Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 176 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 176


Farel menggandeng tiara menuju parkiran, kedua nya kini sudah berada di dalam mobil.

Tidak ada pembicaraan satu sama lain, kedua orang tersebut masih menutup rapat bibir nya.

Pria itu kesal dengan kelakuan vivin hari ini sudah mempermalukan tiara dan hal tersebut membuat nya tak enak hati.

Menoleh memandang tiara terdiam sejak masuk tadi, pria itu memberanikan diri untuk membuka suara.

"Maaf." Satu kata berhasil lolos dari mulut farel.

"Maaf, untuk apa?" Tanya tiara sebab pria di samping nya itu tidak melakukan kesalahan.

"Kejadian tadi, aku tidak menyangka vivin bisa berkata seperti itu hingga menampar kamu. Aku benar-benar minta maaf." Ujar farel menatap lekat tiara.

Wanita yang duduk di samping kursi mengemudi terdiam, hatinya sedikit sakit mendengar dan dapat merasakan farel masih ada perasaan dengan perempuan yang mereka temui tadi di rumah sakit.

Namun apa dayanya selain menerima, lagian hubungan mereka hanya sekedar teman tidak lebih, hingga sekarang pria di samping masih belum mengungkap perasaannya.

Meski perasaannya sudah di ketahui farel sejak lama, pria itu masih belum memberi jawaban bahkan sikapnya seperti tidak terjadi apapun.

"Apa kamu masih ada perasaan dengan mantan kamu, Mas? jika benar aku tidak rela kamu balik sama wanita itu, aku tidak masalah jika kamu tidak menyukai ku. Aku bahkan akan mendukung wanita manapun yang kamu pilih asal buka wanita tadi." Monolog tiara.

Melihat terdiam nya tiara mendengar ucapannya tadi, pria itu berpikir tiara marah dan tidak bisa memaafkan.

Farel akui tindakan vivin tadi sudah kelewatan, tanpa berpikir panjang mengatai tiara di depan umum dan semua ucapannya juga tidak terbukti benar.

"Aku tau kamu pasti sangat marah dan sulit untuk memaafkan vivin, jika aku berada di posisi kamu aku pun sama." Ucap farel sok tau apa yang di pikirkan tiara sekarang.

"Hmmm." Hanya deheman balasan dari tiara, wanita itu terdiam dengan pikiran yang masih menjadi tanda tanya.

Mendapat jawab simpel dari tiara, pria itu menoleh pada wanita yang berada di samping nya.

Entah apa yang membuat nya terdiam pria itu tidak tau, pandangannya hanya sekilas lalu kembali fokus menyetir.

Dalam perjalanan menuju kantor hanya ada keheningan menemani kedua orang tersebut.

Beberapa menit kemudian, mobil yang di kendarai farel tiba di perusahaan.

"Terimakasih Pak, saya duluan." Pamit tiara.

Pria itu belum mengucap sepatah kata pun, tiara sudah keluar dari mobil.

"Aneh, apa kejadian tadi masih membuatnya kesal hingga seperti sekarang?" Ucap farel memandang kepergian tiara.

"Dek, cepat sadar kakak butuh bantuan mu." Sambung nya dengan wajah sendu.

****

Di Mansion Dirgantara.

Bayi twins tidak henti menangis sejak tadi, babysitter bingung harus melakukan apa pasalnya semua cara sudah di lakukan.

"Apa yang terjadi dengan kembar? kenapa terus menangis?" Tanya Mama diana ketika tiba di kamar twins.

Saat hendak menuju taman belakang, dia mendengar tangisan si kembar hingga memutuskan untuk melihat keadaan kedua cucunya.

"Saya tidak tau Bu sejak tadi si kembar tidak berhenti nangis sepertinya mereka merindukan ibunya." Jawab babysitter.

"Sepertinya begitu bi, tapi sampai sekarang Mama si kembar belum juga sadar, bahkan dokter sendiri pun tidak tau kapan sadar nya." Jelas Mama Diana sedih dengan bayi twins di kelahiran nya tidak bisa di rawat langsung aqila, ibu kandung nya.

