Bab 174 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 174
![]() |
Bian menatap dingin pada dokter di depan nya. Tatapan yang
di berikan seakan mengatakan aqila tidak selamat, nyawa kau juga tidak selamat.
Dokter tersebut bergidik ngeri dan langsung mengalihkan
pandangan ke arah lain.
"Saya dan tim medis lainnya akan melakukan yang
terbaik, sisanya kita serahkan pada yang di atas." Ujar dokter menatap
takut melihat wajah ketiga pria di depannya.
Ketiga pria tersebut begitu seram, bahkan sudah menyerupai
hantu tak enak di pandang.
"Saya tidak peduli apapun itu istri dan anak saya harus
selamat." Tegas Arka tidak ingin mendengar hal lain lagi.
"Nyawa adik dan ponakan saya tidak selamat rumah sakit
ini akan saya ratakan dengan tanah." Timpal farel tanpa ampun, matanya
menatap tajam pada dokter.
"Ada apa ini? bagaimana keadaan princess? princess
baik-baik saja, kan?" Tanya Mommy ketika tiba langsung melempar
pertanyaan.
"Mommy tenang dulu. Princess baik-baik saja, sekarang
hanya perlu melakukan operasi setelah itu semua akan membaik, benar begitu, kan
dokter?" Tatap farel penuh ancaman tersirat pada kedua bola matanya.
Dokter tersebut bingung harus berkata apa, tatapan pria di
depan nya ini sudah seperti macan siap menerkam mangsanya saja.
"Maaf Pak, kemungkinan untuk sang ibunya bisa selamat
sangat kecil, tembakan peluru tersebut begitu dalam, tapi kami akan berusaha
untuk menyelamatkan pasien. Permisi kami harus segera memindahkan pasien ke
ruang operasi. Silakan Bapak ke ruang administrasi agar kami segera
bertindak." Tegas dokter sedikit was-was, tapi kerjaan menuntut nya untuk
berkata jujur sesuai yang ada tanpa memberi jawaban atau janji palsu pada
keluarga pasien.
Perkataan dokter tersebut berhasil membuat mommy sari down,
dan hampir jatuh.
"Mommy, jangan khawatir princess akan baik-baik saja,
dokter ini asal bicara tidak akan terjadi hal buruk pada princess, farel jamin
itu." Ujar nya menyakinkan sang ibu.
"Mommy tidak ingin kehilangan princess kedua
kalinya." Tangis Mommy di pelukan suaminya.
Arka tidak bisa berkata apapun, hati nya begitu sakit entah
hidup nya akan baik-baik saja setelah ini atau sebaliknya, hidup tanpa aqila
sama seperti hidup tanpa adanya arah jalan kemana akan melangkah.
Pria itu berjalan meninggalkan keluarga nya.
Tiba di ruang administrasi, ia segera menandatangani surat
persetujuan operasi istri nya dan melunasi semua biaya.
"Ya Tuhan jangan Engkau ambil istri ku, ambil nyawa ku
saja. Jika istri ku tiada untuk apa aku harus hidup, aku akan ikut bersama
nya." batin Arka tanpa permisi meneteskan air mata.
Pria akan terlihat lemah dan rapuh jika orang yang di cintai
terluka.
3 jam kemudian...
Semua anggota keluarga dirgantara dan adijaya kini berada di
depan pintu ruang operasi, masing-masing dari mereka berdoa untuk keselamatan
aqila dan bayi twins.
Mommy sari duduk bersandar di bahu sang suami, begitu pun
dengan Mama diana.
Tiara tidak henti menenangkan farel semua akan baik-baik
saja. Tangannya terus menggenggam jemari pria itu.
Dan hari semakin larut, waktu sudah menunjukkan pukul 23:00
malam, tapi hingga saat ini belum ada seorang dokter pun keluar, hal itu
membuat pihak keluarga khawatir dan berpikir negatif.
Arka terduduk rapuh di bangku depan ruang operasi, tidak ada
sepatah kata pun keluar dari bibirnya. Pria itu termenung kembali mengingat
ucapan aqila pagi tadi sebelum ke Mall.
