Bab 179 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 179
![]() |
Di rumah sakit aqila masih berbaring tak berdaya, tidak ada
gerakan kecil dari tubuh nya bahkan berbaring nya ini sudah dapat di samakan
dengan mayat hidup.
Babysitter yang menggantikan posisi arka menjaga aqila
mendadak mules isi dalam perut meminta segera di keluar kan, dan wanita itu
segera beranjak pergi meninggalkan aqila menuju toilet.
Sedangkan beberapa orang yang sudah menyamar menjadi tim
medis dokter sejak tadi sudah memantau dan setelah merasa aman kedua pria yang
menutup wajah dengan masker langsung masuk.
Tidak seorang pun curiga dengan gerak gerik keduanya, karena
saat ini mereka memakai jas putih khusus pekerja rumah sakit dan juga kursi
roda.
Setelah berada di dalam ruangan tempat aqila di rawat, pria
itu menyuruh teman nya untuk mengunci wanita yang berada di dalam toilet untuk
berjaga-jaga.
"Beres." Ucap nya pada rekan kerja nya.
"Cepat pindahkan nona qila sebelum ada yang masuk ke
sini." Perintah rekan kerjanya mengangkat kantong infus.
Dan rekan kerja yang satu memindahkan aqila dari ranjang ke
kursi roda, namun sebelum itu dia memakaikan wanita tak berdaya itu dengan
jaket.
Sebelum meninggal kan ruangan kedua pria tersebut meninggal
selembar kertas dan flashdisk.
Dalam perjalanan tak ada seorang pun yang mengetahui jika
pasien saat ini tidak sadar kan diri, karena kacamata hitam yang di kenakan dan
juga masker rumah sakit, beserta jilbab menutup rambutnya.
Persiapan yang mereka lakukan ini sudah di siapkan secara
matang setelah mendengar kabar aqila tertembak dan tak sadarkan diri.
Penantian yang cukup lama satu bulan dan sekarang waktu yang
di tunggu-tunggu telah tiba.
Setelah berhasil keluar dari rumah sakit, pria itu
menghubungi seseorang.
"Lakukan tugas mu, jangan beri sedikit celah untuk
mereka menemukan jejak kita." Perintah nya langsung mematikan ponsel
sepihak.
"Jalan." Sambung nya.
****
Babysitter yang sudah mengeluarkan isi yang berontak ingin
keluar setelah merasa lega memengang handle pintu entah kenapa tidak bisa,
pintu macet atau apa lainnya wanita itu masih mencoba tanpa berpikir buruk
dengan apa yang di alami.
Namun berulang kali terus mencoba hasilnya masih tetap sama
pintu nya tidak bisa di buka sepertinya terkunci dari luar.
"Hallo, apa ada orang di luar, tolong saya terkunci di
dalam." Teriak wanita di dalam toilet menggedor kuat pintu dengan
tangannya.
Tidak ada sahutan dari luar sepertinya tidak ada orang, tapi
bagaimana pintu bisa terkunci sendiri jika bukan campur tangan dari manusia
yang melakukan ini.
Wanita itu tidak bisa melakukan apapun selain berteriak dan
berharap ada seseorang yang mendengar suaranya. Meminta tolong pada orang lain
untuk datang membantu nya tidak bisa, ponsel nya berada di tas dan ada di luar
dari keberadaan tempatnya sekarang.
Dan wanita itu masih belum mengetahui jika aqila di bawa
pergi oleh kedua pria tersebut.
Sedangkan kedua wanita tersebut sudah tiba di rumah sakit,
namun sebelum itu mereka singgah ke kantin untuk mengisi perut karena pulang
kerja belum sempat makan.
Awalnya tiara menolak tidak mood makan apapun, tapi dewi
terus memaksa hingga membuat nya tidak memiliki pilihan lain selain mengiyakan
dari pada pusing menolak tetap saja sama.
Dewi makan dengan lahap, tapi tidak dengan tiara meski
seperti itu wanita cantik rambut sebahu tidak ingin menunjukan perasaan yang di
rasakan.
Wanita itu memaksa diri untuk makan meski sedikit sulit
untuk mengunyah dan menelan tetap di lakukan, dari pada mendengar cerewetnya.
"Yuk kita ke ruangan qila." Ajak dewi setelah
membayar makanan keduanya.
"Yuk." Sahut tiara.
Kedua berjalan menuju ruang VVIP A.
Kedua pihak keluarga adijaya dan dirgantara memberi yang
terbaik untuk aqila bukan untuk kesembuhan tapi juga kenyamanan.
