Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 185 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 185


Tiara memandang pria yang sudah berada lekat di hati nya selama empat tahun lebih ini.

"Ya Bapak benar level Bapak dan radit bagai langit dan bumi sampai kapanpun tidak akan pernah sama, lalu apa bedanya saya dan bapak? Radit masih lebih baik dari saya, dia memiliki orang tua yang lengkap, ayah nya memiliki kerjaan sedangkan saya sama sekali tidak, bapak sudah melihat langsung bukan kehidupan saya seperti apa?" Tanya tiara kecewa menatap pria di depan nya.

Wanita itu tidak ingin menetes kan air mata nya sekarang, dia harus menunjukkan dia wanita yang kuat bukan wanita lemah.

"Saya berjanji pada bapak mulai hari ini saya akan membuang perasaan saya pada Bapak, dan terimakasih banyak sudah membuka jalan pikir saya jika cinta tidak mengenal kasta dan derajat hanyalah sebuah kisah yang ada di novel bukan di dunia nyata." Senyum tiara begitu menyedihkan.

"Bapak jangan khawatir meski saya sudah sadar sekarang, saya akan tetap profesional, tidak akan mencampur adukkan masalah kerjaan dengan pribadi." Sambung tiara berjanji hal seperti itu tidak akan terjadi.

Pria itu tidak berkata apapun, dia diam beribu bahasa, bibirnya terasa mati tak bisa di gerakan.

Hati nya mendadak terasa sakit mendengar ucapan tiara entah kenapa membuat dada nya begitu sesak.

Farel pun tidak tau kenapa bisa lepas kendali, sebelumnya tidak pernah seperti ini, dan kata-kata yang di ucapkan selalu di jaga hingga tidak terlalu menyakitkan perasaan orang begitu dalam meski dia menyadari selalu menyakiti orang dengan tindakan, sikap dan ucapan, semua itu dalam keadaan sadar dan bisa terkontrol hingga tidak berlebihan seperti sekarang ini tidak bisa pria itu kontrol.

Entah kenapa dirinya begitu marah melihat kedekatan tiara dengan pria lain seperti hatinya tidak terima.

Panasnya api unggun dan pedas nya cabe masakan kini tidak sebanding dengan panas nya api cemburu di dalam hati nya.

Sepeninggalan tiara dari ruangan, pria itu mengacak kasar rambutnya, bagaimana bisa dirinya lepas kendali, mengeluarkan kata-kata yang tidak seharusnya di ucapkan pasti perkataan nya tadi sudah menyakiti perasaan tiara.

Pria itu tidak berniat mengatakan hal seperti ini, tapi entah kenapa semua mengalir begitu saja.

"Apa yang baru aku lakukan? kenapa bisa lepas kendali seperti ini, pasti tiara salah paham dengan perkataan ku ini. Dasar bodoh loh farel kenapa bisa berkata kasar seperti ini." Maki farel merutuki diri sendiri bisa berkata pedas setajam silet.

Farel benar-benar menyesal dengan apa yang di perbuat, namun apa daya nya jika semua telah terjadi nasi sudah menjadi bubur penyesalan memang selalu datang di akhir karena itu baru di kata penyesalan, jika awal berbeda namanya adalah pendaftaran.

Di tempat lain, wanita cantik yang memiliki rambut sebahu duduk di taman menenangkan diri.

Keluar dari ruangan yang sama dengan farel pria yang sudah membuat nya kecewa, dia berlari keluar perusahaan dan kebetulan kantor aqila dekat dengan taman.

Tiara meluapkan kesedihan di taman tempat dirinya duduk.

"Kenapa kamu tega seperti ini mas?"

"Kenapa?"

"Kenapa baru sekarang kamu lakukan ini? kenapa tidak dari dulu sebelum cinta ku ini tumbuh semakin besar? kenapa kamu tega patahkan cinta ku Mas?" Tangis tiara kini pecah tak bisa menahan air mata yang sudah terkumpul.

"Kamu jahat Mas, apa salah ku? jika kamu tidak bisa membuka hati kenapa tidak terus terang biar aku mundur secara perlahan."

