Bab 173 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 173
![]() |
Aqila terdiam mendengar penjelasan tiara benar adanya.
Keadaan nya seperti sekarang pasti akan menganggu konsentrasi mereka.
Air mata nya tak kunjung berhenti takut suami dan kakaknya
terluka, sama halnya dengan tiara.
Mata aqila terbelalak kaget melihat beberapa penjahat
tersebut mengeluarkan senjata dari balik jaket yang di kenakan.
Dan kini mengarahkan pistol pada arka.
Tidak ada seorang istri yang tega melihat nyawa suaminya
terancam di depan
mata kepala nya sendiri.
Tanpa banyak kata lagi bumil tersebut keluar dan berlari.
"Hubby awas!" Teriak Aqila dan langsung mendorong
kuat arka dengan tenaga yang di miliki.
Dor...
Dor...
"Aqila!" Teriak Arka bangkit berlari menghampiri
wanita tersebut yang sudah terjatuh.
"Qila bangun sayang, kenapa kamu melakukan ini? aku
sudah mengatakan sejak awal jangan keluar apapun terjadi meski nyawa ku
melayang, kenapa kamu keras kepala sayang. Please jangan menakuti ku, bangun
lah." Menangis arka menepuk pipi aqila.
Tiara mematung melihat betapa nekat aqila bertukar posisi
demi menyelamatkan arka suaminya.
Suara tembakan senjata mengenai aqila masih terngiang jelas
di telinga tiara.
Farel dan Bian tak bisa menghadang aqila, posisi kedua
sedikit jauh, jika berlari pun percuma.
"Ar, cepat bawa qila ke rumah sakit, kita akan nyusul
setelah mengirim para berandalan sial ini ke neraka." Terlihat jelas dari
raut wajah Bian tersimpan amarah begitu besar dengan keadaan sang adik
sekarang.
Pria itu tidak akan memaafkan mereka begitu saja setelah apa
yang mereka perbuat pada adik kesayangannya.
"Iya, Kak." Sahut arka sembari menggendong aqila
ala brydel.
Dalam perjalanan menuju rumah sakit, pria itu tak henti
berdoa dan memandang aqila dari kaca mobil atas mengemudi.
"Sayang, bertahan lah. Sebenar lagi kita akan tiba di
rumah sakit. Kamu wanita yang kuat, aku yakin kamu akan baik-baik saja."
Ucap arka.
Tiara tidak bisa berkata apapun melihat keadaan aqila
seperti ini membuat nya merasa bersalah, jika saja ia bisa mencegah semua tidak
akan seperti ini sekarang.
27 menit kemudian.
Mobil yang di kendarai arka tiba di rumah sakit.
"Dokter, suster, cepat kemari selamat istri saya."
Teriak arka dengan penampilan berantakan, menggendong aqila.
Pakaiannya kini sudah berlumuran darah yang tidak henti
keluar, membuat pria itu takut terjadi hal yang tidak di inginkan.
*****
Setelah mendapat telpon dari farel jika mereka dalam bahaya,
daddy dan mommy yang saat itu berada di mansion keluarga dirgantara kaget.
Ke empat orang tua tersebut khawatir dengan keadaan aqila,
firasat mereka mengatakan incaran para penjahat itu adalah aqila bukan lain.
"Dad, mommy takut princess kenapa-kenapa." Cemas
Mommy entah kenapa hati nya merasa gelisah.
"Mommy tenang, semua akan baik-baik saja. Bukannya
mommy dengar kata Bian tadi. Mereka tidak akan membiarkan seorang pun menyentuh
princess." Menenangkan sang istri, meski hatinya saat ini pun sama gelisah
entah kenapa dia sendiri tidak tau.
"Benar jeng sekarang kita sama-sama berdoa untuk
keselamatan anak-anak." Timpal Mama Diana pun sama khawatir.
Beberapa menit kemudian, ponsel Daddy Rama berdering,
tertera nama di layar ponsel nama penghubung.
"Siapa Dad?" Tanya Mommy pada suaminya.
"Farel." Jawab Daddy Rama.
"Cepat angkat pasti Farel ingin mengabari keadaan
mereka sekarang." Kata nya tidak sabaran menatap sang suami.
"Iya." Daddy Rama segera mengangkat panggilan
telepon.
📞:"Hallo, bagaimana
keadaan di sana? semua baik-baik kan?" Tanya Daddy tanpa basa-basi
langsung pada inti pembicaraan.
📞:.....
Daddy Rama seketika diam, wajahnya tidak terlihat seperti
awal, sedih? ya itulah yang sekarang nampak di wajahnya.
