Bab 172 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 172
![]() |
Setelah pertemuan dengan pria yang waktu itu di temui di
rumah sakit, farel menjadi intens menjaga tiara.
"By kamu lihat tuh kakak jadi waspada takut di tikung,
sepertinya ucapan bapak itu berhasil membuat kakak terus kepikiran." Ucap
aqila pelan agar tidak di dengar mereka.
"Iya aku pikir juga begitu sayang, kita doakan yang
terbaik buat mereka." Kata arka.
"Kamu benar by. Aku kasihan sama mommy tiap hari ngeluh
kakak belum juga memperkenalkan calon nya, padahal usia kakak gak mudah lagi
loh sekarang."
"Kakak kamu terlalu recokin rumah tangga kita, coba
kalau enggak pasti sudah nikah."
"Gak usah sembarang deh by kamu. Mana ada seperti itu
kakak sayang sama aku makanya selalu ada di dekat kita. Buang jauh tuh pikiran
kamu mending sekarang kita cari perlengkapan kembar." Ujar aqila.
Mereka kembali fokus berbelanja, dan tanpa terasa sudah
menghabiskan 6 jam di Mall.
Aqila sudah cukup puas dengan barang belanjaannya,
sepertinya tidak ada yang kurang.
Wanita itu tidak henti menampilkan senyum bahagia akhirnya
keinginan nya terpenuhi.
"Terimakasih, Ra kamu sudah luangkan waktu menemaniku
berbelanja, hari ini aku sangat bahagia." Jujur aqila menggenggam tangan
tiara.
"Tidak perlu sungkan, aku ikhlas bahkan senang temani
kamu." Balas tiara tulus.
"Iya, aku akan lebih bahagia jika kamu menjadi kakak
ipar ku." Ucap aqila melirik sang kakak.
Tiara tertunduk malu mendengar ucapan aqila sangat mendukung
nya bersama Farel.
Entah kenapa farel tidak merasa kesal, ia merasa hal yang
berbeda bahagia sang adik menyukai tiara, bahkan lebih penting mendukung.
"Iya, secepatnya akan terkabul." Timpal Farel lalu
berjalan meninggalkan tiga orang tersebut yang masih berdiri mematung dengan
apa yang baru di dengar.
Farel yakin mereka pasti kaget dengan apa yang di dengar
barusan. Namun pria itu terus berjalan menuju parkiran tempat parkir mobil.
"Ra, kamu dengar itu, kan? berarti sebentar lagi kamu
akan jadi kakak ipar ku." Ucap aqila menatap wanita di depannya masih
mematung menatap kepergian farel.
"Ra, kamu dengar aku, kan?" Aqila menyentuh pundak
tiara dan wanita itu langsung tersadar.
"Hah, ada apa Qila?" Sadar tiara langsung menoleh.
"Kamu sebentar lagi akan jadi kakak ipar ku, dan kita
akan punya waktu bersama lebih banyak, oh iya kita bertiga karena dewi dan kak
bian akan segera melangsungkan pernikahan mereka, bagaimana kalau kalian barengan
aja, pasti akan lebih meriah, gimana by kamu setuju gak?" Semangat aqila
seperti nya tidak sabaran ingin melihat hari bahagia kedua kakaknya.
"Itu kembali pada mereka sayang, bagaimana juga mereka
yang akan jalani." Jawab arka.
"Iya kamu benar juga by. Ya sudah nanti kita bahas ini
bersama keluarga aja, ayo Ra." Ajak aqila menggandeng tangan tiara dan
suaminya ditinggalkan begitu saja.
Seperti biasa aqila selalu melupakan dirinya jika ada
sesuatu yang membuat nya semangat seperti sekarang dirinya di lupakan.
Sekarang mereka sudah berada di mobil dengan pengemudi yang
sama saat datang ke Mall.
Di tempat lain kumpulan pria sudah bersiap-siap untuk
melakukan tugas.
Masing-masing mereka menggunakan penutup wajah agar tidak di
kenali, dan tidak lupa dengan pistol sudah tertancap rapi di balik jaket yang
di gunakan.
Melihat mobil yang di tumpangi aqila melaju, mereka langsung
menancapkan gas membututi dari belakang dan akan menyerang saat situasi
memungkinkan untuk menghadang.
Arka tidak menyadari sejak mobil nya meninggalkan Mall
mereka terus di ikuti tiga mobil dari belakang.
Mobil mereka pun mulai memasuki jalan yang mulai sepi. Dan
di saat itu kumpulan penjahat langsung beraksi.