"Sini bi, mari saya gendong arin." Mama diana memindahkan arin ke gendongan nya.

Tangisan bayi twins tak juga henti malah semakin kencang, semua posisi gendong membuat bayi nyaman di sudah di lakukan, tapi tak juga diam.

"Cup cup cup cucu oma kenapa nangis? diam sayang, oma sedih lihat kalian seperti ini." Mama diana menepuk lembut bokong arin di gendongan nya.

"Bi, tolong hubungi bapak Arka, minta segera pulang sekarang. Mungkin kembar akan diam jika salah satu orang tua nya berada di sini." Perintah mama diana.

"Baik Bu."Sahut salah satu babysitter.

Keluarga dirgantara mempekerjakan dua babysitter, yang satu untuk abi dan yang satu untuk arin.

"Bagaimana bi? apa Pak arka akan pulang?" Tanya mama diana menoleh.

"Bapak tidak bisa sekarang bu. Katanya Bu qila tidak ada yang jagain." Jawab wanita tersebut.

"Oh iya bi saya hampir lupa, ya sudah sekarang bibi ke rumah sakit tukaran tempat biar Pak arka bisa ke sini."

"Baik, Bu."

Wanita tersebut pun beranjak siap ke rumah sakit sesuai perintah Mama diana.

Kepergian babysitter tersebut, Mama diana kembali menenangkan twins namun masih nihil, bukan diam malah sebaliknya, hingga membuat nya linglung.

"Ada apa ini Ma, dari tadi Papa dengar twins nangis tidak berhenti juga?" Tanya Papa, sang suami datang sudah seperti jelangkung.

"Aduh, Papa kagetin aja deh." Ucap Mama diana menoleh."Twins dari tadi nangis udah mama diamin tetap aja gak mau, kayaknya twins rindu mommy nya."

"Sekarang apa yang harus kita lakukan, qila sampai sekarang tidak ada pergerakan kapan akan sadar." Ujar sang suami.

"Itu yang sedang mama pikirkan sejak tadi Pa, tapi sekarang arka lagi otw balik semoga dengan kehadiran daddy nya, twins dapat tenang." Ungkap nya menatap arin di dalam gendongan tidak henti menangis.

Mama diana sedih melihat kedua cucunya seperti ini, hati nya sakit mendengar tangisan twins, lahir prematur kini harus berjauhan dengan ibu kandungan.

Satu jam kemudian arka sudah berada di Mansion.

"Ma, kenapa twins bisa seperti ini? apa kerjaan babysitter hingga tidak bisa mengurus bayi, jika seperti ini tidak ada guna mempekerjakan mereka." Kesal arka dengan kinerja kedua babysitter mengurus dua bayi saja tidak bisa.

Pria itu sangat marah, perasaannya begitu gelisah tidak tenang meninggalkan aqila sendiri meski sudah ada babysitter di sana tetap saja tidak tenang.

Keadaan aqila yang tidak sadarkan diri hingga sekarang membuat pria itu tidak fokus dengan apa yang di kerjakan. Setiap melangkah ingatan nya selalu mengarah pada sang istri.

Arka pun langsung mengambil alih abi dari gendongan babysitter dan beberapa detik kemudian bayi tersebut diam.

Mama diana tersenyum ternyata twins merindukan orang tuanya. Ikatan anak dan orang tua memang tidak bisa di ragukan lagi.

Beberapa menit kemudian abi pun tertidur dan pria itu langsung beralih mengambil arin dalam gendongan mama diana. Matanya begitu lekat menatap wajah arin anaknya begitu mirip dengan aqila.

"Sayang lihatlah arin begitu mirip dengan mu, tapi abi mirip dengan ku. Cepatlah sadar agar kita bisa bersama mengurus twins. Aku sangat merindukan mu sayang, apa kamu tidak bosan terus-terusan tidur. Apa kamu tidak rindu dengan twins?" Monolog Arka menatap sendu putri cantik dari wanita yang di cintai………(Bersambung  Bab 177)

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 176 Pernikahan Di Atas Kertas "