"Dad, apa yang terjadi? semua baik-baik kan?"
Tanya Mommy merasa terjadi sesuatu yang buruk hingga wajah sang suami berubah.
"Princess tertembak." Hanya dua kata yang bisa di
ucapkan nya dan itu langsung membuat sang istri shock hampir jatuh, kaki terasa
tidak memiliki tulang, tubuh terus gemetar tidak terima dengan kabar yang di
dengar.
"Tidak! Daddy bohong kan? bukannya kata daddy princess
baik, kenapa sekarang berubah, tidak lucu berbohong seperti ini dad."
Mommy sari menyangkal tidak percaya.
"Tapi ini kebenarannya mommy harus kuat. Sekarang kita
langsung ke rumah sakit." Ujar Daddy merangkul sang istri.
Sedangkan Mama diana sudah menangis di pelukan sang suami.
Aqila bukan hanya menantu kesayangan nya, tapi aqila sudah ia anggap putri
kandung sendiri.
#Skip rumah sakit.
Farel dan Bian telah berada di rumah sakit, setelah memberi
hukuman sepadan dengan apa yang mereka lakukan.
Ketiga pria tersebut tidak henti mondar-mandir di depan
ruang UGD.
Keadaan mereka terlihat sangat buruk tidak seperti biasa
dengan kesehariannya.
Tiara baru pertama kali melihat farel sosok yang ia kenal
dengan penampilan cool, dingin, tapi hangat pada orang terdekat, menangis
seperti sekarang menyadarkan nya tidak semua orang yang terlihat tegar akan
selalu tegar, kadang ketegaran itu adalah topeng untuk menyembunyikan luka
mereka pada orang-orang.
Tiara bangkit mendekati farel.
"Maaf, karena aku qila seperti ini, seandainya aku bisa
menahan qila semua tidak akan seperti ini." Ucap tiara mengaku salah pada
farel.
Pria itu menoleh memandang tiara tanpa berkata, melainkan
langsung memeluk. Tubuh nya terasa rapuh, melangkah untuk duduk di bangku
depan, kaki nya tak mampu, tetesan bening langsung berjatuhan dari pelupuk mata
"Apa qila akan baik-baik saja? aku tidak ingin
kehilangan untuk kedua kali nya?" Isakan farel terdengar pilu.
"Percayalah qila akan baik-baik saja, qila tidak akan
pergi." Jawab tiara menyakinkan farel, melihat pria yang di cintai begitu
terpukul membuat hatinya sakit.
"Tapi, bagaimana ka_"
"Jangan berpikir buruk seperti itu, kita harus
yakin." Ucap cepat tiara memotong perkataan farel.
"Iya, kamu benar aku harus yakin, qila perempuan yang
kuat tidak mungkin menyerah begitu saja." Farel membenarkan ucapan tiara.
"Iya, sekarang kamu harus tenang, kita sama-sama berdoa
yang terbaik untuk qila. Dan aku juga mau minta maaf untuk semua yang terjadi
pada qila." Lagi dan lagi tiara mengucapkan permintaan maaf karena belum
mendapat respon dari farel.
"Kamu tidak perlu minta maaf, ini bukan salah kamu.
Qila memang selalu nekat seperti ini tanpa memperdulikan keselamatan nya
sendiri, itulah yang membuat aku begitu menyayangi qila." Jelas farel
memahami situasi tiara saat itu.
"Terimakasih kamu sudah mengerti, tapi bagaimana dengan
yang lain apa mereka akan mengerti seperti kamu?" Ragu tiara.
"Hal itu tidak akan terjadi kamu jangan khawatir."
Jawab farel.
Tiara terdiam menatap pria di depannya, entah kenapa
perkataan farel sedikit membuat hatinya lega meski tidak sepenuhnya.
Beberapa menit kemudian dokter yang menangani aqila keluar dari
ruangan. Dan mereka langsung menghampiri dokter.
"Bagaimana keadaan istri saya Dok? apa istri saya
baik-baik saja? saya ingin menemuinya sekarang." Ujar arka memaksa masuk,
tapi tidak di perbolehkan dokter.
"Tolong tenang Pak, saat ini pasien tidak bisa di
temui. Jika bapak suaminya kami ingin meminta persetujuan untuk operasi Ibu
qila sekarang, kalau terlambat bayinya tidak bisa di selamat kan." Jelas
dokter.
"Baiklah saya akan menyetujui, tapi saya mohon selamat
kan, istri dan anak-anak saya."………(Bersambung Bab 174)
Posting Komentar untuk "Bab 173 Pernikahan Di Atas Kertas "