Mobil para penjahat kini lebih laju dari sebelumnya. Arka
menyadari ada mobil dari belakang berusaha menyalip mobilnya berusaha
menghindar.
"Sepertinya mereka orang jahat, tapi kenapa mereka
gencar mengejar kita? apa ini ada kaitan dengan orang yang ingin mencelakai
qila?" Tanya Arka menoleh farel sekilas.
Saat ini Arka fokus menyetir agar terhindar dari komplotan
penjahat semakin menempel pada mobil nya.
"Seperti nya mereka tidak akan menyerah sebelum
mendapatkan apa yang mereka inginkan? Ar tambah kecepatannya, saya akan
menghubungi bian mengirim pasukan." Ujar Farel di angguk paham Arka.
"By, hati-hati." Timpal aqila cemas dengan situasi
menegangkan.
Farel sudah berhasil menghubungi bian dan mengirim titik
lokasi keberadaan nya.
Melihat ada titik cela, mereka langsung mengadang.
Srekk....
Arka langsung menginjakkan rem dengan cepat karena ulah para
penjahat mendadak berada di depan mobilnya.
"Sial gercep juga mereka." Maki Arka geram melihat
tindakan penjahat hampir mencelakai mereka semua.
"Kak, By. Apa mereka mengincar ku?" Tanya aqila
cemas, ia takut jika terjadi hal yang tidak di inginkan pada bayi twins nya.
"Kamu jangan khawatir sayang, semua akan baik-baik saja
aku tidak akan membiarkan mereka menyentuh kamu seujung kuku pun." Janji
Arka menyakinkan aqila begitu takut.
"Iya, dek. Percaya kan, semua pada kakak dan Arka. Dan
satu hal yang perlu kalian ingat apapun yang terjadi jangan pernah keluar dari
mobil." Pesan farel kepada aqila dan tiara.
"Iya." Sahut kedua kompak.
Penjahat tersebut sudah mengepung dan bahkan beberapa dari
mereka memukul kaca mobil dengan kuat. Dan itu semakin membuat kedua wanita
didalam takut.
Arka dan farel tidak tega melihat wanita yang mereka sayangi
terus ketakutan, hingga memutuskan untuk turun melawan kumpulan pria lemah.
Aqila dan tiara tidak henti berdoa untuk keselamatan Arka
dan farel.
"Apa mau kalian?" Tanya Arka.
"Kematian wanita hamil yang berada di dalam."
Jawab salah satu yang di duga pemimpin mereka.
"Cuih. Jangan harap, karena saya suaminya tidak akan
membiarkan seorang pun menyentuh istri saya!" Meludahi bawah kaki para
penjahat dan tidak bisa di toleransi kan, lagi perkataan mereka.
"Kita buktikan saja apa perkataan kau masih bisa di
pegang atau tidak." Tantang pemimpin mereka semakin semangat ingin
menjatuhkan pria bermulut besar hadapan nya ini.
Dan kini terjadilah perkelahian, dan kedua wanita tersebut
melihat dari dalam jika Arka dan farel mampu melawan mereka, namun semua itu
tidak bertahan lama karena saat ini mereka berdua sedangkan para penjahat
berjumlah 12 orang.
20 menit kemudian bala bantuan datang tepat waktu saat Arka
dan farel sudah dalam keadaan tidak baik.
Aqila dan tiara hanya bisaaa menangis melihat semua dari
dalam.
Saat aqila ingin keluar, tiara melarang keras keadaan di
luar tidak aman untuk nya yang sedang hamil karena akan membahayakan nyawa
twins.
Meski bala bantuan sudah datang, dan bahkan bian pun ikut
turun tangan, aqila masih tetap sedih.
"Ra, aku tidak bisa diam seperti ini, bagaimana juga
mereka menyerang kita karena aku, jadi aku harus melakukan sesuatu untuk
membantu." Kekeh aqila tidak peduli dengan larangan tiara.
"Oke, aku tidak akan melarang mu, tapi aku hanya ingin
kamu memikirkan bagaimana jika dengan keluar nya kamu dari sini hanya akan
merepotkan mereka, apa itu tidak membebani mereka yang harus melawan musuh dan
juga harus melindungi kamu yang menjadi incaran mereka." Jelas tiara
membuka jalan pikir aqila agar berpikir jernih dengan segala sesuatu yang di
putuskan………(Bersambung Bab 173)
Posting Komentar untuk "Bab 172 Pernikahan Di Atas Kertas "