"Mundur, melupakan bukanlah hal yang mudah untuk di lakukan. Apa tidak pernah terlintas di benak mu Mas memikirkan perasaan ku. Aku sadar kamu tidak memiliki perasaan apapun padaku, tapi setidaknya kamu bisa mengerti, kamu manusia bukan patung, kamu punya hati dan perasaan tapi kenapa bersikap seolah tidak memiliki itu." Sambung nya lagi dan lagi menangis.

Tiara menangis meluapkan semua tanpa malu, saat ini taman sepi tak ada orang mungkin karena siang hari jadi tak banyak orang keliling di tempat ini.

****

📞:"Ada apa Yan? tumben hubungi aku jangan bilang kamu mau minta tolong lagi?" Tebak dewi.

📞:......

📞:"Oke, nanti aku nginap, jaga dirimu jangan lupa makan, cepat temukan qila biar kita bisa berkumpul. Aku merindukan mu."

📞:" ......

📞:"Jaga hatimu untukku, awas kepincut perempuan di luar sana aku masukin di kulkas biar beku sekalian."

📞:".....

📞:"Baguslah, aku senang dengar nya, sekarang kamu lagi ngapain?"

📞:"......

📞:"Yah sudah kamu hati-hati ya Yan. Ingat selalu waspada musuh berkeliaran di luar sana, aku gak mau kamu kenapa-kenapa." Pesan Dewi sebelum mematikan sambungan telpon.

📞:........

📞:"Love you too Yan, Walaikumsalam."

Panggilan terputus, dewi terdiam sejenak memikirkan betapa tampan kekasihnya es balok.

Dewi merasa menjadi wanita beruntung, pria es balok itu hanya menunjukkan sikap hangat pada orang tercinta seperti dirinya dan juga keluarga. Sedangkan orang luar hanya melihat sikap dingin bian.

"Aku makin sayang sama kamu Yan, makasih sudah hadir dalam kehidupan ku." Ucap dewi menatap ponsel.

Wanita itu kembali pada kerjaan awal sebelum panggilan masuk, dia sedang mengurus proposal tender yang akan di ikuti perusahaan dan harus selesai beberapa hari kedepan karena akhir pekan ini sudah mulai.

Dewi tidak merasa kesulitan atau apapun, kerjaan seperti ini sudah biasa di kerjaan, meski jarang untuk menang tender jika menang itu ada campur tangan dari aqila, dan tiara membantu mengerjakan dokumen yang benar.

Namun sekarang wanita itu sendiri, tak ada seorang pun yang bisa dia minta tolong, aqila hilang dan tiara? ya tiara, kenapa dirinya tak kepikiran tiara. Itulah yang di pikirkan dewi menepuk jidat nya sendiri.

"Dewi loh kenapa bisa lupa tiara sih? bukan berarti qila hilang tiara juga ikut hilang?" Ucap dewi lalu bangkit keluar mencari tiara.

Wanita itu belum mengetahui jika tiara tidak berada di kantor saat ini. Tiara sedang berada di luar bersama farel.

Tiba di ruangan tiara, wanita itu tidak melihat apapun di sana, di ruangan itu kosong dan dewi keluar menanyai pada karyawan yang berlalu lalang di depan ruangan tiara.

"Bu Nina." Panggil dewi memberhentikan seorang wanita.

"Iya, Bu. Ada yang bisa saya bantu?" Sahut wanita tersebut sopan.

"Tidak, saya hanya ingin bertanya apa bu Nina lihat bu tiara? tadi saya masuk ke dalam tidak melihat keberadaan bu tiara, mungkin saja Ibu Nina lihat kemana pergi nya." Jelas dewi berdiri di depan pintu ruangan tiara.

"Oh iya Bu, tadi siang saya lihat Bu tiara keluar bersama Pak farel. Tapi saya tidak tau kemana pergi nya, mungkin mau makan siang kali Bu." Balas wanita tersebut tidak sengaja melihat kepergian farel dan tiara.

"Bu tiara keluar bersama Pak farel?" Kaget dewi begitu terkejut namun masih bisa mengontrol ekspresi nya agar tidak terlihat begitu jelas.

"Iya Bu, emang kenapa?" Penasaran wanita tersebut bingung ekspresi apa yang di tunjukkan………(Bersambung  Bab 186)

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 185 Pernikahan Di Atas Kertas "