Cekrek
Pintu terbuka dan kedua wanita tersebut langsung masuk,
beberapa langkah menggerakkan kaki mereka mendengar suara orang minta tolong
dan suara tersebut tidak asing di telinga kedua perempuan itu.
"Wi, kamu dengar suara itu kan?" Tanya tiara
menoleh pada dewi mengangguk iya.
"Iya, sepertinya itu suara babysitter arin dari dalam
toilet." Jawab dewi menunjukan jari telunjuk ke arah toilet.
"Kalau gitu kita buruan ke sana." Sahut tiara.
Kedua wanita itu melangkah dan kini sudah berada tepat di
pintu toilet.
"Apa suster di dalam?" Tanya dewi.
"Iya Bu, saya terkunci di dalam."
"Bagaimana suster bisa terkunci?" Tanya dewi dari
balik pintu.
"Wi, di bukain dulu baru tanya kasihan suster
nya." Tegur tiara bingung dengan sahabat satunya ini bukan nya segera
membuka pintu malah banyak bertanya.
"Heheheh, lupa. Habisnya aku penasaran bagaimana suster
bisa terkunci sedangkan di sini gak ada orang." Jawab cengengesan dewi
menampilkan senyum termanis nya.
Setelah berhasil membuka pintu, wanita yang terkunci sudah
hampir 25 menit menarik nafas lega.
"Terima kasih Bu Dewi dan Bu.... " Babysitter
tersebut menggantungkan perkataan nya memandang bingung karena tidak tau nama
wanita di samping dewi.
Dewi sudah beberapa kali berkunjung di mansion dirgantara
bersama Bian kekasih nya, sedangkan untuk tiara tidak setelah hari itu
mengunjungi aqila untuk ke mall hingga sekarang tidak lagi.
"Tiara." Ucap tiara paham wanita di depannya tidak
mengenal dirinya.
"Terimakasih Bu tiara, Bu dewi." Sambung wanita
tersebut tulus.
"Sama-sama." Sahut keduanya.
"Tapi, suster bagaimana bisa terkunci di dalam?
sebenarnya apa yang terjadi? tidak mungkin dong kebetulan?" Tanya dewi.
"Saya juga tidak tau Bu, saat ingin keluar dari sini
pintu nya tidak bisa di buka." Jawab nya tidak tau apa yang terjadi.
"Sudah, karena suster sudah keluar dan baik-baik saja
semua ini di lupakan saja mungkin pintu nya mendadak macet lagian di ruangan ini
gak ada orang, qila belum sadar gak mungkin qila yang lakuin." Ujar tiara
menengahi percakapan ini.
"Benar mungkin pintu nya macet, karena sampai saat ini
Bu qila belum sadar." Ujar babysitter tersebut membenarkan perkataan
tiara.
"Iya, yah mana mungkin orang tak sadarkan diri bisa
lakuin ini." Angguk dewi.
"Hmmm, mending sekarang kita lihat qila." Ajak
tiara.
Ketiga wanita tersebut melangkah menuju tempat istirahat
aqila.
Tiba di depan ranjang tidak mendapatkan apapun, ranjang yang
di tempati aqila selama satu bulan kosong.
"Sus, qila di mana? bukannya kata suster tadi qila
belum sadar kenapa mendadak tidak ada di sini? tidak mungkin qila bisa berjalan
dengan keadaan tidak sadarkan diri?" Kaget dewi mendadak cemas memikirkan
kondisi aqila yang saat ini masih koma, sadar nya dari alam bawah sadar
hanyalah mukjizat dari sang kuasa.
"Coba suster ingat-ingat lagi, mungkin saat suster ke
toilet ada orang masuk kesini gitu, atau tidak ada hal yang mencurigakan?"
Tanya tiara pun sama kaget nya dengan dewi.
Wanita yang di beri banyak pertanyaan oleh dewi dan tiara
menjadi pusing harus menjawab apa, pasalnya dia tidak tau apapun. Dirinya
terkunci di dalam toilet, dia pun tidak melihat gerak-gerik mencurigakan yang
berakibat berakhir seperti ini sekarang.
"Tidak ada Bu, sebelum saya meninggalkan Bu qila masih
tidak sadarkan diri dan di ruangan tidak ada orang, apalagi hal yang
mencurigakan." Jawab nya jujur sama kaget bercampur takut aqila
kenapa-napa dan juga takut kena amukan arka dan lainnya, karena keteledoran nya
aqila hilang………(Bersambung Bab 180)
Posting Komentar untuk "Bab 179 Pernikahan Di Atas Kertas "