"Makasih suami ku sayang. Ar jika nanti terjadi sesuatu
padaku, aku mohon jaga kembar baik-baik, sayangi kembar seperti kamu menyayangi
aku. Dan kamu harus tetap semangat menjalani hidup apapun terjadi. Ada tidaknya
aku di samping mu percayalah aku selalu dekat dengan mu di sini." Ujar
aqila menunjuk pada dada arka, entah kenapa mendengar perkataan aqila tidak
biasa dari sebelumnya, ia langsung menarik wanita itu masuk dalam dekapan nya.
"Apa ini maksud perkataan kamu qila? kenapa kamu tega
meninggalkan ku secepat ini? Bukannya kamu berjanji ingin membesarkan twins
sama-sama, kenapa sekarang malah ingkar?" Batin Arka menangis.
Beberapa menit kemudian terdengar suara tangisan bayi
Ooeee.... ooeee...
"Alhamdulillah, cucu kita sudah lahir dad." Ucap
mommy sedikit lega.
"Iya, Mi. Sekarang kita tunggu dokter nya keluar."
Sahut daddy.
"Jeng sekarang kita sudah menjadi nenek." Seru
Mama diana bahagia.
"Iya." Mommy sari tidak tau harus berkata apalagi,
saking bahagia hingga kehabisan kata-kata dan hanya bisa mengekspresikan lewat
wajah betapa bahagianya ia saat ini.
Mendengar tangisan bayi, membuat nya melupakan nyawa putri
nya saat ini.
Farel bangkit menghampiri arka.
"Rel, lo kenapa? apa ada sesuatu yang lo
pikirkan?" Tanya farel sejak duduk di seberang sana memperhatikan Arka
terus melamun dengan raut wajah sedih.
"Saya tidak ingin kehilangan qila kak, saya tidak bisa
merawat twins sendiri, saya butuh qila." Sedih Arka dan farel langsung
memeluk pria berstatus suami adiknya ini memberi kekuatan.
"Jangan berkata seperti itu, qila tidak akan
kemana-mana, tapi kalau boleh tau kenapa lo bisa berpikir seperti itu?"
Penasaran farel tidak biasa pria yang di anggap bodoh ini berkata seperti ini.
Arka pun mulai menceritakan perbincangan tadi pagi bersama
aqila mendadak aneh setiap ucapan yang keluar seperti pesan terakhir dan bahkan
memberi nama pada kedua bayi nya.
Mendengar cerita Arka, pria itu mengangguk paham tidak
menyangka firasat aqila begitu kuat.
Cekrek...
Arka langsung bangkit tanpa memperdulikan farel yang ingin
berkata, karena saat ini mengetahui keadaan aqila jauh lebih penting dari
apapun.
"Bagaimana keadaan istri saya dok? dia baik, kan? semua
lancar, kan? kenapa dokter diam, cepat katakan!" Bentak Arka tidak
sabaran.
"Ka, jangan seperti ini, kontrol dirimu." Tegur
Mama diana tidak suka dengan sikap anaknya.
"Aku sudah kontrol Ma, tapi lihatlah dokter nya
melebihi batas, jika keluarga pasien bertanya, ya jawab jangan diam seperti
patung." Ucap arka.
"Maafkan anak saya dok, dia memang seperti ini.
Bagaimana keadaan mantu saya sekarang?" Ucap Mama diana.
"Bagaimana dok? putri saya baik-baik saja, kan?"
Timpal mommy sari.
"Maaf." Satu kata yang keluar dari dokter
tersebut.
"Maaf untuk apa, hah! kami tidak ingin mendengar kata
maaf mu, tapi keadaan istri saya, cepat katakan!" Marah arka geram melihat
dokter tersebut bertele-tele dalam menyampaikan.
"Ibu Qila koma."
"Apa." Mommy sari kaget dan langsung ambruk tidak
terima dengan apa yang di dengar.
"Tidak, dokter tipu. Cepat katakan semua itu bohong,
kan?" Desak arka marah.
"Maaf, ini kebenaran bukan kebohongan. Dan untuk
bayinya akan segera kami pindahan ke ruang inkubator. Permisi." Ujar doker
tidak ingin berlama-lama di tengah keluarga emosian, bisa-bisa kena imbas
amukan mereka………(Bersambung Bab 175)
Posting Komentar untuk "Bab 174 Pernikahan Di Atas Kertas "