Bab 170 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 170
![]() |
Di Mall.
Aqila begitu semangat memilih perlengkapan bayi nya, dan
arka dan farel hanya mengikuti kemanapun arah pergi aqila dan tiara.
Aqila tidak pernah berhenti bersuara, setiap melihat sesuatu
yang lucu berkaitan dengan barang bayi selalu di borong, mungkin hampir semua
barang tepatnya.
"Ra, bagaimana menurut kamu ini bagus gak buat
kembar?" Aqila meminta pendapat pada sahabatnya.
"Bagus dan akan lebih sempurna jika pakaiannya di tulis
nama." Usul tiara dan setujui aqila.
"Kamu benar Ra. By sini dulu." Panggil aqila
melambaikan tangan meminta arka mendekat.
"Iya, ada apa?" Tanya arka saat tiba di depan
aqila.
"By, tadi tiara beri usul untuk pakaian kembar yang ini
di jahit dengan nama mereka dan aku setuju dengan pendapat nya. Sekarang aku
minta kamu pergi bayar yang ini lebih dulu dan segera ke butik langganan kita.
Ingat jangan balik kalau pakaian nya belum jadi." Kata aqila memberi
peringatan kuat.
"Tapi, kenapa harus sekarang? sebentar kan, masih bisa
sekalian kita bareng kesana nya. Lagian kalau aku pergi siapa yang akan jagain
kamu?" Tanya arka beralasan rasanya berat meninggalkan aqila.
"Di sini masih ada kak farel, By. Kamu gak usah
khawatir, please suami tercinta ku." Mohon aqila dengan puppy eyes yang
menjadi jurus andalan dan arka tidak tega melihat hal itu langsung menyetujui.
Arka selalu kalah telak jika aqila mengeluarkan jurus
andalan nya. Dan mau tidak mau pria itu menuruti semua permintaannya.
"Baiklah, aku pergi sekarang. Ingat jaga dirimu sampai
aku kembali." Pesan Arka lalu berjalan menuju kasir agar bisa segera ke
butik sesuai perkataan aqila.
Setelah kepergian arka, aqila kembali melanjutkan aktivitas
yang sempat tertunda.
"Dek, suami kamu kemana? kenapa asal nyelonong pergi
gitu aja?" Tanya farel mendekati aqila melihat kepergian arka.
"Arka, ke butik." Jawab aqila tanpa menoleh,
fokusnya tertuju pada topi cantik.
"Tiara menurut kamu yang ini gimana?" Tanya aqila
mengacuhkan farel di samping, menunjukkan topi yang di pilih cocok untuk bayi.
Pria itu melongo tidak percaya dengan sikap sang adik
menganggap keberadaan nya tidak ada di dekat mereka.
Begitu antusias kah, hingga dirinya di acuhkan bahkan
suaminya di usir suruh ke butik.
Farel terdiam memikirkan bagaimana jika nanti tiara seperti
aqila mengusir ke sana kemari. Oh no pria itu tidak ingin hal tersebut benar
terjadi, biarkan semua itu hanya lintasan iklan di benak tidak lebih.
Farel tidak tau apa yang akan terjadi jika benar, dia pasti
pusing dengan kelakuan aneh yang akan di perbuat tiara.
Langkah awal yang harus di perbuat sekarang menjauhkan tiara
dari sang adik semenjak hamil sikapnya berubah 180°.
"Bagus sih. Tapi lebih bagus kalau beli nya couple,
bayi kamu kembar mending beli dua, aja." Kata Tiara di angguk setuju
aqila.
Wanita itu selalu senang karena tiara selalu memiliki usul
yang bagus dan semua pas dengan selera nya.
Tiara bahkan tak pernah ragu menyampaikan pendapat nya.
"Ya sudah kalau gitu aku ambil dua, kak pegang
nih." Menyodorkan barang belanjaan pada farel.
Dan sekarang farel semakin di buat melongo dengan perlakuan
sang adik memperbudak dirinya sebagai pembantu.
Tiara senyum melihat kekesalan yang di pendam pria itu,
mungkin sekarang farel bisa menyembunyikan dari orang lain tapi dengan nya.
"Sini aku bantu bawain." Mengulur tangan membantu,
namun di tolak farel.
"Tidak perlu kamu temani qila saja."
"Ya sudah kalau butuh bantuan jangan sungkan katakan
saja." Ujar tiara.
