk hormat
dan langsung kabur.
Kakek adrian menggeleng kepala memandang kepergian bawahan
yang begitu kepo tapi sudah dia anggap keluarga sendiri.
Lari nya sudah seperti sedang di kejar hantu sampai segitu
nya………(Bersambung Bab 188)
Posting Komentar untuk "Bab 187 Pernikahan Di Atas Kertas "