"Iya, jika ada barang yang kamu suka di sini ambil saja
nanti akan saya bayar." Ucap farel.
"Terimakasih niat baiknya. Tapi saya rasa tidak perlu
tujuan saya kesini menemani qila berbelanja keperluan baby twins, bukan yang
lain." Jelas tiara tidak ingin di anggap perempuan matre.
"Terserah kamu saja, saya tidak akan memaksa."
Ucap farel memutuskan memilih sendiri barang yang cocok untuk tiara.
"Hmmm." Hanya deheman balasan yang diberikan
tiara.
Kemudian wanita itu pergi menyusul aqila sudah berada di
depan. Bumil tersebut bahkan tidak menyadari jika tiara dan Farel tidak berada
di samping, melainkan di belakang nya seperti para pengawal.
Sedangkan di tempat lain Arka harus menunggu seperti orang
bodoh sambil memainkan ponsel mengecek email mengisi kekosongan nya.
"Jam berapa selesai nya? saya harus segera kembali
sekarang." Ucap arka tidak betah terus berada di sini.
"Sebentar lagi Pak." Kata staff pekerjaan butik
itu.
"Sebentar sampai jam berapa? saya sudah menunggu selama
2 jam dan sekarang harus menunggu lagi, anda pikir saya tidak memiliki kerjaan,
hah!" Bentak arka marah.
"Maaf, Pak." Hanya dua kata yang bisa di ucapkan
karyawan tersebut tanpa melihat arka yang mungkin saat ini sudah seperti macan.
Bentakan nya saja sudah mampu membuat nyalinya menciut,
bagaimana yang lain? karyawan tersebut tidak bisa berpikir lagi, tubuh nya
sudah gemetar ketakutan.
"Maaf... maaf... sana cepat selesaikan. Saya kasih
waktu 5 menit tidak lebih!" Tegas arka tidak ingin mendengar alasan apapun
dari mereka.
"Baik, Pak." Sahutnya langsung pergi meninggalkan
macan tutul.
Jika terus berada di dekat macan tutul tidak memungkinkan
tubuh nya masih berada di sini dengan utuh dan selamat.
"Dek, kok suami kamu sampai sekarang belum balik,
sebenarnya ngapain di butik?" Penasaran farel belum melihat tanda-tanda
kedatangan arka sejak tadi.
"Aku juga gak tau Kak. Tunggu aja paling bentar juga
balik." Jawab aqila sibuk memilih permainan untuk bayi twins nya.
Farel bingung dengan jawaban aqila tidak ada rasa khawatir
pada arka yang belum balik setelah 2 jam pergi.
Istri langkah dan harus di acungkan jempol. Itulah yang
dipikirkan farel.
"Kak, lihat ini gimana bagus gak untuk Abi?"
Semangat aqila menunjukkan dua pilihan mobil mainan untuk putra nya yang akan
lahir dua bulan lagi.
Meski nanti belum bisa memainkan mainannya setelah lahir,
aqila sudah begitu antusias ingin membeli dari sekarang.
"Kalau kamu suka dua-dua kenapa tidak ambil semuanya?
jangan seperti orang tidak mampu deh, Dek." Kata farel.
"Bukan begitu kak." Protes aqila pusing cara
menjelaskan pada farel seperti apa.
"Kalau tidak, terus apa?"
"Udah deh, susah jelasin sama kakak gak bakal ngerti
mending tanya sama tiara aja."
Tidak terasa ketiga orang tersebut sudah menghabiskan waktu
3 jam hanya sekedar memilih pakaian dan mainan kembar, masih banyak yang belum
aqila ingin kan, lagi.
Dan farel sudah begitu lelah mengikuti arah pergerakan sang
adik tidak pernah diam kesana kemari, bahkan sekarang perutnya sudah menari
minta segera di isi.
"Dek, kita makan dulu nanti baru lanjut kasihan kembar
nya kamu ajak keliling tapi tidak di beri asupan bergizi." Ucap asal Farel
agar bumil tersebut terhasut dengan perkataan nya.
"Ya sudah kalau begitu kita makan di cafe sebelah Mall
aja, aku dengar makanan di sana enak-enak." Usul aqila.
"Terserah kamu mau di mana asal kita isi perut
dulu." Tutur farel………(Bersambung Bab 171 )

Posting Komentar untuk "Bab 170 Pernikahan Di Atas Kertas "